Akarasa – Assalamu’alaikum, para
kadang kinasih. Pada kesempatan yang malam ini saya ingin mengajak penjenengan
sekalian untuk sedikit serius. Sebelumnya harap dimaklumi jika ada salah
penafsiran dan banyak kekurangan yang akan saya sampaikan, semua tak lebih
karena kekurangtahuan saya dan saya sangat berharap koreksi dan penambahan dari
panjenengan sekalian. Banyak orang yang bertanya, (termasuk penulis sendiri)
mengapa dalam mempelajari Agama mesti harus mengenal Rasa ? Memang kalau hanya
sampai pada tingkat Syariat, bab rasa tidak pernah dibicarakan atau disinggung.
Tetapi pada tingkat Tarekat keatas bab rasa ini mulai disinggung. Karena bila
belajar ilmu Agama itu berarti mulai mengenal siapa Sang Percipta itu sendiri.
Kaena Gusti Allah Maha Ghoib maka
dalam mengenal hal Ghoib kita wajib mengaji rasa.
Jadi jelas berbeda dengan tingkat
syariat yang memang mengaji telinga dan mulut saja. Dan mereka hanya yakin akan
hasil kerja panca inderanya.Bukan Batin!
Bab rasa dapat dibagi dalam beberapa
golongan, Yaitu : RASA TUNGGAL, SEJATINYA RASA, RASA SEJATI, RASA TUNGGAL JATI.
Mengaji Rasa sangat diperlukan dalam
mengenal Ghoib. Karena hanya dengan mengaji rasa yang dimiliki oleh batin
itulah maka kita akan mengenal dalam arti yang sebenarnya, apa itu Ghoib.
- RASA TUNGGAL
Yang empunya Rasa Tunggal ini ialah
jasad/jasmani. Yaitu rasa lelah, lemah dan capai. Kalau Rasa lapar dan haus itu
bukan milik jasmani melainkan milik nafsu.
Mengapa jasmani memiliki rasa Tunggal
ini. Karena sesungguhnya dalam jasmani/jasad ada penguasanya/penunggunya. Kita
tentu mengenal nama Qodham atau ALIF LAM ALIF. Itulah sebabnya maka didalam AL
Qur’an, Gusti Allah memerintahkan agar kita mau merawat jasad/jasmani. Kalau
perlu, kita harus menanyakan kepada orang yang ahli/mengerti. Selain merawatnya
agar tidak terkena penyakit jasmani, kita pun harus merawatnya agar tidak
menjadi korban karena ulah hawa nafsu maka jasad kedinginan, kepanasan ataupun
masuk angin.
Bila soal-soal ini kita perhatikan
dengan sungguh-sungguh, niscaya jasad kita juga tahu terima kasih. Kalau dia
kita perlakukan dengan baik, maka kebaikan kita pun akan dibalas dengan
kebaikan pula. Karena sesungguhnya jasad itu pakaian sementara untuk hidup sementara dialam fana ini. Kalau selama hidup
jasad kita rawat dengan sungguh-sungguh (kita bersihkan 2 x sehari/mandi,
sebelum puasa keramas, sebelum sholat berwudhu dulu, dan tidak menjadi korban
hawa nafsu, serta kita lindungi dari pengaruh alam), maka dikala hendak mati
jasad yang sudah suci itu pasti akan mau diajak bersama-sama kembali keasal,
untuk kembali ke Sang Pencipta.
Seperti halnya kita bersama-sama pada
waktu datang/lahir kealam fana ini. Mati yang demikian dinamakan mati Tilem
(tidur) atau mati sempurna. Pandangan yang kita lakukan malah sebaliknya. Mati
dengan meninggalkan jasad. Kalau jasad sampai dikubur, maka Qodha atau ALIF LAM
ALIF, akan mengalami siksa kubur. Dan kelak dihari kiamat akan dibangkitkan.
Dalam mencari nafkah baik lahir maupun
batin, jangan mengabaikan jasad. Jangan melupakan waktu istirahat. Sebab itu
Gusti Allah ciptakan waktu 24 jam (8 jam untuk mencari nafkah, 8 jam untuk
beribadah, dan 8 jam untuk beristirahat). Juga dalam hal berpuasa, jangan
sampai mengabaikan jasad. Sebab itu Gusti Allah tidak suka yang
berlebih-lebihan. Karena yang suka berlebih-lebihan itu adalah Dzad
(angan-angan). Karena dzad mempunyai sifat selalu tidak merasa puas.
