Akarasa - Assalamu alaikum kerabat akarasa. Seperti
yang pernah saya janjikan sebelumnya, yakni memaknakan petuah-petuah lehuhur
tentang ajaran budi pekerti. Pada kesempatan kali ini saya akan mengulas petuah
sepeti pada tajug di atas. Kaprayitan batin. ‘Prayitna ‘ artinya berhati-hati
atau penuh pertimbangan. Kaprayitnan batin adalah suatu kemampuan batin untuk
mempertimbangkan segala sesuatunya secara batiniah sebelum bertindak. Nah,
mempertimbangkan secara batiniah ini yang akan kita kaji sedikit lebih mendalam.
Pertimbangan juga dapat dilakukan
secara rasional, namanya perhitungan. Kalau orang berhitung, maka yang dihitung
adalah untung rugi bagi dirinya sendiri. Kalau ada niat mau mengemukakan
kebenaran, maka orang berhitung apa untungnya dan apa risikonya. Kalau
risikonya lebih besar, maka kebenaran akan tersimpan saja.
Kaprayitnan batin merupakan kemampuan
manusia untuk mempertimbangkan tindakanberdasarkan moralitas. Orang harus mampu
mempertimbangkan apa yang akan dia lakukan atau yang tidak dia lakukan itu
dapat dibenarkan secara moral.
Kaprayitnan juga mengandung arti
kecerdasan dan kearifan. Artinya dalam bertindak kita perlu cerdas dan arif,
tidak asal saja. Kalau pertimbangan moral, kecerdasan dan kearifan disatukan,
maka hasilnya adalah keprayitnan batin.
Contoh sederhanaya misalkan kerabat
akarasa yang kebetulan bekerja pada satu lembaga, panjenengan mengetahui atasan
penjenengan korupsi dan panjenengan memiliki bukti-buktinya. Panjenengan merasa
bahwa perbuatan korupsi ini harus dibuka karena kalau tidak dibuka maka
penjenegan salah secara moral. Apa yang akan penjenengan lakukan?
Kerabat akarasa dapat langsung
mengundang media dan mengemukakan bukti-bukti tentang kecurangan atasan
panjenengan. Akibatnya atasan panjenengan ditangkap, diadili dan masuk penjara.
panjenengan sendiri dipuji-puji sebagai pahlawan. penjenengan menjadi public
figure. Sebagai orang yang populer,
penjenengan mendapat kemanfaatan finansial atau materi atau mungkin juga
kedudukan.
Tetapi setelah semuanya surut, saya yakin
kita merasa tidak bahagia, merasa ada sesuatu yang mengganjal dalam diri kita.
Mengapa? Batin kita mengatakan bahwa kita mendapatkan“keuntungan” dari
“kesusahan” orang lain, meskipun orang lain itu secara hukum dan moral adalah
salah. Suara batin inilah yang membuat kita tidak bahagia.
Meskipun tindakansemacam itu dapat
dibenarkan secara moral, tetapi dalam bertindak kita sekalian juga harus cerdas
dan arif. Arif dalam bahasa Jawa disebut wicaksana sedang cerdas disebut
waskitha. Dengan demikian dalam arti yang paling sederhana dapat dikatakan
kaprayitnan batin merupakan kombinasi antara kawastkithan(kecerdasan) dan
kawicaksanan (kearifan).
Kembali ilustrasi saya diatas, atasan panjenegan yang korupsi. Apakah dengan
demikian panjenengan tidak perlu membuka tabir kecurangan atasan tersebut?
Kalau panjenengan membiarkan kecurangan maka panjenengan juga tidak bahagia
karena merasa salah secara moral.
Akibatnya penjenengan juga akan tidak bahagia.
Dalam iliustrasi ini ajaran kaprayitnan
batin merumuskan agar kita tidak mendapatkan keuntungan apapun dari kesusahan
orang, meskipun orang itu salah. Kita tidak perlu merasa bangga, menjadi
populer dan mendapat pujian serta keuntungan material dari apa yang telah
lakukan berdasar pertimbangan moralitas.
Ajaran tentang penerapan kaprayitnan
batin adalah untuk memelihara batin kita dan mencegah kerusakan batin kita
sendiri. Jangan kerena kita berbuat baik dengan akibat kerusakan batin.
Dalam Islam ada ajaran amal makruf nahi
mungkar dan akhlakul kharimah. Yang
pertama mengajarkan agar kita berbuat baik dan memberantas perbuatan mungkar
atau jahat. Yang kedua mengajarkan agar manusia menempatkan moral atau akhlak
sebagai panglima. Kalau kedua ajaran tersebut di satukan maka dapat diartikan
bahwa dalam memberantas perbuatan mungkar kita perlu tetap mengedepankan
akhlak. Itulah makna kaprayitnan batin.
Hukum yang dibuat manusia adalah sistem
untuk mengatur kehidupan bermasyarakat agar adil. Jadi hukum itu adalah
keadilan, tidak sewenang-wenang. Hukum tidak berpihak kecuali pada kebenaran
dan keadilan. Itulah ajaran kaprayitnan batin dalam hukum. Sekian dulu sedikit
ulasan yang bisa saya bahasakan sesederhana mungkin dan semoga ada manfaatnya
untuk kita sekalian. Wassalam.
Maturnuwun…
Tlatah Mataram , 261015
0 on: "Laku Kaprayitnan Batin"