Akarasa
– Bagi kerabat akarasa yang menggemari tosanaji tentu tidak asing dengan nama
keris yang satu ini. Memang keris yang akan saya bahas ini tidak seterkenal
nama-nama keris yang melegenda di kalangan masyarakat Jawa, seperti keris
Nogososro, Sengkelat dan Keris Mpu Gandring. Akan tetapi, keris ini mempunyai
riwayat yang jauh lebih mengerikan karena jumlah korban yang meninggal akibat
dari keris ini lebih banyak. Iya, keris yang akan saya bahas kali ini adalah
keris Kyai Kanjeng Margopati.
Menurut
kisahnya, pada jaman Sunan Amangkurat I (Mataram Islam), ada sebuah batu meteor
yang jatuh di sebuah desa. Batu meteor tersebut menimpa sebuah rumah yang
mengakibatkan beberapa orang di dalamnya meninggal dunia. Batu meteor itu,
meskipun mempunyai kualitas fisik yang bagus untuk membuat keris, namun sifat
atau ‘angsar-nya’ buruk karena belum apa-apa sudah meminta nyawa manusia, maka
akan tidak bagus pula jadinya jika nantinya akan dipergunakan sebagai bahan
baku untuk membuat senjata.
Meskipun
demikian, Sunan Amangkurat I tetap bersikukuh meminta dibuatkan sebuah keris
yang berkualitas untuk senjata pribadinya (sipat kandel). Karena takut ancama
Sang Sunan, Mpu Madrim terpaksa membuatkan keris dengan bahan baku yang
sifatnya buruk tersebut. Meskipu dengan berat hati, sang mpu mulai membuat keris
dengan besi Kumboyono sebagai bahannya. Jadilah sebilah keris pusaka yang hitam
kelam, sangat pekat, luk 9 dengan pamor mirit yang sangat sempurna. Tampak
menyala bagai api yang tak kunjung padam. Jadilah sebuah keris yang kemudian
diberi nama Kyai Kanjeng Margopati.
Namun
apa yang dikawatirkan oleh sang mpu akhirnya terbukti. Setelah menyandang keris
itu, kekejaman Prabu Amangkurat pun makin menjadi-jadi. Adalah putera
Tumenggung Pesingsingan sebagai korban pertama Kyai Margopati, karena ketahuan
menjalin kasih dengan puteri sang prabu. Ditikamnya, dan dibuang jenasahnya ke
sungai hingga kemudian jenasah tumenggung itu ditemukan Ki Ageng Sela. Jenasah
itu kemudian diangkat dan dikebumikan di tempat yang kemudian hari dinamakan
sebagai Bathangan.
Di
tangan Sunan Amangkurat I, sifat buruk dari keris itu tetap melekat kuat.
Puluhan nyawa ulama yang dicurigai mendukung pemberontakan Trunajaya dibunuh
dengan keris itu. Tak hanya itu, puluhan selirnya sendiripun tak luput dari
kematian karena dicurigai kesetiaannya terhadap Sang Sunan. Dan semua itu juga
dibunuh oleh Sunan Amangkurat I dengan menggunakan keris Kyai Kanjeng Margopati.
Konon,
keris ini mengeksekusi mati 50 orang ulama yang diduga membantu pemberontakan
Trunojoyo. Juga digunakan untuk membunuh 43 selir sang prabu karena dianggap
tidak setia. Nuwun.
0 on: "Kyai Margopati : Keris Paling Haus Darah Dalam Sejarah"