Akarasa - Nusantara memang kaya. Seluruh
bangsa Indonesia tahu soal itu dan bahkan diamnini oleh bangsa lain. Saking kayanya
Nusantara ini hingga mengundang bangsa lain di belahan jauh Nusantara ini
tergiur menjajahnya. Bisa kita kekayaan Nusantara ini mulai Sabang sampai
Merauke, terhampar kekayaan alam yang begitu melimpah. Baik yang bisa kita
saksikan di permukaan, maupun yang tersembunyi di dalam bumi dan lautan. Selain
itu, muncul dan tenggelamnya kerajaan-kerajaan di masa lalu, semakin menambah
daftar kekayaan negeri ini. Wujudnya pun beraneka rupa. Ada yang berbentuk
logam mulia, mata uang kuno, barang-barang antik, sampai pusaka-pusaka bertuah
yang tak ternilai harganya.
Kekayaan-kekayaan itulah yang kerap disebut
harta gaib. Sebab keberadaannya tersebunyi dan kebanyakan tertimbun di dalam
tanah. Ketika penjajah masuk, sebagian kekayaan itu telah dialihkan dan dikirim
ke negaranya. Sebagian lain, masih ada di tanah air. Memang catatan-catatan
soal keberadaan harta itu tak banyak kita tahu. Namun, diantaranya dipegang
para ahli waris secara turun temurun, dan tersebar diberbagai tempat di
seantero Nusantara.
Harta karun gaib baik berupa emas, uang dan
lain sebagainya memang selalu menarik perhatian banyak orang. Bukan rahasia
lagi, dikalangan petinggi negara pun kerap berburu harta yang tak tampak ini
entah dengan tujuan memperkaya diri ataupun untuk dengan niatan membantu
keterpurukan ekonomi negara. Nah, pertanyaan adalah benarkah harta karun gaib
itu benar-benar tersedia di alam sana?
Jawabannya sebenarnya cukup mudah, yaitu
memang harta karun tersebut benar adanya karena sejumlah orang telah banyak
yang berhasil mengambilnya. Hanya saja mengambil harta tersebut tidaklah
semudah membalikan telapak tangan!
Dari hasil penelusuran maupun melalui perbincangan
dengan beberapa praktisi supranatural, dapat saya simpulan bahwa harta karun
gaib itu sendiri dibagi 2 yaitu yang berasal dari golongan hitam dan putih.
1. Harta karun dari
golongan hitam berasal dari mahluk halus sebangsa jin golongan siluman. Ritual
ini biasa dinamakan pesugihan, biasanya mahluk yang ditemui berwujud
menyeramkan atau ada unsur hewannya meski ada juga yang menampakan diri dengan
tidak menyeramkan. Bagi yang berhasil mendapat harta dari jalan hitam ini maka
biasanya mereka harus ‘memberi makan’ (wadal) kepada mahluk tersebut yang
disebut tumbal berupa nyawa keluarga, teman atau musuh mereka. Harta karun dari
golongan hitam relatif jauh lebih mudah didapat dibandingkan harta dari
golongan putih karena orang berhati jahat pun bisa melakukannya.
2. Harta karun dari
golongan putih berasal dari khodam malaikat ayat-ayat tertentu dalam kitab suci
Al Quran. Untuk mendapatkan harta karun ini kesulitannya lumayan tinggi karena
kita harus benar-benar memiliki ahlak yang baik dan lebih utama lagi yang
sedang terdesak kebutuhan ekonomi. Bagi yang niatnya cuma ingin kaya raya jangan
harap berhasil melakukan ritual ini. Niatnya harus baik! misalnya untuk
membayar hutang-hutang yang menumpuk yang bisa mengakibatkan kehancuran rumah
tangga, agar terhindar dari putus asa/bunuh diri akibat tekanan ekonomi, agar
tidak menggadaikan iman ataupun untuk mendapat modal bisnis guna membangun
lapangan kerja.
Tapi niat baik saja juga belum cukup, sepertiga dari hasil penarikan harta tersebut
harus disumbangkan kepada yang yang berhak, selain itu penggunaan harta tsb
tidak boleh untuk kemaksiatan. Harta karun dari golongan putih tidaklah memakai
tumbal nyawa. Pengorbanan yang kita lakukan hanyalah berupa perangkat ritual seperti
minyak tertentu dan mewiridkan amalan tertentu (pengorbanan biaya, tenaga dan
waktu).
Dalam hal penarikan harta gaib, besaranya
ditentukan oleh kebutuhan orang tersebut misalnya 100jt, 500jt, 1M dll. Jadi
tidak boleh rakus dalam meminta harta gaib tersebut. Ketika bertemu khodam
itulah kita mengutarakan berapa kebutuhan kita sesungguhnya. khodam yang
ditemui biasanya berwujud orang yang nampak sangat berwibawa dan sorot mata
yang tajam. Ketika bertemu sama sekali tidak boleh takut/gentar apalagi lari
karena dipastikan ritualnya akan gagal. Ritual ini pun hanya berlaku sekali
seumur hidup saja. Bagi yang sudah pernah berhasil mendapatkan dana maka tidak
bisa lagi melakukan permohonan.
Mungkin diantara kita banyak yang bertanya,
jika memang dana gaib itu ada kenapa tidak parktisi spiritual itu saja yang
mengambilnya sendiri? jawabannya adalah karena harta tersebut hanya untuk
mereka yang memenuhi persyaratan atau berhak saja. Sederhanaya, sesakti apapun
praktisi spiritual tersebut, ia tetap tidak akan berhasil selagi dia tidak berhak.
Lebih seringnya praktisi spiritualhanya sekedar perantara untuk memberikan
jalan/ritual/tata cara pengangkatan harta gaib ke permukaan.
Dari penjelasan singkat ini maka semoga
kita dapat membedakan mana yang haq dan batil. Sebisa mungkin hendaknya kita
berusaha mencari rejeki dengan cara bekerja atau berbisnis, namun jika segala
usaha kita menemui jalan buntu atau bahkan kehancuran maka tiada guna berputus
asa apalagi bunuh diri atau menggadaikan iman karena sesungguhnya harapan masih
selalu akan ada dengan jalan memohon kepada-Nya. Matur nuwun.
Cukup rumit tapi menantang
BalasHapusbisa dikatakan mustahil mas dizaman kekinian. nuwun sudah berkunjung
Hapussaya mau mengambil harta karun dari golongan putih insyaallaah mohon doanya
BalasHapus