Akarasa - Berbicara moksa,
ngahiyang, mukswa, kamuksan, merupakan sebuah peristiwa perpindahan manusia
dari dimensi planet bumi/wadag ke dalam dimensi gaib, alam kelanggengan atau
keabadian. Biasa di sebut sebagai peristiwa kematian. Sama halnya dengan
peristiwa kematian, tetapi kematian untuk menunjuk raganya saja. Sedangkan
sukmanya masih akan terus hidup selamanya di alam keabadian. Kematian yang
sudah bersifat umum, tentu saja yang mati raganya saja.
Sedangkan kamuksan, moksa raga tidak mati, melainkah masuk ke
dalam dimensi keabadian. Syaratnya cukup “sederhana” asalkan raga kita bersih
atau suci dari segala macam kesalahan, terutama terhadap sesama manusia dan
seluruh makhluk, dan selama hidup di dalam dimensi wadag planet bumi kita
sangat memberikan manfaat seluas-luasnya kepada seluruh makhluk, maka akan
memenuhi syarat untuk pindah tempat ke alam keabadian melanjutkan suatu
kehidupan model baru.
Secara singkat peristiwa ini digambarkan sebagai warangka manjing curiga, atau selongsong keris masuk ke dalam pamornya. Raga yang menyatu ke dalam sukma. Agak aneh dibayangkan, tetapi panjenengan akan manggut-manggut begitu mafhum bila telah memahami rumus-rumus yang berlaku di alam gaib khususnya tentang hal ini. Sebab tak ada hal gaib yang tidak masuk akal. Jika masih belum masuk akal, ibarat dongeng, dapat dipastikan kita belum lengkap mengetahui rumus-rumus Tuhan yang ebrlaku di alam gaib, khususnya peristiwa ini. Untuk mempermudah pengertian, peristiwa moksa sebagai kebalikan dari peristiwa kelahiran. Peristiwa lahir digambarkan secara sederhana sebagai curiga manjing warangka, atau sukma yang manjing, menyatu ke dalam raga. Peristiwa ini tidaklah aneh, karena panjenengan telah memang telah memahami rumus-rumusnya.
Secara singkat peristiwa ini digambarkan sebagai warangka manjing curiga, atau selongsong keris masuk ke dalam pamornya. Raga yang menyatu ke dalam sukma. Agak aneh dibayangkan, tetapi panjenengan akan manggut-manggut begitu mafhum bila telah memahami rumus-rumus yang berlaku di alam gaib khususnya tentang hal ini. Sebab tak ada hal gaib yang tidak masuk akal. Jika masih belum masuk akal, ibarat dongeng, dapat dipastikan kita belum lengkap mengetahui rumus-rumus Tuhan yang ebrlaku di alam gaib, khususnya peristiwa ini. Untuk mempermudah pengertian, peristiwa moksa sebagai kebalikan dari peristiwa kelahiran. Peristiwa lahir digambarkan secara sederhana sebagai curiga manjing warangka, atau sukma yang manjing, menyatu ke dalam raga. Peristiwa ini tidaklah aneh, karena panjenengan telah memang telah memahami rumus-rumusnya.
Saat ini masih banyak orang yang mampu meraih kamoksan, hanya
saja peristiwa lenyapnya raga tidak terjadi manakala seseorang tersebut mati,
dan masih dilihat banyak orang. Jadi peristiwa kamoksan berlangsung manakala
raganya telah dikubur di dalam tanah agar supaya tidak menimbulkan fitnah
banyak orang yang hidup di zaman modern ini. Salah satu ciri-ciri orang yang
kemungkinan bisa meraih kamuksan, coba perhatikan raganya, biasanya walau
dokter sudah menyatakan mati, tetapi 4 jam kemudian, suhu raganya masih terasa
hangat, tubuhnya tidak mengeras, dan tidak kaku. Matur nuwun
0 on: "Fenomena Moksa di Zaman Digital"