Akarasa – Selamat datang kerabat
akarasa. Dalam khasanah spiritual Kejawen, istilah Ilmu Sejati sering
disebutkan. Lantas, apakah Ilmu sejati tersebut.
Baik, untuk itulah pada kesempatan
hari ini, sedikit saya coba ulaskan pengertian umumnya bagi panjenengan
sekalian. Namun sebelumnya, harap dimaklumi jika penjabaran saya jauh dari
harapan kerabat akarasa sekalian. Untuk itulah dengan tangan terbuka saya
harapkan penambahan wawasan dari penjenengan
semua di kolom komentar di bawah tulisan ini.
Secara umum Ilmu Sejati adalah sebuah
pelajaran spiritual tentang penjelajahan untuk menyingkap misteri alam gaib
yang biasanya dipelajari oleh orang-orang yang ingin menguasainya dengan
cara-cara tertentu yang dalam masyarakat Jawa lazim disebut lelaku.
Sedikit dari hasil pengalaman saya dalam
menelusuri berbagai berbagai macam metode lelaku dari beberapa praktisi spiritual
Kejawen, akhirnya saya bisa menyimpulkan dasar-dasar utama mereka dalam
mempelajari ilmu gaib Jawa atau disebut Ngelmu
Kejawen.
Dasar yang pertama ketika seseorang
sudah memantapkan diri untuk mendalami sebuah keilmuan tertentu, baik itu ilmu
kanuragan atau ilmu gaib yang lainnya diharuskan lebih dahulu mengenali jati
diri, siapa diri kita sesungguhnya. Ini adalah permulaan atau dasar bagi
seseorang yang sudah memantapkan diri mempelajari Ngelmu Kejawen.
Sekedar untuk diketahui, dalam proses
mencari jati diri tidaklah mudah. Dalam prosesnya sangat memerlukan ketekunan
dan kesabaran yang luar biasa dalam menggembleng
(melatih) diri dengan tirakat, yang didalamnya ada pantangan-pantangan tertentu
yang sama sekali tidak boleh dilanggar. Dalam tahap ini hukum ada pembimbing
adalah wajib.
Secara umum dapat dijelaskan, pencarian
jati diri adalah merupakan proses perjalanan spiritual untuk menemukan kembaran
diri, yaitu Sedulur Papat Limo Pancer
Kakang Kawah Adi Ari-Ari. Ini sangat penting karena merupakan pembentukan
wadah atau pondasi yang kokoh agar kuat dalam menerima ilmu apapun nantinya.
Jikatidak melakukan langkah awal ini, maka dikhawatirkan orang yang belajar Ngelmu Kejawen akan dikendalikan oleh
ilmu mereka sendiri nantinya dan ini bisa berakibat tidak baik, misalnya akan
menjadi orang jahat atau bisa juga bingung dan linglung, bahkan bisa gila.
Pertannyaannya, kenapa kalau sudah
menemukan jadi diri dianggap aman ketika mendapat ilmu kesaktian lainnya?
Karena jika sudah berhasil menemukan jati diri, maka gurunya sudah bukan
manusia lagi, melainkan guru sejati yang ada pada diri sendiri. Dalam istilah
Kejawen disebutkan Guru Sejati Dumunung
Ono Ing Telenging Ati, artinya guru yang akan kita tanya ataupun yang akan
selalu mengingatkan kita adalah hati kita sendiri yang sudah kita kenali.
Pertanyaan lanjutan, bagaimana caranya
guru sejati mengingatkan atau menjawab pertanyaan kita? Nah, Inilah misteri
yang paling dicari dan paling dibutuhkan oleh semua orang. Guru sejati adalah
roh yang memiliki wujud dan bisa diajak berdialog dengan kita, tidak bisa
diajak dialog oleh orang lain, wajahnya juga seperti kita, yang bisa menemuinya
hanya kita sendiri.
Dalam istilah Kejawen guru sejati
disebut kakang kawah, yaitu saudara tertua yang selalu mengajak berbuat baik.
Dalam wujud fisik, Kakang Kawah
adalah air ketuban yang pecah sebelum kita lahir untuk memberikan jalan kepada
si jabang bayi, kemudian disusul bayi atau Pancer,
selanjutnya disusul Ari-Ari atau
batur, yang berstatus sebagai adik karena keluarnya paling terakhir.
