Untuk kesekian kalinya, beberapa waktu lalu saya berkempatan
berjalan-jalan ke daerah Pantai Parang Kusumo di Kabupaten Bantul, Propinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Dipantai yang bersebelahan dengan pantai
Parangtritis itu saya bertemu dengan teman sesama saat menjadi musafir yang
saya kenal beberapa tahun yang lalu di Makam Troloyo, Trowulan, Mojokerto, Jawa
Timur. Lazimnya bertemu dengan teman lama, kami berdialog dan berdiskusi mulai
masalah kehidupan, masalah agama dan hingga menyangkut hal-hal yang
bersifat mistik.
Teman saya yang satu ini tidak jauh usianya di atas saya,
sudah paruh baya sebetulnya pemeluk agama Islam yang taat berasal dari Jawa
Timur dan pernah berguru di beberapa pesantren di Jawa Timur. Menurut cerita
dia yang kebetulan hampir setahun lebih menjalani laku batin di Pantai
Parangkusumo, banyak masyarakat yang salah persepsi dan salah tujuan ketika
berziarah di Cepuri Parangkusumo. Mereka banyak yang meminta sesuatu
kepada NYI RORO KIDUL atau bahkan kepada lelembut siapapun yang bisa membantu
mengabulkan hajatnya yang kebanyakan terkait dengan upaya untuk mendapatkan
kekayaan secara instant. Menurut cerita, banyak yang berhasil namun juga tidak
sedikit yang gagal. Banyak yang mengorbankan masa depan nya dan masa depan anak
cucunya hanya karena ingin mendapatkan kekayaan instant.
Mereka melakukan persekutuan dengan setan dan membuat sebuah
perjanjian dengan setan yang pada akhirnya nanti dia sendirilah yang akan
menjadi korban dari perjanjian yang sudah dibuatnya dengan para setan atau
makluk halus tersebut. Terlepas dari itu semua, ada cerita menarik dari teman
saya ini terkait dengan fenomena penguasa laut selatan. Menurut dia, sosok NYI
RORO KIDUL itu berbeda dengan sosok KANJENG RATU KIDUL (penguasa tertinggi
lelembut di laut selatan). Kalau NYI RORO KIDUL itu pada dasarnya memang
makhluk halus yang sudah menghuni laut selatan selama ribuan atau jutaan tahun
lalu. Sedangkan KANJENG RATU KIDUL menurut ceritanya adalah berasal dari
manusia biasa, yaitu seorang putri dari Kerajaan Pajajaran putri dari Prabu
Siliwangi yang gemar melakukan olah batin (meditasi dan bertapa
brata).
Singkat cerita sang putri bertapa brata di Pantai Ngliyep
Malang sampai akhirnya atas keinginannya sendiri (beliau ingin hidup abadi)
berubah menjadi makhluk halus yang mengusai Kerajaan makhluk halus di laut
selatan. Jadi, ketika Panembahan Senopati melakukan meditasi dan tapa brata di
Cepuri Parang Kusumo, yang beliau temui adalah Kanjeng Ratu Kidul, bukan Nyi
Roro Kidul. Dan yang selanjutnya memiliki hubungan dengan Raja-raja di Kerajaan
Mataram hingga Sultan-sultan di Kasultanan Yogyakarta adalah Kanjeng Ratu Kidul
ini.
Masih menurutnya, yang baik sebetulnya masyarakat yang ingin
berziarah disini sebaiknya bertawasul dengan mengirim doa kepada arwah
Panembahan Senopati dan arwah para leluhur kerajaan Mataram. Cepuri
Parangkusumo, dipercaya memiliki energi positif yang kuat yang sangat cocok
untuk melakukan meditasi atau bertafakur dan berdoa kepada Gusti Allah SWT. Jadi
menurut saya syah-syah saja masyarakat berziarah kesana, asalkan tetap berdoa
dan bermunajat kepada Gusti Allah SWT, karena tempat itu memiliki energi
positif yang sangat kuat jadi sangat mendukung untuk mendapatkan ketenangan dan
ketentraman jiwa. Wassalam dan maturnuwun.
0 on: "Antara Nyai Ratu Kidul dan Nyai Roro Kidul"