Proses pembetukan/kristalisasi batu permata terjadi selama kurun waktu ratusan bahkan ribuan tahun lampau, jauh sebelum adanya peradaban manusia dan kitapuntidak pernah tahu pasti kapan tepatnya kristalisasi batu permata dimulai. Oleh karena alam yang membentuknya, manusia hanya bisa mengira-ngira proses terjadinya batu permata. Pembentukan selama masa yang begitu lama akhirnya menghasilkan batu-batu permata indah dan dapat dibeda-bedakan satu sama lain berdasarkan : bentuk, warna, motif dan gambar, urat-urat alam, kekerasan dan sebagainya. Bisa saja terjadi dalam pembentukan batu permata secara tidak sengaja ikut ‘terperangkap’ binatang atau tumbuh-tumbuhan tertentu sehingga menghasilkan batu permata yang di dalamnya didapati binatang seperti: nyamuk, lalat, cacing, ular, kalajengking atau tumbuhan seperti bunga, daun, ranting, lumut dan lain sebaginya sehingga cukup menarik untuk diteliti. Di alam di mana batu-batu permata ditemukan besarnya bisa hanya sebesar butiran beras namun bisa lebih besar dari gajah bahkan mungkin lebih besar dari neneknya gajah. Kadang-kadang batu permata ketika ditemukan sudah terbentuk dengan sendirinya orang menyebutnya mustika seperti brntuk telur ayam, bentuk binatang, bentuk tumbuhan bahkan bisa jadi berbentuk batu cincin, namun kebanyakan batu-batu permata setelah ditambang atau didapat dari alam harus diolah dahulu dengan cara sederhana maupun dengan tekhnologi modern.
Batu permata ini baik yang sudah dibentuk maupun yang masih bnetuk aslinya mempunyai motif dan gambar. Motif bisa berbentuk uiran, ornament, pemandangan, gunung, wayang, dan lain sebagainya. Motif dan ukuran tertentu yang dikategorikan unik dan langka seperti gambar orang terkenal, rumah ibadah, angka keramat, atau yang lainnya dianggap mempunyai nilai dan harga tersendiri, sehingga dengan sendirinya harganya menjadi mahal. Mahalnya sebutir batu permata di Indonesia lebih ditentukan oleh motif, gambar, warna, bentuk dan tentu saja unsur-unsur gaib yang dipercaya memiliki khasiat khusus seperti kekebalan, kewibawaan, rejeki, anti santet, obat, dan kegaiban lainnya. Di Indonesia orang tidak pernah mempersoalkan berapa nilai kekerasan sebutir batu tatapi kalau lbetulan suka, berapapun harganya akan dibayar. Berikut ini adalah cara menyikapi batu permata, ketika sobat memutuskan membeli sebutir permata atau menerima sebagai hadiah dari teman, ada baiknya bila batu permata tersebut dibersihkan untuk menghindari kontaminasi setelah mengalami perjalanan panjang....
Untuk sekedar diketahui, batu permata yang berpindah-pindah
pemiliki sebelumnya. Dia mampu merekam dan menyimpan karakter emosional dari
pemilik sebelumnya. Rekaman tersebut diyakini bisa saja sebentuk energi negatif
, energi positif, penyakit, dan sifat-sifat pemilik batu permata, dapat
dikatakan bahwa batu permata disamping merekam hal-hal baik, juga merekam
hal-hal buruk.
Batu permata sebelum dipakai atau disimpan ada baiknya
dicuci, dibersihkan atau dinetralkan. Ada berbai metode membersihkan batu
permata. Diantaranya dengan menggunakan alkohol, air garam, air mengalir,
menanam kedalam tanah, merendam dengan beraneka bunga, dijemur di bawah sinar
matahari, atau dengan mantera-mantera khusus dan sebagainya. Jika sobat
memperoleh batu permata dati toko, cukup dibersihkan dengan alkohol atau dengan
air garam saja sudah cukup.
So, sebutir batu yang disimpan dipakai beberapa waktu, akan ‘merekam’
sifat-sifat baik dan buruk pemiliknya, termasuk penyakit yang diidapnya. Jika kebetulan
batu permata masih dalam keadaan ‘kotor’
ketika sampai ketangan sobat blokhosutho, maka kemungkinan sifat-sifat pemilik
lama juga akan ikit ‘berpindah’ ke badan kalian.
Sekiranya cukup sekian dulu ulasan Kang Arsyyad tentang batu
permata. Mohon maaf jika banyak kekurangan. Sampai jumpa ditulisan selanjutnya.
Matur nuwun ..wassalamu’alaikum wr wb
0 on: "Sekilas Tentang Batu Mustika"