Akarasa – Selamat datang
kerabat akarasa. Belakangan ini tulisan saya banyak berkutat pada sejarah, dan
ada benarnya memang jika ada yang mengatakan bahwa sejarah iti tidak ada
titiknya. Nah, karena tidak ada titiknya untuk sementara saya kasih koma dulu
untuk membagikan tulisan dengan tema yang lain. Kesempatan kali ini saya akan
bagikan tentang sisik melik pikiran atau lebih tepatnya kekuatan pikiran.
Pikiran, satu kata yang
susah-susah gampang untuk dijelaskan. Meskipun susah bukan berarti tidak layak
untuk diperbincangkan toh, bukankah selama ini ketika kita menemukan seusatu yang
susah semakin membuat kita tertantang untuk menyelesaikannya.
Ada satu ungkapan klise
tentang pikiran ini, sayangnya saya kurang tahu siapa yang mencetuskan awal
ungkapan tersebut. Segala sesuatu di dunia ini lahir dari pikiran. Demikianlah ungkapan
tersebut. Dan memang kita kita renungkan ungkapan tersebut ada benarnya, apapun
yang belum terwujud nyata memang pada awalnya terlahir dalam pikiran.
Pikiran, seperti dalam
ungkapan di atas, kata segala sesuatu jika kita telaah bisa jadi menjadi
semuanya. Artinya, segala sesuatu dalam pikiran tersebut bisa membangun dan
merusak, semua berpulang pada masing-masing dalam kecenderungan yang mana.
Sejatinya, kekuatan
dalam pikiran kita ini sudah lama disadari oleh para pendahulu kita. Namun dalam
pengantar tulisan ini saya akan cuplik dari Hipocrates dan Plato yang
mengatakan bahwa otak yang sehat akan melahirkan tubuh dan perilaku yang sehat
pula.
Cukup menarik, lebih
lanjut dalam penelitian lebih paling mutakhir adalah tentang efek placebo,
dimana pasien diberikan obat yang mengandung bahan obat-obatan dan pasien lain
hanya diberikan obat yang tidak mengandung obat-obatan. Menariknya di sini,
hasi; penelitian tersebut menunjukkan reaksi yang sama antara obat asli dan
yang tidak. Pertanyaannya, mengapa bisa demikian? Karena kedua orang yang
menjadi obyek penelitian tersebut sama-sama percaya bahwa obat yang diminumnya
memang asli dan berkhasiat.
Dan satu lagi, penelitian
dari seorang dokter onklogi Amerika, dr. Carl Simonton menyatakan dalam
jurnalnya, orang yang sering berbahagia dan memiliki pikiran positif sulit
mengalami gangguan flu, sebaliknya orang yang memiliki pikiran negatif dan
selalu sedih sangat mudah terkena flu.
Lantas, apakah kekuatan
pikiran bisa dilatih untuk menjadi daya penyembuh seperti pada penelitian
placebo di atas? Bisa.
Nah, untuk kisakak yang
tertarik untuk melatih kekuatan penyembuhan pada diri sendiri, berikut ini cara
untuk melatihnya.
RELAKSASI
Mendengar katak
relaksasi ini tentu ada sangkutpautnya dengan meditasi. Relaksasi dan meditasi
seumpama teman sebangku dalam sekolah. Keduanya bertujuan menenangkan pikiran
dan menghadirkan kedamaian dalam jiwa dan pikira.
Untuk melakukan
meditasi ini bisa kisanak lakukan dimana saja, tentu saja jangan di jalan raya.
Terpenting tempat tersebut bisa membuat kisakan nyaman. Pun caranya, bisa
sambil rebahan atau pun duduk seperti pada umumnya orang dalam meditasi atau
yoga. Terpenting di sini, bagaimana posisi yang kisanak pilih bisa membuat
nyaman. Kuncinya itu saja.
Bayangkan dalam
imajinasi kisanak tempat yang membuat kedamaian, misal itu di gunung, pantai
atau apapun itu yang bisa membuat kisanak rileks. Pejamkan mata dan tarik nafas
melalui hidung, tahan di perut dalam hitungan 4-5 ketukan. Kemudian hembuskan
perlahan melalui mulut, jangan hidung. Lakukan hal ini sambil ciptakan
keheningan hingga menciptakan frekuensi rendah di otak kisanak. Merdekakan pikiran
dari segala beban.
VISUALISASI
Kegiatan ini dapat
kisanak lakukan saat relaksasi atau dimanapun kisanak berada. Bayangkan saja
sel-sel darah kisanak mengalir dengan lancar di sekujur tubuh, dan sel-sel
darah putih menuju ke pusat rasa sakit kisanak. Lalu sel darah ini
menghancurkan dan membunuh virus-virus yang berada di sana. Juga kisanak bisa
lakukan saat jogging, bila mengalami masalah cardiovascular, bayangkan jantung
anda memompa darah dan perlahan menembus segala pembuluh yang tersumbat.
AFIRMASI
Afirmasi adalah
menentukan sikap pribadi kita, dengan pernyataan pendek dihafalan yang
diucapkan berulang-ulang kepada diri kita. Afirmasi positif akan mempengaruhi
alam bawah sadah seseorang untuk mengikuti apa yang diucapkannya.
Caranya:
Pilih kalimat afirmasi
dengan menggunakan kata saya dan kalimat positif, hindari kata jangan dan tidak.
Misal, "saya bertambah pulih hari ini" atau " saya dapat
mengatasi kalimat ini" dll. Ucapkan kalimat afirmasi yang kisanak buat
berulang-ulang kapan saja, sebaiknya saat bangun dan menjelang tidur.
Akhir kata, jikalau
kita memiliki modal pikiran dan belum kita daya gunakan secara maksimal, terutama
saat kita mengalami sakit, adalah saatnya kita mencoba cara ini. Apalagi dewasa
ini obat-obatan sangat mahal dan memiliki efek samping bagi kesehatan kita.
Mulailah sembuhkan diri sendiri dengan pikiran kita. Sekian dulu dan selamat
mencoba. Semoga bermanfaat. Nuwun.
0 on: "Melatih Energi Penyembuh dengan Kekuatan Pikiran"