Akarasa
– Assalamu alaikum. Selamat siang kerabat akarasa sekalian. Saya masih ingat
sekali obrolan dengan dua orang sahabat beberapa hari yang lalu. Dari obrolan
tersebut masih menyisakan beragam pertanyaan, terlebih ini berkaitan dalam
gerak hidup kita dalam melakoni jalan takdir. Iya, dalam berkehidupan kita dan
siapapun kita tidak akan lepas dari keruwetan ritme hidup. Ini sudah menjadi
keseimbangan semesta. Ada kalanya kita perlu ditampar sehingga berhenti sejenak
dan mencoba mengerti esensi dari kejadian demi kejadian, pertemuan demi
pertemuan, percakapan demi percakapan, dan hal-hal kecil lain yang sering kali
kita lupakan.
Masih
terpikir dari esensi obrolan tersebut, bagaimana toh sebenarnya doa doa kita
itu bisa diwujudkan?
Dalam
laku dan gerak kehidupan, lebih seringnya secara tidak sadar kita menyalahkan
Tuhan dan mengatakan bahwa Tuhan itu tidak adil, dan biasanya itu terjadi pada
saat kita merasa bahwa manakala Petitah Semesta tidak menggabulkan doa doa
kita.
Padahal,
kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
berusaha agar Gusti Kang Murbeng Jagad menerima doa doa kita, tidak
sedikit yang kita berusaha sekuat tenaga melawan ngantuk untuk bangun tengah
malam saat yang lain tidur nyenyak untuk melakukan shalat tahajud.
Terkadang
memang rasanya tidak adil pada saat kita berdoa dan sholat bukan hanya yang
wajib bahkan sunah juga dikerjakan tetapi tetap saja doa doa kita serasa tidak
dikabulkan, kenapa ini bisa terjadi? sedangkan kadang orang yang banyak
melakukan tindakan kriminal dan tidak menjalankan sholat bisa kaya raya?
bergelimang harta dan rasanya apa yang mereka inginkan selalu terwujud ?
sebenarnya apa yang salah dalan tata cara kita dalam berdoa atau sholat ? TIDAK
ADA YANG SALAH….
Sekarang
coba kita berandai andai jikalau Tuhan seperti kita ?
Kebetulan
saya tinggal di Jogja dan saya yakin kerabat akarasa yang kebetulan tinggal di
kota yang sama, atau setidaknya pernah mencicipi kuliner di angkringan kawasan
Mangkubumi tiba-tiba datanglah seorang Pengamen yang berdandan ala preman atau
anak PUNK yang aneh, beranting besar badan penuh tattoo dan bau badannya jauh
dari kata wangi… itu dari segi penampilan ditambah lagi atittude yang sangat
kasar, bahkan sedikit memaksa, kemudian saat dia melantukan lagu sama sekali
tidak enak didengar, dengan kata lain FALS banget… suara gitar kemana suara dia
kemana, trus apa yang kita lakukan ???
Kebanyakan,
kita dengan cepat memberikan uang pada pengamen itu dengan harapan agar dia
cepat cepat pergi dari hadapan kita?
Berbeda
jikalau pengamen yang datang adalah pengamen yang wangi bau badannya, senyum
ramah selalu menghias dibibir, dan berpenampilan rapi.
ditambah
lagi memang suaranya yang enak dan mendayu dayu pokoknya berbanding 180 drajat
dengan pengamen yang datang pertama, terus apa pula yang kita lakukan ? Kita
kan berlama lama memberikan bayaran pada pengamen tersebut karena ingin
menikmati lagu yang sedang dia bawakan….bahkan kadang kita meminta pengamen itu
untuk menyanyikan lagu yang sangat kita sukai dan setelah itu apa yang kita
lakukan ?
Jikalau
pada pengamen yang pertama kita memberikan uang 1000 rupiah karena memang dia
atau harga pasaran satu lagu segitu bahkan kurang, lain halnya dengan pengamen
yang kedua kita tentu tidak sayang dan tidak merasa keberatan memberi lebih
dikarenakan kita merasa puas atau terhibur dengan penmpilan dan suaranya.
Apakah kita sayang mengeluarkan uang 5000 -10000 untuk pengamen tersebut ?
tentu tidak………
Nah,
saya rasa hal yang sama sebenarnya juga pada Gusti Allah, jikalau yang datang
dan meminta adalah orang jahat, yang hidupnya bergelimang dosa maka DIA
langsung memberikan apa yang orang itu minta, akan tetapi pada saat seorang
ahli agama dan orang orang saleh yang berdoa maka DIA akan meminta pada para
Malaikat untuk menunda pemberian yang diminta sebab Gusti Allah masih suka
mendengar doa doanya dan yang kadang disertai dengan ratapan dan derai
airmata…. Akan tetapi yakinlah Bahwa Gusti Allah akan mengganjar lebih dari
yang kita minta… maka tunggulah waktu itu dan pada saat dikabulkan ucapkanlah
ALHAMDULILLAH….
Demikian
sedikit renungan agar bisa memperkuat iman dan meneguhkan hati kita disaat kita
sedang terpuruk. Akhir kata sekian dulu dan semoga ada manfaatnya. Wassalam.
Maturnuwun..
0 on: "Andai Tuhan Itu Seperti Kita!"