Selamat pagi kerabat
akarasa dan terima kasih atas kunjungannya. Dari beberapa tulisan di akarasa
ini ada beberapa judul yang mengacu pada nama cukup familiar kita dengar. Iya,
Sunan Kalijaga. Untuk lebih lengkapnya kerabat akarasa bisa mencari di blog ini
tentang asal usulnya dan berbagi kisah yang lain sekaitan dengan beliau. Seperti
yang kita tahu, popularitas nama Sunan Kalijaga, melebihi sejumlah nama anggota
wali sanga lainnya. Sosoknya, melekat kuat di hati masyarakat. Ini, karena
prestasi Sunan Kalijaga dalam kiprahnya mengislamkan “Wong Jowo”. Sosok Sunan
Kalijaga ini memang berbeda dengan sejumlah anggota Wali Sanga lainnya. Jika
yang lain memulai kehidupannya secara normatif dan menempuh jalan ‘putih
lurus’, maka tidak demikian dengan Sunan Kalijaga. Sebab, dia berangkat dari
dunia hitam, sebagai ‘Maling Aguno’ (perampok budiman) terkenal dengan sebutan
Brandal Lokajaya.
Kebengalan Sunan Kalijaga dimasa muda, membuatnya harus terusir dari kehidupan mewah Kadipaten Tuban. Meski ia memulai cara pembebasan dengan jalan yang salah, namun dibalik hati Lokajaya ini sebenarnya tersimpan sebuah mutiara. Ia memang mencuri, tapi hasil kejahatannya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan diikhlaskan untuk orang-orang fakir miskin. Ia merampok, tetapi hanya terbatas orang-orang kaya yang kikir, tidak mau membayar zakat.
Seperti
diketahui, menurut Babad Tanah Jawi, Sunan kalijaga adalah putra Adipati Tuban,
Wilwatikta. Nama aslinya Raden Said. Sunan kalijaga ini seperti diketahui
bersama makamnya ada di Kadilagu Demak. Namun, yang jarang diketahui banyak
petilasan yang dipercaya masyarakat bisa mendatangkan fadhilah. Salah satunya
terdapat di Desa Surowiti, Kecamatan Panceng, Gresik.
Daya
tarik petilasan wisata yang ada di komplek petilasan Sunan Kalijaga dan
beberapa makam tua tersebut, adalah sebuah Goa Langseh, yang merupakan tempat
persembunyian Sunan Kalijaga di masa muda yang masih bernama raden Lokojoyo
atau yang dikenal Brandal Lokojoyo. Ditempat ituaah Brandal Lokojoyo di
gembleng dan di didik oleh Sunan Bonang sampai menjadi seorang penyiar agama
Islam yang sekaligus dinobatkan sebagai Sunan Kalijaga.
Namun,
yang agak kurang mengenakkan, nama Surowiti sebagai tempat pencari kekayaan
alias pesugihan ternyata lebih terkenal. Tak sulit mencari tempat ini, dari
jalur jalan Deandelss arah kota Gresik , ada papan nama penunjuk yang
mengarahkan para peziarah untuk menuju Gunung Surowiti. Di papan itu disebutkan
nama-nama makam orang yang dikeramatkan, yakni petilasan Sunan Kalijaga, Mpu
Supo, dan Raden Bagus Mataram.
Memasuki
daerah Surowiti, dari kejauhan sudah terlihat sebuah bukit yang berdiri
menjulang. Disitulah, sebuah petilasan dan dua makam yang dikeramatkan itu
berada. Sampai ditanah lapang yang agak luas, segala kendaraan harus berhenti
dan dititipkan kepada seorang penduduk yang memang bertugas disitu. Dan perjalanan
berikutnya hanya bisa dilanjutkan dengan berjalan kaki sepanjang 200-an meter
dengan jalanan yang menanjak tegak. Bagi yang tidak terbiasa akan ngos-ngosan
dan berhenti berkali-kali karena memang letaknya cukup tegak kemiringannya.
