Akarasa – Selamat malam kadang kinasih
akarasa. Dua hari tidak posting apapun karena ada suatu hal dan bebenah blog
ini, semoga tidak mengecawakan dan harap dimaklumi karena awam akan perihal
rancang bangun template dll. Sebelum saya melanjutkan pokok bahasan seperti
pada tajuk di atas, saya haturkan salam rahayu dumateng kadang kinasih akarasa yang masih setia berkunjung
kemari.
Seperti pada tajug diatas memang
tidak sepupuler Sedulur Papat Limo Pancer, tapi dalam wawasan budaya Jawa ada
juga yang dikenal dengan Sedulur Pitu. Sedulur Pitu itu apa dan bagaimana cara
memberdayakanya. Monggo…
Sedulur 7 dalam falsafah mistik Jawa
diyakini mengiringi setiap sisi mikrokosmos setiap manusia. Sebagai bentuk
apreasiasi dan membangunkan terhadap Sedulur 7 ini yang pertama adalah dengan
upacara ruwat. Satu bentuk ritual laku pembersihan segala dosa yang pernah
dilakukan mulai kanak kanak sampai dewasa. Sedulur 7 dalam pandangan masyarakat
Jawa diyakini pernah aktif semasa manusia itu masih bayi, karena bayi itu belum
tercemar dengan dosa yang parah. Maka sedulur 7 masih ikut secara gaib ngemong
dan memberikan perlindungan.
Tetapi karena bayi itu bertumbuh dewasa
dan sudah mengenal dosa maka gaib sedulur pitu akan terthimpit oleh dosa sampai
mengalami kelemahan dan tidak aktif lagi. Maka perlu pensucian secara ruwat. Dan
yang kedua setelah diruwat harus suguh, kramas lodo merang ketan hitam dan
suguh kembang mawar , telon , melati, dengan doa spt berikut :
Niat Ingsun Sesuguh
Nggugah Sedulurku , Kakang Kawah, Adi Ari-Ari, Adi Rah, Adi Puser, Sedulurku
Marlan Marti, tangio marang ragaku, jangkungen kanti temah slamet. Kanti
panguasane Gusti Kang Murbehing Dumadi. Lalu menepuk dada sebelah kiri. Dan
dengan iman mengatakan (tangio
marang ragaku 3 x).
Tentang ruwat /penyucen adalah :
manusia harus di mandikan tujuh air sumber yang ada di wilayah Jawa, bunga
tujuh rupa, minyak tujuh bau, dan tujuh pengeling-eling yang diwedarkan oleh
pemimpin ritual, untuk ngaweruhi pada dasarnya 7 hari Tuhan menyempurnakan
ciptaannya, 7 gaib pula manusia terbentuk, bahkan 7 cakra mulia manusia
terbekali kekuatan, dan 7 sedulur gaib manusia terlindungi, 7 mantra jawa
manusia akan melihat gaib, 7 hari manusia akan menjalani waktu (senin s/d
minggu) 7 patrap manusia akan mengalami kasampurnan.
Cara Ruwatnya adalah mandi air 7 sumber
dicampur bunga 7 rupa dan setetes minyak 7 bau dengan niatan “Sun lelaku
penyucen kanggo ragaku, jiwoku lan sukmoku kersaning Gusti Kang Murbeng Dumadi”
lalu mandi jam 12 malam. Setiap air
sumber akan mempunyai rasa yang tidak sama ditubuh kita. Itulah cara sederhana
tentang ruwat.
Laku ritual ruwat diatas diyakini
secara otomatis akan datang 7 penjuru khodam tanah Jawa , salah satunya Sabdo
Palon Noyo Genggong yang berjanji akan membangkitkan manusia Jawa dengan
mendatangi spiritual-spiritual Jawa. Karena dalam mitologi Jawa sosok yang saya
sebutkan diatas termasuk yang merawat tanah dan gunung ditanah Jawa. Diyakini juga
ketika kita melakukan laku panyucen ruwat kita akan tahu tandanya
keberadaannya. Untuk sementara ini dulu, pada kesempatan yang lain dan
kesempatan yang baik akan saya sambung tulisan ini mengenai ritual panyucen
yang bisa lakukan sendiri. Semoga tulisan singkat ini menambah wawasan buat
kita sekalian, dan setidaknya untuk diri saya pribadi sebagai bentuk sumbangsih
khasanah budaya yang masih ada atau pernah ada disekitar kita. Jawa pada
khususnya. Maturnuwun.
assalammualaikum .... ijin mengamalkan ,... mas ,..!/
BalasHapusWa alaikumsalam.. monggo mas/mbak..
Hapusqobiltu ,...kang mas ,,,ijin mengamalkan ,.. !??
BalasHapusMonggo kang, semoga bermanfaat.
Hapusnuwun
Siip Boss
BalasHapus