Kerawak
adalah sebuah daerah yang berada di daerah singgahan, Tuban. disana mengalir
sumber air yang melimpah dan menghidupi sebagian besar singgahan dan daerah
sekitarnya. Namun, saya tidak akan mencakap perihal kerawak itu sendiri.
Kerawak, yang berada di areal hutan lindung ada sebuah tanjakan landai namun
sangat panjang, terhitung sekitar 1 KM menanjak arah timur. Sekedar berbagi
cerita saja.
Berawal
dari silaturrahim ke rumah teman yang berada di daerah Bangilan seminggu yang
lalu tepatnya kamis 15 maret kemarin saya dengan seorang sepupu pulang ke arah
Tuban sekitar pukul 01.00 dini hari. Area yang masuk kawasan perhutani tersebut
menurut cerita tutur sangat angker. Ini masuk akal, disamping kawasan hutan
lebat juga sangat jauh dari pemukiman.
Sebenarnya
sudah ada firasat sebelum kami pulang, bahkan, temen saya juga menyuruh kami
menginap atau setidaknya pulang ketika fajar. Namun, kami bersikeras
karena sepupu saya paginya harus kembali kerja di daerah Sidoarjo. Lagipula,
kami berdua, dan berkeyakinan kalau pun ada gangguan di tengah jalan asal tidak
begal sih tidak apa-apa, kalaupun hantu atau sebangsanya masak sih akan
memangsa manusia.
Perasaan,
sudah tidak nyaman ketika kami sudah mendekati Nglirip (sebuah air terjun di
kawasan kerawak), tidak terjadi apa-apa memang. Tapi ketika kami pas, mencapai
tanjakan di sekitar kerawak. Sepeda saya mogok. Ini tidak pernah terjadi
sebelumnya, masak sih sepeda yang terhitung masih baru mogok pikir saya. Saya
mencoba menstarter motor saya pakai dobel, hasilnya nhil. Tetep saja masuk.
Pakai manual juga hasilnya sama. Bensin pun masih cukup banyak, hampir penuh.
Saya starter berulang-ulang, tetep saja tidak mau hidup.
Tentu
saja kami sangat bingung, terbayang kami akan menuntun sepeda sebesar ini
setidaknya sampai desa seberang, Guwo Terus menanjak pula. Ditengah kebingungan
seperti itu, tiba-tiba saja muncul seorang anak lelaki, sekitar 10 tahunan.
Tiba-tiba saja anak tersebut sudah berdiri di belakang kami yang sedang bingung
menstarter motor.
“Pak
motornya macet” ?(saya pakai bahasa indonesia, tapi waktu itu dia tanya pakai jawa
ngoko) tanya si bocah tadi. Kami terkesima, untuk beberapa detik lamanya, kami
hanya diam, sambil memelototi bocah tadi yang wajahnya cukup tampan.“Betul” jawab
kami hampir serentak.
“Boleh
saya lihat?” kata bocah berpakaian hitam itu dan langsung berjalan kearah
motor saya. Ia jongkok disamping kiri motor sebantar sambil tangannya memegang
mesin motor.
“Sudah,
silahkan dicoba!” ucap si bocah yakin.
Masih
bingung dengan apa yang kami lihat, dan tanpa berkata apapun, saya langsung
menstarter motor saya. Anehnya, sekali pancal motor langsung hidup. Saking
senangnya, sampai-samapi saya lupa mengucapkan terima kasih pada bocah tadi,
saya langsung tancap gas.
Tapi,
aneh! Baru dua puluhan meter , motor saya kembali mogok. Seketika itu juga,
saya langsung menoleh kebelakang. Bocah itu sudah tidak ada. Pada saat
kebingungan seperti itu, tiba-tiba saja muncul suara aneh dari samping kanan
jalan.Sssssttt….Ssssttt seperti suara orang berdesis.
Saya
menoleh, tiba-tiba terlihat bayangan hitam yang muncul dari tanah. Semakin lama
bayangan itu semakin jelas. Sanagat menyeramkan. Matanya besar seperti akan
copot. Mulutnya lebar dengan bibir tebal dan gigi panjang kedepan. Dan yang
sangat tjelas kuku jari tangannya panjang semua.
Semakin
lama bayangan hitam itu semakin mendekat. Dan pada saat itu pula kami semakin
jelas melihat makhluk aneh itu. Mulanya terlihat datar, bentuk kepalanya
kotak..sepanjang makhluk yang saya tahu sebelumnya tidak pernah dengan visual
sengeri itu!
Kami
bermaksud mundur menjaga jarak, karena sepupu saya memegang erat jaket saya.
Kami jadi saling jatuh bertindih. Ditengah jatuh tersebutlah secara perlahan
kesadaran kami pulih, yang pada mulanya mulut kami seakan gagu dan kaki berat
melangkah, sepontan saya teringat pesan dari kakek saya ketika bertemu makhluk
halus dari bangsa jin atau gendruwo yang mencoba mencelakai kita di suruh
mengamalkan Qulhu Geni. Maha Besar Allah baru dua kali amalan tadi saya bacakan
secara keras, aneh, begitu mendengar amalan tersebut, makhluk itu perlahan
hilang bersamaan suara “kraak…kraak..kraak…” seperti suara
kain disobek, hanya suaranya lebih keras.
Sungguh,
pengalaman ini menyisakan secuil hikmah tersendiri buat saya. Lebih berusaha
lagi untuk memaknai firasat hati. Semoga pengalaman ini menjadi hikmah
setidaknya untuk diri saya sendiri, bahwasanya dalam dunia yang serba modern
ini, makhluk-makhluk gaib masih menunjukkan eksistensinya. Wallahu ‘alam
bishawab.
0 on: "Anak Kecil Misterius Di Tanjakan Kerawak"