![]() |
Sumur tua (ilustrasi) |
Akarasa – Banyaknya animo dan pertanyaan pada tulisan di akarasa
ini tentang Cara Mendapatkan Pusaka Dengan Bantuan Jin Muslim, baca disini. Dari kesekian
pertanyaan ada satu yang menarik saya hingga menuliskan pengalaman ini. Dari
kesekian email itu salah satunya dari anonim yang menceritakan tentang
pengalamannya ketika melakukan ritual seperti yang saya bagikan disini. Untuk itulah,
dikesempatan kali ini saya akan bagikan pengalaman tambahan berkaitan tentang
amalan surah Al Jinn ini.
Seperti yang bisa kerabat akarasa baca di sini, meski tidak
satu-satunya kecendederungan saya menyukai sesuatu hal. Tapi setidaknya itu
sudah mencerminkan jika dunia metafisika mempunyai daya tarik tersendiri bagi
saya pribadi. Semenjak duduk ditingkat akhir Sekolah Menengah Pertama, saya
sudah mulai mendalami dan mulai sering mengikuti perkumpulan-perkumpulan yang
berhubungan dengan hal yang berbau metafisik. Tentang tujuan yang saya tak
lebih dari mencari kebenaran akan hal metafisik dan berusaha mempersempit
simpul ajna saya. Karena kebetulan sekali semenjak kecil saya sudah bisa
melihat hal-hal yang berhubungan dengan gaib.
Itulah mengapa saya bergabung dengan perkumpulan olah nafas
didaerah Gresik, Jawa Timur tepatnya dimana saya sekolah dari SMP hingga STM. Namun
bagi saya sendiri selama mengikuti perkumpulan olah nafas tersebut merasa belum
bahkan tidak pernah sampai mencapai pada fase trance, padahal kawan-kawan
seperguruan sangat mudah sekali mencapai fase trance. Sekali pemanasan plus
hentakan dan irama nafas yang pas sekejap itu juga mereka kehilangan kesadaran,
dan mencapai fase trance-nya. Trance yang saya maksud adalah hilangnya
kesadaran pada saat hentakan tertentu disesuaikan dengan si-empunya
kehendak/hajat si pelaku, dan alam sadarnya akan tetap mengontrol alam bawah
sadarnya.
Banyak fase trance yang terjadi selama saya menjalani
pelatihan olah nafas tersebut, dalam fase trance-nya seseorang bisa menjadi
dewa mabuk, ada yang tertawa-tawa cekikikan, ada yang mengaum seperti harimau,
karena sejatinya saat olah nafas, alam sadar dan alam bawah sadar dipaksa
dipertemukan dan saat bermeditasi itu terdapat celah sehingga celah tersebut
menjadi pintu pembuka dalam perjalanan astral, trance sendiri dapat terjadi
karena kita memepersempit jarak antara dimensi yang satu dengan dimensi yang
lainnya.
Cukup lama saya
mengikuti perkumpulan olah nafas tersebut, sampai akhirnya memutuskan berhenti
total saat satu semester lagi menjelang Ujian Kelulusan sekolah, salah satu
penyebabnya karena saya sendiri merasa gagal dalam latihan, selama masa latihan
tidak pernah sekalipun merasakan fase trance, pernah suatu hari saya bertanya
pada pembimbing spiritual diperkumpulan olah nafas tersebut mengenai gagalnya
tahap trance yang saya jalani, beliau hanya menjawab, dalam mengolah nafas yang
terpenting bukanlah konsentrasi, namun relaxlah yang memudahkan memasuki alam
bawah sadar. Rupa-rupanya itu juga yang saya alami, mungkin konsentrasi yang
buruk dan juga rasa ragu yang membuat selalu gagal mencapai masa trance.
Selepasnya dari perkumpulan tersebut, saya mulai memfokuskan
pada pelajaran sekolah karena akan menghadapi Ujian. Tapi selepas keluar dari
perkumpulan olah nafas tersebut hal-hal aneh mulai menggerayapi kehidupan saya
dan intensitasnya lebih sering dari sebelum saya ikut perkumpulan tersebut. Mulai
dari sering bermimpi buruk, mendengar suara-suara halus yang diluar nalar, dan
penampakan-penampakan yang lebih jelas dari sebelumnya. Yang dulunya bisa
dikatakan hanya serupa hologram atau hanya seperti banyangan yang mencitrakan
tertentu, tapi kali ini sangat jelas nyata.