Sejauh pengalaman pengetahuan dari
beberapa sumber yang berbeda yang mendedikasian diri mereka berkecimpung dalam
dunai spiritual Kejawen, menurut mereka kakang kawah dan adi ari-ari jumlahnya
ada empat dan wajahnya semuanya seperti kita. Masing-masing dari mereka menempati
empat penjuru mata angin, yang paling tua Kakang
Kawah berada di timur, dan yang lainnya berada di selatan, barat dan utara,
kemudian yang di tengah adalah Pancer
atau kita sendiri. Mereka berkumpul menghadap kearah kita dengan tujuan menjaga
kita oleh perintah Gusti Ingkang Murbeng
Dumadi, yaitu Tuhan Yang maha Esa.
Jika kita sudah gawok ( sudah mengenal mereka), kita bisa berdialog dengan mereka
kapanpun dan dimanapun, karena mereka selalu menemani kita sejak dalam
kandungan hingga mengantarkan kita menghadap Yang Maha Kuasa kelak.
Keempat saudara kita ini menempati
dimensi alam yang berbeda-beda, Kakang Kawah
berada di dimensi tertinggi, yaitu berada di posisi paling atas dan lebih
tinggi dari segala makhluk ciptaan tuhan lainnya. Kakang Kawah inilah yang menjadi target utama untuk kita temui.
Jika sudah pernah menemui Kakang Kawah
di langit tertinggi yang dalam istilah Kejawen disebut awang-awang uwung-uwung, maka kita bisa melihat semua
makhluk-makhluk yang berada di level dibawahnya, seperti Adi Ari-Ari dan beberapa alam gaib lainya.
Jika sudah berada di level ini kita
dengan mudah bisa menemuai Adi Ari-Ari,
dan jika kita bisa menyatukan mereka dengan diri kita, maka kita memperoleh sabdo pandito ratu, yaitu kesaktian yang
tiada tandingannya, bahkan apapun yang kita ucapkan bisa terkabul atas kehendak
Yang Maha Kuasa, kurang lebihnya demikian.
Adapun ritual untuk menemui sedulur papat limo pancer ini dilakukan dengan cara Ngrogo Sukmo, yaitu proses melepas sukma
keluar dari tubuh untuk berangkat menuju alam roh yang berada di papan paling
atas, dimana akan melintasi alam jin, alam arwah, dan beberapa alam ciptaan Tuhan
lainnya. Bahkan banyak dikatakan proses ini dengan kecepatan kilat menembus
sinar menyilaukan dan tidak boleh berhenti hingga sampai bertemu dengan Guru Sejati di alam paling atas
tersebut. Ngrogo Sukmo dilaksanakan
dengan olah rasa tengah malam menghadap ke arah timur dengan memusatkan segenap
rasa dan pikiran ke dalam batin, karena esensi dari Ngrogo Sukmo adalah fase kesadaran mertopo ing sajroning sir, yaitu mereka berkumpul di dalam hati
kita.Tapi ritual ini tidaklah mudah, karena memerlukan ketekunan dan kesabaran.
Jika sudah mencapai titik kesempurnaan
ketika sedang bersemedi, maka kita akan mulai merasakan perpindahan alam,
dimana kita mulai melihat penampakan alam yang samar. Kemudian semakin jelas
dan diikuti munculnya sebuah sinar kecil dan kemudian membesar hingga membelalakkan
mata sampai kita terhisap kedalamnya, sehingga terbawa dan menembus sinar
tersebut dengan kecepatan yang mendebarkan jantung. Dan sampailah kita disuatu
tempat yang paling akhir.
Disitulah kita akan bertemu dengan
jati diri kita yang sesungguhnya. Berikutnya kita bisa menemui saudara-saudara
sejati yang lainnya yang berada di dimensi di bawahnya, dan juga bisa memasuki
berbagai alam gaib lain-lainnya.
Jika sudah berhasil menemui sedulur papat limo pancer dan bisa
berdialog dengan sempurna dengannya, maka barulah kita bisa belajar memperdalam
ilmu-ilmu ghaib lainnya, karena menurut Kawruh Kejawen, menemui sedulur papat limo pancer merupakan
modal dasar atau pelajaran awal dalam menyiapkan wadah yang kokoh untuk
menerima segala ilmu. Sementara demikian ini yang bisa saya bagikan buat
panjenengan sekalian, sekali lagi untuk segala kekurangannya harap dimaklumi
dan mohon kiranya ditambahkan seperlunya. Akhir kata, semoga tulisan singkat
ini ada manfaatnya. Nuwun.
Ilmu sejati guru sejati sejatine ilmu iku ono neng awake dewe"
BalasHapusSangat bermanfaat min,
BalasHapusMin minta tolong dong, buat artikel hakikat mengkaji diri kita sendiri menurut orang jawa,
Kurng lebihnya mhon maaf