Akarasa –Selamat datang
dalam dunia per-mitos-an. Namanya juga mitos, sampeyan berhak untuk percaya dan
tidak percaya. Bebas.
Mitos yang saya angkat
ini memang bukan hal yang baru, saya yakin kisanak wes akrab dengan nama yang
satu ini, Genderuwo. Kalau istri saya menyebutnya Gandaruwa (Sunda). Jika misal
ada polling, mitos Genderuwo ini tak kalah menariknya dengan mitos Kuntilanak. Bahasa
anak muda sekarang suwelas rolas (11-12) lah.
Dalam masyarakat Jawa
khususnya, mitos Genderuwo ini cukup beragam. Sekali lagi ini mitos lho ya,
jangan diambil serius seperti kisanak tidak mendapatkan surat undangan pilkada.
Bagaimana, lanjut?
Baik, jika demikian. Ini
bukan tulisan pertama yang mengangkat tema tentang Genderuwo sebelumnya lebih
bombastis lagi (halah koyo inpotemen wae), temukan tulisannya di Menelisik
Pasar Genderuwo di Tuban dan Desa
Besowo : Desa Pesinden Sekaligus Penghasil Genderuwo.
Dalam mitonya, khususnya
dalam masyarakat Jawa, Genderuwo adalah bangsa jin atau makhluk halus yang
berwujud simpanse, namun dalam ukuran jumbo. Penggambarannya tak ubahnya
simpanse yang bertubuh besar dan kekar dengan warna kulit hitam kemerahan. Lazimnya
simpanse, tubuhnya juga ditumbuhi rambut lebat di sekujur tubuh. Namun bulunya
agak kasaran, seperti rambut buntut sapi itulah kira-kira. Genderuwo ini bisa
dikatakan paling banyak di pulau Jawa. Jika ditilik dari ragam mitosnya lho ya.
Saya tidak tahu, apakah di daerah lain juga demikian.
Konon, Genderuwo ini
habitat yang paling digemarinya adalah batu berair, bangunan tua, pohon besar
yang teduh atau sudut-sudut yang lembab sepi dan gelap. Nah, jika disekitar
tempat sampeyan ada kriteria ini, ada baiknya untuk membuktikannya. Siapa tahu
sampeyan beruntung bisa selfi dengannya, pasti viral itu.
Tentang mitos hunian
resminya, selain yang sudah saya bagikan pada tautan di atas, yakni Desa
Besowo, Kecamatan Jatirogo, Tuban, Jawa Timur. Kompleks pemukiman Genderuwo ini
juga bisa kisanak kunjungi di hutan jati cagar alam Danalaya, Kecamatan
Slogohimo, kurang lebih 60 an km di sebelah timur Wonogiri, Jawa Tengah.
Selanjutnya, tak jauh
dari tempat saya ini, Jogjakarta, sekitar 60-an km juga ke arah barat, tepatnya
di wilayah Lemah Putih, purwosari, Girimulyo, Kulon Progo. Ketiga ini yang
paling terkenal, bisa dikatakan seukuran kabupaten dalam dunia manusia. Tentu saja
masoh banyak komplek-komplek hunian Genderuwo ditempat lain setingkat kecamatan
sampai RT.
Seperti lazimnya bangsa
jin, Genderuwo juga dipercaya dapat berkomunikasi dan melakukan kontak langsung
dengan manusia. Berbagai legenda menyebutkan bahwa Genderuwo dapat mengubah
penampakan dirinya mengikuti wujud fisik seorang manusia untuk menggoda
manusia. Genderuwo juga dipercaya sebagai sosok makhluk yang iseng dan cabul,
karena kegemarannya menggoda manusia terutama kaum perempuan dan anak-anak.
Genderuwo kadang senang menepuk pantat perempuan, mengelus tubuh perempuan
ketika sedang tidur, bahkan sampai memindahkan pakaian dalam perempuan ke orang
lain.
Tidak sampai di sini
saja, konon Genderuwo seringkali muncul dalam wujud makhluk kecil berbulu yang
bisa tumbuh membesar dalam sekejap. Pernah, di rumah sampeyan gentengnya
seperti dilempari kerikil atau pasir? Jika pernah, konon itu adalah ulah usil
makhluk yang sedang kita bincang ini.