Dengan rasa penasaran tinggi dan takut terganggu konsentrasi
menghadapi Ujian nanti, saya pun menemui kembali pembimbing spiritual perkumpulan
olah nafas untuk menanyakan perihal yang sedang saya hadapi seperti di atas. Sesampainya
disana betapa terkejutnya saya ketika mendengar jawaban yang keluar dari
pembimbing spiritual, “kamu berhasil menaklukan salah satu khodam dari golongan
jin muslim, jin itu jin perempuan, dia selalu mengikuti kemanapun kamu
melangkah, ia kini menjadi taklukanmu, padahal tidak semua orang bisa dengan
mudah mendapat taklukan, tetapi sepertinya jin ini menyukaimu, sejak dari tadi
aku lihat dia tersenyum mendengarkan obrolan kita.”
Dengan penuh rasa tak percaya saya kembali mencoba bertanya,
“mengapa ini bisa terjadi, sedangkan dalam masa latihan saya merasa gagal
dibandingkan dengan yang lain” Tetapi pembimbing spirituak saya memberi jawaban
yang lagi-lagi membuat bulu kuduk saya berdiri, “sebenarnya kamu belum
mengetahui, bahwa kamu itu sudah memiliki warisan metafisik dari leluhurmu,
berupa rasa yang terolah. Hanya kamu belum dapat memadukannya dengan cipta dan
karsa yang sudah menjadi hakekat, yang lebih menonjol darimu adalah rasa, tanpa
bisa kamu timbulkan karsa, karena itulah kamu selalu gagal dalam latihan, saat
cipta dan rasa mulai menyatu, kamu selalu buyar konsentrasi sehingga sulit
untuk menyatukan karsa.”
Sampai disitu saya masih belum memahami maksud dari
pembimbing spiritual, dan disaat saya merasa bingung, pembimbing saya tersebut
kembali bertanya, “apakah kamu masih melakoni apa yang pernah saya perintahkan
dulu?” Ya, Suarah Al-Jinn juga do’a nurbuat selalu tersemat setelah sholat.
Hanya itu yang bisa saya jawab. “kamu minum minuman keras?” Pembimbing tiba-tiba bertanya
demikian kepada saya, saya hanya menggelengkan kepala. Sambil menepuk bahu
saya, pembimbing saya tersenyum, “secara tidak sadar kamu sudah menguasai Surat
Al-Jinn tersebut, kamu tahu Surah Jin merupakan surah yang mejelaskan tentang
Jin, kamu tambahkan juga do’a nurbuat, do’a segala pinta, segala maksiat kamu
tidak pernah lakukan, lengkaplah sudah. Aku hanya berpesan, jaga emosi, kontrol
diri bertawakallah pada Gusti Allah, karena sesungguhnya semua itu titipan dari Allah
dan akan kembali pada-Nya. Tetap rendah hati. Jika kamu tahu, seandainya kamu
berhajat pada seorang wanita yang kamu idamkan pastilah ia akan menyambutmu,
jangankan manusia,jin pun akan bertekuk lutut pada pengamal Surah Al-Jinn dan
nurbuat.”
Pembimbing hanya menyarankan untuk lebih mendekatkan diri kepada
Gusti Allah, ketika saya mencoba bertanya dapatkah lepas dari hal-hal demikian.
Hingga suatu hari saat saya berkunjung kerumah Mbah. Saat itu daerah tempat
Mbah saya tinggal dilanda kemarau panjang, belum banyak sumur waktu itu,
satu-satunya sumber air yang tidak pernah surut adalah disebuah sumur wali yang
ada di tengah persawahan. Ada yang mengatakan sumur tersebut yang membuat
seorang waliyullah. Beserta paman dan sepupu kami mengambil air dimalam hari,
karena disiang hari sumur itu akan dipenuhi orang, dirigen-dirigen besar telah
disiapkan untuk menampung air, walaupun dimusim kemarau airnya tetap jernih dan
tak habis-habis.
