Sugeng
rawuh kerabat akarasa. Terima kasih sekali panjenengan menyempatkan diri
mengunjungi blog sederhana ini. Dalam hidup saya berkeyakinan setiap kita pasti
pernah mengalami suatu yang bernama kehilangan.
Bagaimana perasaan kerabat akarasa? Jengkel, itu hampir mejadi jawaban
yang pertama. Meski kemudian kita baru merelakan. Untuk kehilangan sebentuk
benda tentu beragam prosesnya, ada yang jatuh dan kita tidak menyadarinya, dan
satu lagi yang menjengkelkan adalah ketika kehilangan itu prosesnya diambil
orang. Nah, pada kesempatan kali ini saya akan bagikan Pal Wali atau bahasa
sederhananya adalah ramalan wali tentang pencuri.
Kadang
dalam berkehidupan sehari-hari, meski kita telah berhati-hati dan senantiasa
waspada, bukan berati seseorang atau kita sendiri tidak bisa menjadi korban
pencurian. Sebab, saat seseorang sudah memutuskan untuk menjadi pencuri, tentu
dia telah mempersiapkan berbagai hal dan teknik yang bisa menunjang
aktifitasnya. Karena itu jangan heran kalau banyak rumah yang meskipun sudah
terkunci rapat dan rapi, tapi ternyata barang-barang yang ada di dalamnya telah
ludes di gondol maling. Konon, semua itu tak lepas dari kekuatan ilmu para maling, terutama yang suka menjalani ritual
tertentu.
Tapi
jangan khawatir meski demikian bukan berarti saat kita menjadi korban, kita
tidak bisa melacak siapa pelaku serta dimana posisinya saat kita mengalami satu
kejadian tersebut. Dalam beberapa kitab Primbon dijelaskan bahwa para tokoh
Walisongo memiliki tehnik tersendiri untuk mengatassinya. Umumnya semua juga
didasarkan pada perhitungan waktu-waktu tertentu. Yang mana dari perhitungan
itu akan bisa diketahui posisi pencuri, siapa pelakunya serta nasib
barang-barang kita yang digondolnya.
Petunjuk-petunjuk
itu antara lain dari Sunan Bonang yang menerangkan bila seseorang kehilangan
barang pada hari minggu. Maka si pencuri adalah sahabat sendiri, kulitnya agak
kemerahan, rumahnya ada disebelah utara rumah koran. selanjutnya barang-barang
curian itu akan di bawa ke arah selatan. Dan agar bisa segera ditemukan, perlu
mengadakan selamatan nasi punar dengan lauk ayam utuh.
Bila
kehilangan pada hari Senin maka si pencuri biasanya adalah orang serumah,
berdaun telinga panjang, rambutnya lemes, serta berperilaku halus. Agar barang
segera bisa ditemukan maka perlu mengadakan selamatan nasi uduk dengan lauk
ikan sungai.
Lalu
bila kehilangan pada hari Selasa, pencurinya biasanya berwajah manis, kulitnya
kemerahan, hidung pesek, rambunya sedikit pirang. Barang yang dicuri biasanya
akan disembunyikan di halaman rumah. Dan agar bisa diketemukan perlu selamatan
ketupat 40 biji dengan lauk sambal goreng.
Bila
hari Rabu biasanya pencurinya berkuli kuning, dan barang curiannya
disembunyikan dibawah pohon di barat daya rumah korban. Selamatan yang perlu
dilakukan adalah nasi golong dengan lauk pecel ayam. Sedangkan bila hari kamis,
pelakunya biasanya adalah saudara sendiri yang perilakunya cenderung baik. Agar
dapat ketemu perlu selamatan bubur merah, putih, dan hitam.
Selanjutnya
kalau kehilangan pada hari Jum’at pencurinya biasanya tinggal di timur laut
rumah korban. Pelakunya orang yang suka bepergian dan barangnya biasanya di
sembunyikan di dekat atau di dalam sumur yang telah mati. Selamatannya adalah
nasi dengan lauk daging, bisa kambing, sapi atau kerbau.
Dan
bila terjadi pada hari Sabtu maka pencurinya biasanya orang yang tinggal
serumah. Barangnya biasanya akan disembunyikan di dalam rumah di sisi utara.
Agar ditemukan perlu selamatan nasi golong dengan lauk pecel ayam jantan dan
sayur menir.
Sedangkan
bila menggunakan petunjuk Syeh Siti Jenar, bila terjadi pada hari Minggu maka
si pencuri di awali dengan huruf “K”. Dan barangnya biasanya akan di bawa ke
arah utara ke tempat yang ramai. Namun bila hari Senin, barangnya akan dibawa
ke selatan.
Lalu
bila hari Selasa nama pencuri diawalai denga huruf ‘S’, yang mana barang
curiannya akan di bawa ke selatan. Pada hari Rabu si pencuri biasanya memiliki
nama dengan huruf awal ‘R’ dan akan membawa barangnya ke timur.
Untuk
hari Kamis, pencuri biasanya berawalan huruf ‘G’ dan membawa barangnya ke utara.
Kalau jumat nama pencurinya diawali huruf ‘J’ dan barangnya di bawa ke barat.
sedangkan pada hari sabtu nama pencurinya diawali dengan huruf ‘S’ dan akan
membawa barang ke arah timur.
Petunjuk
lain diberikan Sunan Giri yang lebih mendasarkan pada hari pasaran (neptu),
dimana bila kejadiannya pada pasaran Legi, maka pencurinya berkulit putih,
tempat tinggalnya di sebelah Timur. agar bisa ketemu harus selamatan nasi
tumpeng dengan ayam putih mulus.
Bila
terjadi pada pasaran Pahing, pencurinya biasanya berkulit putih tapi kadang ada
juga yang sedikit kemerahan. Rumahnya di sebelah selatan rumah korban. dan
selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi golong denga pecel ayam dan sayur
menir.
Kalau
pada pasaran Pon, pencurinya berkulit kuning, tinggalnya di Barat. Agar segera
diketemukan prlu diadakan selamatan dengan nasi dan lauk ayam jantan yang
berbulu merah. Pada pasaran Wage pencurinya berkulit hitam. Rumahnya di sebelah
utara dan selamatan yang dilakukan adalah nasi uduk lengkap dengan daging ayam
hitam.
Dan
yang terakhir, bila terjadi pada pasaran Kliwon, maka pencurinya berkulit
kemerahan, rumahnya ditengah-tengah kampung atau desa, dan agar segera ketemu
maka selamatan yang perlu dilakukan adalah nasi punar denga lauk daging ayam
jantan blorok madu. Inti dari maksud selamatan ini barangkali, dalam selamatan
itu kan ada doa yang tujuannya agar kita diberi petunjuk. Sehingga barang milik
kita bisa kembali diketemukan. Demikian isi Primbon Betaljemul Adamakna yang
bisa saya sarikan, semua tak lain karena keterbatasan kosa kata dari saya sendiri.
Harapan dari tulisan ini tak lain hanya ‘uri-uri’ khasanah warisan leluhur dan tak lebih dari itu. Maturnuwun .
Mantaaap
BalasHapus