Akarasa – Asslamu’alaikum. Selamat pagi
poro sedulur sinorowedi akarasa. Menjawab pertanyaan pembaca akarasa yang
kurang lebihnya mempertanyakan makna yang paling sederhana tentang konsepsi
Cipta, Rasa, dan Karsa atau dalam bahasa lain kita mengenalnya sebagai
Tridaya. Ketika The Secret karya rhonda
Byrne terbit, gemanya nyaris memenuhi jagad gumelar ini. Dunia seolah
tersentak, The Secret tidak lagi menjadi rahasia bagi siapapun.
Dalam pandangan Rhonda, The Secret adalah
rahasia kesuksesan yang dimiliki tokoh-tokoh besar dan sejumlah orang sukses
dari berbagai belahan dunia sejak zaman 3000 tahun sebelum Masehi hingga abad
modern sekarang.
Berpijak pada Hukum Ketertarikan
(sebelumnya sudah saya ulas di sini), Rhonda Byrne berhasil mengemas The Secret
menjadi sebuah karya menakjubkan dalam bentuk buku, website dan DVD.
Pundi-pundi uangnya pun semakin tambun.
Apa yang dikatakan Rhonda benar adanya.
Setiap bangsa di dunia memiliki resep sukses yang cenderung memiliki kesamaan
dengan bangsa lainnya di dunia, termasuk Indonesia.
Dalam tradisi budaya Nusantara, resep
sukses itu terangkum dalam istilah cipta, rasa dan karsa. Tiga komponen kata
tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan (tritunggal).
Pada masa lalu, kemampuan manusia dalam mengolah cipta, rasa, karsa telah
menghasilkan peradaban menakjubkan.
Cipta, rasa dan karsa merupakan kekuatan
manusia dalam mempertahankan kelangsungan hidup. Inilah yang melahirkan
peradaban besar di masa lalu, sebagaimana ditunjukkan orang-orang yang hidup
pada masa Majapahit, Mataram, Singasari, Demak, Sriwijaya, dll. Begitupula
dengan tokoh-tokoh besarnya, seperti Gajah Mada, Hayam Wuruk, Sultan Agung,
Prabu Siliwangi, Wali Songo, Sukarno, Arupalaka, Diponegoro, dll.
Itulah sebabnya, umumnya orang-orang tua
dahulu sering mengatakan bahwa apabila kita bisa menyelaraskan 3 komponen kata
di atas, maka kita akan bisa merasakan nikmatnya kehidupan (kemakmuran dan
kebahagiaan).
Ketiga komponen (cipta, rasa dan karsa)
tersebut merupakan bagian dari sistem kebudayaan Nusantara yang tak terpisahkan
dari bingkai utamanya, yaitu spiritualitas.
Makna cipta, rasa dan karsa memang
terkesan sulit dipahami. Terutama pemahaman hakekatnya. Banyak yang mengetahui
ketiga istilah tersebut, tetapi tidak banyak yang mengetahui cara
menggunakannya. Penyederhanaan diperlukan untuk lebih memahami maknanya, sehingga
dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Apabila kita kaji lebih jauh, ternyata
makna ketiga kata itu sederhana. Meski begitu, terdapat perbedaan cara dalam
menerapkannya. Perbedaan itu terletak dalam tradisi daerah masing-masing
(budaya turun temurun, seperti ritual-ritual, tapa brata, kaharingan, kejawen,
dll.) dan dalam tradisi dengan unsur keagamaan samawi, seperti puasa, zikir,
tarekat dan ajaran tasawuf. Tetapi hakekatnya tetap sama.
Secara singkat dapat dikatakan, cipta
berarti keinginan menciptakan sesuatu (tahap awal berada dalam pikiran).
Dibutuhkan kekuatan visualisasi atau daya cipta terhadap keinginan itu.
Tahap berikutnya adalah rasa atau
merasakan sesuatu yang tercipta dalam pikiran. Sesuatu yang kita ciptakan dalam
pikiran seolah-olah sudah maujud dan kita dapat merasakan kehadirannya.
Setelah sesuatu tercipta dalam pikiran
yang disusul dengan merasakan hasil ciptaannya, maka dilanjutkan dengan karsa
atau berupaya mewujudkan keinginan tersebut secara nyata, sehingga dapat dilihat,
disentuh dan dimanfaatkan (berdaya guna).
Cipta
Proses penerapan cipta ini menggunakan
kekuatan pikiran dan imajinasi. Pada saat berdoa atau memohon kepada Tuhan,
maka kita harus mengetahui apa yang kita minta atau mohonkan itu.Sehingga kita
harus memahami arti dan makna dari doa-doa yang kita panjatkan.
Selain memanjatkan doa sebagaimana diatur
dalam syariat agama, kita biasanya juga berdoa untuk hal-hal khusus yang
diinginkan. Misalkan, keinginan memiliki pekerjaan, uang, rumah, pendamping
hidup, dll. Umumnya doa itu diucapkan dalam bahasa ibu.
Dengan kata lain, ketika kita menginginkan
sesuatu dalam kehidupan, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah harus
jelas apa yang sungguh-sungguh kita inginkan.
Agar daya cipta terhadap apa yang kita
inginkan menjadi jelas, tulislah apa yang diinginkan tersebut dengan jelas.
Tidak ada batasan terhadap apapun yang diinginkan, sepanjang untuk kebaikan
sendiri. Buatlah skala prioritas dalam catatan keinginan dan tumbuhkan hasrat
terhadap keinginan.
Kemudian lakukanlah visualisasi terhadap
keinginan itu. Untuk mempermudah visualisasi, gunakanlah gambar atau foto.
Katakanlah kita menginginkan rumah, maka ambillah gambar rumah, lalu letakkan
di manapun kita dapat melihatnya setiap saat.