- SEJATINYA RASA
Apapun yang datangnya dari luar tubuh
dan menimbulkan adanya rasa, maka rasa itu dinamakan sejatinya rasa. Jadi
sejatinya rasa adalah milik panca indera:
MATA : Senang karena mata dapat melihat sesuatu yang indah atau tidak senang bila mata melihat hal-hal yang tidak pada tenpatnya.TELINGA : Senang karena mendengar suara yang merdu atau tidak senang mendengar isu atau fitnahan orang.HIDUNG : Senang mencium bebauan wangi/harum atau tidak senang mencium bebauan yang busuk.KULIT : Senang kalau bersinggungan dengan orang yang disayang atau tidak senang bersunggungan dengan orang yang nerpenyakitan.LIDAH : Senang makan atau minum yang enak-enak atau tidak senang memakan makanan yang busuk.
- RASA SEJATI
Rasa sejati akan timbul bila terdapat
rangsangan dari luar, dan dari tubuh kita akan mengeluarkan sesuatu. Pada waktu
keluarnya sesuatu dari tubuh kita itu, maka timbul Rasa Sejati. Untuk jelasnya
lagi Rasa Sejati timbul pada waktu klimaks/pada waktu melakukan hubungan
seksual.
- RASA TUNGGAL JATI
Rasa Tunggal Jati sering diperoleh
oleh mereka yang sudah dapat melakukan Meraga Sukma (keluar dari jasad) dan
Solat Dha’im.
Beda antara Meraga Sukma dan Sholat
Dha’im ialah :
Kalau Meraga Sukma jasad masih ada,
batin keluar dan dapat pergi kemana saja.
Kalau Sholat Dha’im jasad dan batin
kembali keujud Nur dan lalu dapat pergi kemana
saja yang dikehendaki. Juga dapat kembali / bepergian ke Alam Lauhul
Mahfudz.
Bila kita Meraga Sukma maupun sholat
Dha’im, mula pertama dari ujung kaki akan terasa seperti ada “aliran“ yang
menuju ke atas / kekepala. Pada Meraga sukma, bila “aliran“ itu setibanya
didada akan menimbulkan rasa ragu-ragu/khawatir atau was-was. Bila kita ikhlas,
maka kejadian selanjutnya kita dapat keluar dari jasad, dan yang keluar itu
ternyata masih memiliki jasad.
Memang sesungguhnyalah, bahwa setiap
manusia itu memiliki 3 buah wadah lagi, selain jasad/jasmani yang tampak oleh
mata lahir ini. Pada bagian lain bab ini akan kita kupas.Kalau sholat Dha’im
bertepatan dengan adanya “Aliran“ dari arah ujung kaki, maka dengan cepat
bagian tubuh kita akan “Menghilang“ dan kita akan berubah menjadi seberkas Nur
sebesar biji ketumbar dibelah 7 bagian. Bercahaya bagai sebutir berlian yang
berkilauan. Nah, rasa keluar dari jasad atau rasa berubah menjadi setitik Nur.
Nur inilah yang disebut sebagai Rasa Tunggal Jati.
Selain itu, baik dalam Meraga Sukma
maupun Sholat Dha’im. Bila hendak bepergian kemana-mana kita tinggal meniatkan
saja maka sudah sampai. Rasa ini juga dapat disebut Rasa Tunggal Jati. Sebab
dalam bepergian itu kita sudah tidak merasakan haus, lapar, kehausan,
kedinginan dan lain sebagainya. Bagi mereka yang berkeinginan untuk dapat
melakukan Meraga Sukma dianjurkan untuk sering Tirakat/Kannat puasa. Jadikanlah
puasa itu sebagai suatu kegemaran. Dan yang penting juga jangan dilupakan
melakukan Dzikir gabungan Nafi-Isbath dan Qolbu. Dalam sehari-hari sudah pada
tahapan lillahi ta’ala.
Hal ini berlaku baik mereka yang
menghendaki untuk dapat melakukan Sholat Dha’im. Kalau Meraga Sukma
mempergunakan Nur Allah, tapi bila Sholat Dhai’im sudah mempergunakan Nur
ILLAHI. Karena ada Rasa Sejati, maka Rasa merupakan asal usul segala sesuatu
yang ada. Oleh sebab itu bila hendak mendalami ilmu Ma’rifat Islam dianjurkan
untuk selalu bertindak berdasarkan rasa. Artinya jangan membenci, jangan
menaruh dendam, jangan iri, jangan sirik, jangan bertindak sembrono, jangan
bertindak kasar terhadap sesame manusia, dll. Sebab dihadapan Tuhan Yang Maha
Kuasa, kita ini semua sama , karena masing-masing memiliki rasa.
Rasa merupakan lingkaran penghubung
antara etika pergaulan antar manusia, juga sebagai lingkaran penghubung
pergaulan umat dengan Penciptanya. Rasa Tunggal jati ini mempunyai arti dan
makna yang luas. Karena bagai hidup itu sendiri. Apapun yang hidup mempunyai
arti. Dan apapun yang mempunyai arti itu hidup. Sama halnya apapun yang hidup mempunyai
Rasa. Dan apapun yang mempunyai Rasa itu Hidup.
0 on: "Mengkaji Rasa Dalam Logika Berpikir"