Dari
penuturan seorang warga setempat yang sempat saya temui disebuah warung kopi.
Memang benar diakui kalau di Desa Surowiti ini juga identik dengan peziarah
yang mencari pesugihan terutama tuyul. Tempat tersebut berada pada makam Raden
Bagus Mataram. Cerita yang berkembang, Raden Bagus Mataram adalah salah seorang
putra Sultan agung Mataram. Tak jelas sultan yang keberapa dan dari istri yang
mana juga.
Dari
cerita tutur, Raden Bagus Mataram suatu saat menemui Sunan Kalijaga dan
mengungkapkan niatnya ingin menjadi muridnya. Melihat hal itu, kanjeng Sunan
tidak begitu saja percaya. Karena itu di ingin mengetes kesungguhan hati Raden
bagus Mataram. Ia lalu memberikan syarat untuk meninggalkan keduniawian dengan
cara memberikan separuh harta yang dimiliki kepada fakir miskin dan separuh lagi
mengkorunkan (memendam) harta bendanya. Raden Bagus Mataram pun menyetujui
syarat itu dan melakukan seperti yang diucapkan Sunan kalijaga.
Karena
saking lamanya harta benda milik Raden Bagus Mataram itu dipendam, maka
akhirnya benda-benda tersebut menjadi milik gaib. Namun, bukan makhluk-mahkluk
gaib yang besar-besar dan meyeramkan, melainkan mahkluk-makhluk kecil meyerupai
anak-anak yang biasa disebut tuyul.
Konon,
tuyul-tuyul ini selalu bergerombolan disebuah gunungan harta benda milik Raden
Bagus Mataram yang telah di qorunkan tersebut. Seperti anak-anak kecil, mereka
bermain, bercanda, dan bersenda gurau. Namun, jika ada yang menghendaki salah
satu dari mereka ikut manusia, asal persyaratannya seuai, tuyul-tuyul penunggu
itu pun bisa dibawa pulang dan digunakan mencari kekayaan bagi pelakunya.
Namun, semua itu tidak ada yang gratis dan resikonya sngat besar.
Sungguh ironis, tempat yang sangat menyimpan sejarah menjadi obyek
yang kurang mengenakkan. Seperti yang saya tulis diatas, petilasan yang paling
menyimpan sejarah adalah Goa Langseh, goa dimana saat Brandal Lokojoyo di
wejang oleh Sunan Bonang. Saat menuruni goa ini diperlukan nyali yang kuat,
selain menurun tajam dan saat musim penghujan sangat licin, meski sudah
dipasang beberapa lampu diatap gua. Sampai pada mulut gua yang menurun tajam
tak kurang dari 5 meter yang hanya sebesar tubuh orang dewasa, kita harus
menuruni tangga yang memang sudah disediakan. Sensasi berikutnya, kita akan
menemukan sensasi gelap yang luar biasa, bahkan kita akan lebih terang saat
terpejam. Aneh, tapi itulah keunikan Goa Langseh ini.
Di
dalam gua yag paling bawah, kita akan menemukan sebuah batu tempat Sunan Kalijaga
bersandar dan mitosnya, ketika seseorang bisa merangkul dan ketemu ujung kedua
jari tangannya, mitosnya hajatnya akan terkabul. Tak cukup sampai disitu, saat
kita berada dalam gua ini sama sekali tidak gerah, lazimnya gua-gua yang lain.
Seperti ada hawa sejuk, padahal celah udara yang ada pada gua ini hanya pada
tempat masuk yang hanya sebesar tubuh orang dewasa. Barangkali inilah bagian
dari misteri Goa Langseh yang membedakan dengan gua-gua yang lain dengan
tipologi yang hampir sama…
Akhir
kata dari saya, saat kerabat akarasa berkesempatan berkunjung ke petilasan di Surowiti
ini, jangan lewatkan sensasi di Goa Langseh ini. wassalam
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus