Akarasa – Tulisan
pendek ini adalah sebagai pelengkap saja untuk tulisan yang baru saja saya
publish. Satu hal yang kita amini bersama, dalam suatu kegiatan apapun agar dapat
berjalan dengan baik, lancar dan berhasil dengan sukses maka dibutuhkan suatu
rencana atau persiapan yang matang. Begitu pula dalam mempelajari ilmu-ilmu
hikmah / ilmu keghoiban (Jawa: Ngelmu).
Seseorang
yang hendak belajar ngelmu tidak boleh tergesa-gesa, supaya tidak terjadi
kesimpang siuran (menyimpang/sesat) dan kacau balau (gila). Sejauh pengalaman
biasanya kita dianjurkan mempersiapkan kesiapan batin, dan ini adalah hal yang
sangat penting. Alangkah baiknya bagi kerabat akarasa yang kebetulan pemula
mempelajari ilmu hikmah atau keghoiban berkonsultasi terlebih dahulu dengan
orang yang telah ahli dalam ilmu gaib dan juga kepada ahli ilmu agama menurut
keyakinan masing-masing.
Dalam
mempelajari ngelmu dibutuhkan suatu persiapan supaya tahu terapan ilmu batin
tersebut. Dengan jalan, memperhatikan dan memahami maknanya. Dengan
pikiran dan batin tenang, penuh kesadaran, dan pahami apa yang sedang kita lakukan. Dalam
hal ini tentu saja sadar betul sedang mempersiapkan diri untuk mempelajari
suatu ngelmu. Persiapan yang penting juga untuk belajar ngelmu adalah tahu betul
bahwa diri kita telah benar-benar siap untuk belajar.
Kemudian berkonsentrasi
fikiran barulah menelaah fatwa-fatwa ajaran yang tersirat dari ngelmu tersebut.
Kalau tidak dapat berkonsentrasi maka akan kacau balaulah akibatnya dan
gagallah yang akan didapat. Setelah dapat berkonsentrasi, barulah memulai
dengan petunjuk yang utama terdiri dari empat perkara. Jadi jika disimpulkan
syarat keberhasilan bagi yang akan memperdalam suatu ilmu hikmah atau ngelmu
adalah sebagai berikut:
·
Sadar, bahwa kita akan
mempelajari ngelmu mistik (gaib).
·
Konsentrasikan Pikiran,jangan
tumpangsuh fikirannya.
·
Faham artian 4 perkara yaitu:
1.
Mantep, artinya mantap dengan penuh
keyakinan untuk mempelajari ilmu tersebut.
2.
Temen, artinya tekun atau
bersungguh-sungguh
3.
Gelem nglakoni, artinya mau menjalani,
walau apapun yang terjadi tetap menghayati ngelmu tersebut.
4.
Ojo gumunan, artinya jangan mudah
heran atau terpukau, terpesona, terhadap keajaiban yang ditimbulkan oleh
ngelmu.
Karena bila
rasa heran itu timbul / muncul, maka proses ngelmu itupun akan berhenti. Dampak
dari gumun (heran) itu adalah hancurnya konsentrasi. Bila terapan ilmu batiniah
itu telah dipahami benar maka sudah saatnya untuk memulai. Dengan bermodalkan
ketekunan dan sabar maka ngelmu itu akan berhasil dipelajari. Renungkan dengan
kesungguhan hati, untuk merenungi tuntunan ngelmu ini. Pada titik jenuh, maka
akan terbukalah keberadaan. Semoga tulisan singkat ini ada manfaatnya.
Maturnuwun…
HaHahaha.. Nuwun sewu bahasa panjenengan, ojo nggumunan.. Kulo kelingan pas kuli tasik alit diajak Bapak teng Monas, kulo jan nggumun bangunan kok gede duwur banget.. Alhamdulillah, mugi panjenengan lan keluarga sehat terus nggeh pak
BalasHapus