Pensaran ingin tahu
kegemaran Genderuwo yang lain dan paling utama? Agenda utama dalam dunia
per-Genderuwo-an adalah menggoda istri-istri kesepian yang ditinggal suami atau
para janda, bahkan kadang Genderuwo bisa sampai melakukan hubungan seksual
dengan mereka. Pada konteks ini, konon dipercayai bahwa benih daripada
Genderuwo dapat menyebabkan seorang wanita menjadi hamil dan memiliki keturunan
dari Genderuwo.
Menurut legenda,
Genderuwo memiliki kemampuan gendam untuk menarik wanita agar mau bersetubuh
dengannya. Kemampuan hubungan seks Genderuwo juga diyakini amat luar biasa,
sehingga wanita-wanita korban pencabulannya seringkali merasakan puas dan
nikmat yang luar biasa apabila berhubungan badan dengan Genderuwo. Namun
biasanya wanita korban yang disetubuhi oleh Genderuwo tidak akan sadar sedang
bersetubuh dengan Genderuwo karena Genderuwo akan menyamar sebagai suami atau
kekasih korban dalam melakukan hubungan seks.
Hebatnya lagi, disebutkan
pula dalam mitos kalau Genderuwo memiliki libido dan gairah seksual yang besar
dan jauh di atas manusia, sehingga ia amat mudah terangsang melihat kemolekan
perempuan dan membuatnya menjadi makhluk yang senang menggoda perempuan.
Cukupkah sampai di
sini? Belum anak muda. Mitos masih berlanjut.
Ada satu legenda
menyatakan jika Genderuwo kadang senang bersemayam di dalam rahim perempuan.
Perempuan yang rahimnya disemayami oleh Genderuwo akan memiliki gairah seks
yang tinggi dan tak mampu menahan gairahnya. Si perempuan akan senang melakukan
hubungan intim.
Nah, apabila pasangan
si perempuan tak mampu mengimbangi gairahnya, maka si perempuan takkan segan
mencari pasangan lain. Hal ini terjadi karena gairah si wanita dikendalikan
oleh Genderuwo, apabila si wanita melakukan hubungan intim, maka si Genderuwo
yang bersemayam di rahimnya juga akan merasakan nikmat dari hubungan intim yang
dilakukan wanita tersebut.
Namun, disamping agenda
utama Genderowo yang usil dan cabul itu, dalam kepercayaan Jawa khususnya, mitosnya
tidak semua Genderuwo bersifat jahat, ada pula Genderuwo yang bersifat baik.
Genderuwo yang bersifat baik ini dipercaya biasanya menampakkan wujudnya sebagai
seorang kakek tua berjubah putih yang kelihatan amat berwibawa. Genderuwo dalam
model begini digambarkan bersifat baik hati dan tidak sombong, dan tentu saja
tidak bersifat cabul seperti saudara sebangsanya yang bersifat jahat. Genderuwo
tipe-tipe ini konon tidak banyak, terbatas sekali jumlahnya dan seringkali
membantu manusia seperti menjaga tempat gaib atau rumah dari orang yang berniat
tidak baik, bahkan perampok.
Genderuwo yang model
seperti ini, konon juga seringkali membantu menyunat anak-anak dari keluarga
tidak mampu yang saleh beribadah. Pernah toh mendengar kisah-kisah bocah di
sunat secara misterius. Nah itu dia. Ulah si Genderuwo ini.
Jika di awal tulisan
ini Genderuwo adalah salah satu ras dari bangsa jin, namun tidak sedikit yang
memercayai Genderuwo berasal dari arwah orang yang meninggal secara tidak
sempurna, bisa akibat bunuh diri, penguburan yang tidak sempurna ataupun
kecelakaan sehingga arwah orang tersebut merasa penasaran dan belum mau
menerima kematiannya.
Lazimnya makhluk tak
kasat mata, jadi Genderuwo tidak dapat dilihat oleh orang biasa tapi pada saat
tertentu dia dapat menampakkan dirinya bila merasa terganggu. Dipercaya bahwa
tidak semua Genderuwo jahat, karena ada pula yang baik dan sikap mereka
tergantung bagaimana manusia bersikap, apakah mau berteman atau bermusuhan
dengan Genderuwo tersebut.