Malam itu, tak tahu pastinya malam apa, saat sedang sendiri
menimba air karena sepupu dan paman sedang menaikan dirigen yang sudah terisi
air ke atas gerobak di pinggir jalan, tiba-tiba saya mendengar suatu obrolan,
obrolan itu khas obrolan orang-orang jika sedang berkumpul, tapi entah tentang
apa, yang terdengar hanya riuh sesekali canda dan tawa, sesaat saya
menghentikan menimba air, mencoba hening memejamkan mata, dan ternyata
astagfirullah hal adziem, samar-samar terlihat sekumpulan bayangan sedang
berkumpul duduk dibawah pohon yang memang berada didekat sumur, karena semua
dirigen telah terisi semua akhirnya saya dengan langkah yang ragu berjalan
meninggalkan sumur sedikit terengah-engah membawa dirigen, mencoba menoleh ke
pohon tersebut dan berucap, assalamu’alaikum, tanpa saya duga telinga saya
menangkap sebuah jawaban, waalaikum salam. Sesosok perempuan terlihat samar
dibalik pohon yang seakan menjadi atap sumur tua tersebut. Sayapun mempercepat
langkah menuju gerobak menaikan dirigen yang sudah saya isi, paman sempat
bertanya kenapa terengah-engah, dan saya hanya menjawab cepat kita pulang kalau
sudah selesai.
Mbah, hanya memberitahu setiap tempat pasti ada penghuni halus
yang menempati, saat saya mencoba bertanya tentang misteri yang terjadi di
sumur itu, dan hal serupa terus terjadi saat mengambil air, saya mencoba
bertanya pada paman apakah merasa ada yang aneh di sumur itu. Paman hanya
menggelengkan kepala.
Berbekal sedikit pengetahuan tentang alam ghoib, juga rasa
penasaran yang besar, ditengah malam sambil bersila merapatkan kaki, saya
memulai mengatur nafas membaca Al-fatihah dilanjutkan do’a nurbuat dan diakhiri
dengan membaca Surah Al-Jin tanpa putus, dan entah dibacaan keberapa, lampu
didalam ruangan saya menjadi padam. Ada angin berhembus dan beberapa saat
kemudian terdengar seperti ada benda keras menghujam dihadapan saya, dengan
mata masih terpejam dan hati masih terus melafal dan ruangan kini terasa panas,
secara tidak sadar saya seperti melayang berada ditempat lain. Kini semuanya
terang benderang, saya lalu melanjutkan bacaan ayat kursi, namun tiba-tiba
terdengar suara tawa seolah mengejek saya, “untuk apa kamu membaca ayat yang
sering kami baca, untuk menakuti kami.” Terdengar suara seorang perempuan dari
arah yang berlawanan.
Secara reflek saya lalu membalikan badan, dan astaghfirullah..
dihadapan saya kini terlihat 7 sosok, 6 orang laki-laki dan seorang lagi
perempuan, saya mencoba membuka salam, dan mereka menjawab salam. Mereka
menjelaskan pada saya, kalau mereka merasa ada yang memanggil-manggil sehingga
mereka mendatangi suara panggilan itu, mungkin bacaan Surah Al-Jinn yang saya
baca telah mengena dan mereka merasa terpanggil. Saya mencoba bertanya darimana
mereka berasal dan mengapa berada disumur itu, perempuan itu menjawab dengan
wajah yang sedih kalau sebenarnya mereka adalah arwah yang tersesat dan belum
diberikan jalan menuju alam yang kekal, mereka pun bercerita panjang dan
meminta pada saya untuk tidak mengusirnya dari pohon tempat mereka sekarang
tinggal, mereka berjanji tidak akan mengganggu pengguna sumur. Dan akhirnya
merekapun memberi salam lalu pamit. Setelah itu keadan kembali bergetar,
perlahan-lahan saya mebuka mata, keringat sudah membasahi baju dan tubuh terasa
sangat lelah, waktu sudah menunjukkan pukul 04.15 pagi, padahal tadi kurang
dari setengah jam pembicaraan itu berlangsung sambil menyandarkan badan disisi
dipan, saya kembali mengatur nafas.
Karena hari masih gelap, saya pun memutuskan untuk
melanjutkan tidur, dan dialam tidur, kembali saya bermimpi bertemu dengan 7
sosok tadi mereka tersenyum, tanpa berucap apapun. Beberapa hari setelah itu
saya bersama paman dan sepupu kembali mengambil air ke sumur itu, tapi kini
tidak lagi saya temui 7 sosok itu, yah semoga saja mereka telah mendapatkan
tempat disisi-Nya. Ini adalah sedikit pengalaman yang saya alami, hingga saat
ini saya sendiri masih sering mengalami hal-hal diluar nalar, entah sampai kapan
hal ini akan terjadi saya sendiri tidak tahu, yang pasti kita harus mengimani
yang ghoib, memang benar adanya kalau kehidupan didunia ini tidak hanya dihuni
oleh manusia melainkan juga bangsa halus, hanya saja dalam dimensi yang
berbeda. Sekian dulu dan matur nuwun.
0 on: "Pengalaman Gaib : Misteri Sumur Tua"