Akarasa
– Selamat datang kerabat akarasa. Meski jaman sudah berubah, tapi sepertinya
mitos yang satu ini tetap berdiri angkuh ditengah-tengah kita. Iya, mitos
tentang darah keperawanan.
Tentu
kita pernah mendengar cerita tentang seorang lelaki yang memutuskan untuk
menceraikan isterinya yang baru saja dinikahinya beberapa hari. Alasan yang
dikemukakan sang lelaki itu karena perempuan yang dinikahinya sudah tidak
perawan saat mereka pertama kali melakukan hubungan suam-isteri. Hal tersebut
dikarenakan pada saat berhubungan seks yang pertama kali, perempuan yang
dinikahinya tidak mengalami pendarahan pada organ intim kewanitaannya.
Benarkan
anggapan yang demikian itu? Jika kita mau jujur, sebagian kita meng-amin-i hal
tersebut. Seorang perempuan yang yang pertama kali melakukan hubungan seks
pasti ditandai dengan keluarnya darah atau bercak darah dari organ
kewanitaannya sebagai akibat dari sobeknya selaput dara atau hymen yang terkena
batang penis yang menembusnya. Namun demikian, tahukah kita jika anggapan bahwa
keperawanan itu identik dengan adanya darah atau bercak yang darah yang muncul
pada saat pertama kali hubungan seks itu dilakukan oleh seorang perempuan tidaklah
selalu mesti seperti itu? Aah mosok..
Baik,
dari literasi yang saya dapatkan. Ada beberapa hal yang menyebabkan seorang
perempuan itu tidak mengalami pendarahan sewaktu pertama kali melakukan
hubungan seksual.
- Yang pertama, kemungkinan perempuan itu tidak memiliki selaput dara.
- Yang kedua karena faktor kecelakaan, misalnya perempuan itu terjatuh saat masih kecil atau remaja sehingga selangkangannya terbentur benda yang keras.
- Yang ketiga karena faktor olah raga yang keras yang menyebabkan selaput daranya robek tanpa disengaja dan tanpa diketahuinya.
Belum
lagi jika seorang perempuan itu memiliki selaput dara yang sangat elastis,
sehingga berkali-kali melakukan hubungan seks juga tidak mengalami kerobekan.
Untuk
hal ini, selaput dara akan robek bebarengan dengan saat melahirkan nantinya.
Dengan demikian, keperawanan itu tidak identik dengan masalah keutuhan selaput
dara pada saat penetrasi yang pertama kali dilakukan. Utuh atau tidaknya selaput dara bukan menjadi dasar utama untuk menentukan perawan atau tidaknya seorang perempuan.
Disinilah
pentingnya pendidikan seks sejak dini diberikan agar tidak terjadi persoalan
tentang masalah keperawanan yang ujung-ujungnya bisa membikin kelangsungan
rumah tangga yang akan dibina jadi berantakan. Bagi kaum lelaki, jangan
termakan mitos kalau malam pertama itu selalu identik dengan hubungan seks yang
ditandai dengan adanya pendarahan akibat selaput dara tanda keperawanan isteri
telah berhasil dirobeknya. Bagaimana bapak-bapak, masih mempermasalahkan
tentang selaput dara...
Nuwun.
Referensi : www.kompasiana.com/jatikumoro
0 on: "Darah Keperawanan Dalam Mitos Seks Malam Pertama"