Gambar tersebut akan membantu kekuatan
daya cipta terhadap apa saja yang kita inginkan. Visualisasi adalah salah satu
daya cipta yang sangat kuat dalam benak kita. Ketika memvisualisasikan sesuatu,
seolah-olah kita sedang membentuknya.
Rasa
Cara menerapkannya menggunakan kekuatan
perasaan batin atau emosi jiwa. Setelah kita menggunakan daya cipta terhadap
keinginan, maka dilanjutkan dengan merasakan dalam batin bahwa keinginan
tersebut telah hadir dan dirasakan.
Inilah sebenarnya yang dimaksud agar dalam
berdoa harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan yakin doanya pasti
dikabulkan. Apapun permohonan kita tidaklah sulit bagi Tuhan untuk
mengabulkannya. Kita harus selalu berprasangka baik kepada Tuhan, karena Tuhan
mengikuti persangkaan hamba-hambaNya.
Sehingga kita harus percaya apa yang kita
minta sudah menjadi milik kita dan telah menerimanya. Seseorang yang berdoa
dengan keyakinan penuh seperti ini akan terlihat ekspresi wajahnya usai berdoa,
yaitu diliputi perasaan bahagia, senang dan gembira. Meski saat berdoa tangan
bergetar dan mata berlinang air mata. Sangatlah penting untuk merasa diri kita
selalu dalam keadaan baik dan bahagia.
Pada intinya tidak boleh ada keraguan
sedikitpun. Keraguan dapat merusak daya cipta dan perasaan kita sendiri. Karena
itu, rasakan seolah-olah kita telah menerima apa yang kita inginkan. Itulah
sebabnya, kita harus benar-benar berhasrat terhadap apapun yang diinginkan.
Seperti diuraikan sebelumnya, keinginan
itu harus jelas dan jangan setengah-setengah. Misalkan, seseorang memiliki
keinginan untuk bekerja di perusahaan pertambangan, tetapi dengan hasrat yang
tidak terlalu menggebu-gebu atau sekadarnya saja.
Ketika kemudian keinginan itu tercapai,
biasanya tidak akan betah bekerja di perusahaan tambang tersebut. Hal ini terjadi
karena hasratnya memang tidak ada. Tentu sia-sia saja keinginan itu. Bahkan
terkesan menolak pemberian Tuhan, meski sebelumnya orang itu yang meminta. Jadi
jangan main-main dengan doa. Harus sungguh-sungguh.
Karsa
Karsa bermakna keinginan atau kemauan yang
kuat. Apabila dalam tahap cipta dan rasa, keinginan-keinginan itu masih tak
kasat mata, maka dalam tahap selanjutnya keinginan itu harus diupayakan maujud
sehingga dapat dilihat, disentuh dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Karsa
berarti kekuatan untuk mewujudkan keinginan tersebut menjadi nyata.
Persoalannya adalah dengan cara bagaimana mewujudkannya?
Tugas kita sebenarnya bukanlah menemukan
bagaimana caranya. Sebab cara itu akan muncul dengan sendirinya dari komitmen
dan keyakinan pada apa yang diinginkan. Cara adalah urusan Tuhan.
Dengan kata lain, Tuhanlah yang selalu
tahu cara tersingkat, tercepat dan terharmonis dalam mewujudkan keinginan kita.
Jadi yang perlu dilakukan adalah bekerja (apapun pekerjaan itu) dengan perasaan
sungguh-sungguh dan ikhlas dalam menjalaninya. Bersyukurlah dengan apa yang
sudah dimiliki dan lakukan pekerjaan apa saja. Jangan diam atau duduk
bermalas-malasan.
Meskipun tampak yang dikerjakan saat ini
tidak sesuai dengan keinginan-keinginan yang diharapkan, tetapi yakinlah
keinginan itu akan terwujud.
Kita bisa memulainya tanpa bekal apapun,
serta tanpa tahu jalan mana yang harus dilalui. Tuhan yang akan membuatkan
jalan untuk mencapai keinginan kita. Sebab Tuhan akan memberi rezeki dari arah
yang tidak disangka-sangka.
Harap difahami, ketiga istilah tersebut
tidak harus berurutan. Bisa saja dimulai dari cipta, karsa, rasa atau rasa,
cipta, karsa atau karsa, cipta, rasa. Bebas-bebas saja.
Demikian sekelumit rahasia kekuatan cipta,
rasa dan karsa yang bisa saya sederhanakan dalam kajiannya. Jikapun ini masih
menyulitkan panjenengan semua untuk memahami apa yang bisa saya ulas dalam
bentuk rangkaian aksara, semua karena keterbatasan saya dalam memilih kalimat
dan keterbatasa kosa kata dalam penyederhanaan kalimatnya. Mohon maaf atas
kekurangan sana sini dan saya sayang berterima kasih jika para kerabat
memberikan sumbangsih pengetahuannya dalam hal ini. Setidaknya, ketiga istilah
tersebut merupakan warisan para leluhur negeri ini dan pernah menghasilkan
peradaban besar. Sekian dulu dan semoga ada manfaatnya dan menambah wawasan
untuk kita sekalian. Wassalam.
Maturnuwun..
Bumi Mataram, 16102015
Luar biasa. Sperti apa yg saya rasakan. Sampai2 ketemu bacaan ini yg sangat membantu pengetahuan saya menjadi lebih faham. Sebelumnya saya men cari2 cara bagaimana mendapatkan nama yg tpat untuk bengkel motor saya. Skrg jadilah saya namai tridaya motor smoga berkah amin yarobalamin.. Dan ini menjadi cerita unik bagi saya. Sekali lg trimakasih penjelasannya.
BalasHapusAamiin, semoga semakin jaya dan berkah kang. nuwun
Hapus