Pernah mendengar ritual
pemanggilan Genderuwo dengan media burung gagak? Jika belum kisanak baca di Pengalaman
Misteri Menukar Gagak Bakar dengan Cincin Genderuwo. Sudah di baca? Suwun. Lanjut
lagi anak muda.
Mitos ritual
pemanggilan Genderuwo menggunakan media membakar sate gagak ini diyakini bahwa
burung gagak adalah makanan kesukaan sekaligus binatang peliharaan Genderuwo. Perihal
dalam melakukan ritual ini, misal saja sampeyan yang ingin bertemu dengan
Genderuwo harus mengikuti tata cara khusus untuk membuat sate gagak. Dari pada
nanti sampeyan penarasan, wes tak bagikan wae mitos caranya tersebut.
Tata cara tersebut
umumnya digambarkan sebagai berikut: setelah berhasil menangkap burung gagak
(sampeyan bisa beli juga), burung gagak tersebut disembelih dengan pisau yang
sangat tajam. Alasannya, ketajaman mata pisau akan mempengaruhi lancar tidaknya
darah yang mengalir keluar dari bekas luka yang ditimbulkan. Berikutnya adalah
mencabuti bulu-bulu hitam gagak yang kasar sehingga benar-benar bersih.
Selanjutnya, daging
yang sudah bersih ditelikung seperti halnya kalau sampeyan membuat ingkung
ayam. Ngerti toh carane ngingkung ayam. Baru kemudian, bisa dibakar di atas
perapian. Hal terpenting dari ritual ini dipercaya adalah pengucapan rapalan
mantra khusus agar Genderuwo selain mencium bau makanannya juga dapat mendengar
panggilan. Mantra pemanggil Genderuwo diyakini hanya dimiliki segelintir orang
saja dan tidak sembarang diberitahukan. Sifat kerahasiaan ini telah banyak
digunakan untuk penipuan demi mendapat keuntungan.
Tempat yang diyakini
paling tepat untuk menggelar ritual pemanggilan ini adalah tempat yang terbuka,
agar bau burung gagak yang dibakar menyebar ke segala arah dibawa oleh angin
dan bisa mengundang Genderuwo mendatangi tempat tersebut.
Sekedar tambahan lagi
sedikit, kalau banyak sampeyan mblenger toh. Mitos tentang keberadaan Genderuwo
itu sendiri telah banyak digunakan dalam banyak media hiburan, terutama dalam
cerita fiksi horor. Film horor dengan mengambil tema Genderuwo ini tidak hanya
monopoli film dari Indonesia, di Malaysia juga akrab dengan tayangan seperti
ini, hal ini lumrah wae di mana komunitas Jawanya masih mempraktekkan
kepercayaan leluhurnya.
Mitos genderuwo pernah
diangkat ke kisah drama di layar lebar dalam film Gondoruwo (1981) yang
disutradarai Ratno Timoer. Mitos genderuwo juga banyak diangkat menjadi cerita
fiksi hiburan di era 1990-an, seperti komik roman mistis bersambung "Si
Denok" yang dimuat di harian Suara Merdeka tahun 1990-an. Film horor
Genderuwo yang dirilis tahun 2007 di Indonesia juga meminjam banyak unsur
cerita dari mitos Genderuwo.
Pada dekade 90-an
sempat tenar figur "Tebo Si Manusia Misterius" yang diorbitkan oleh
grup hiburan keliling "Wahana Misteri". Tebo lahir di Jember, Jawa
Timur pada tahun 1970, yang menarik dari tokoh ini adalah bahwa dia dilahirkan
dengan ciri fisik abnormal dimana bulu tumbuh di sekujur tubuhnya dan juga
ukuran tubuhnya yang amat besar. Oleh karena inilah Tebo diberitakan oleh
masyarakat sebagai hasil kawin silang antara manusia dengan Genderuwo, berita
ini disajikan oleh pihak Wahana Misteri dengan mengemas pertunjukan Tebo dengan
kisah mistis yang cukup menarik sebagai asal usulnya.
Dalam konteks internasional,
versi Persianya, yaitu Gandarewa telah dipinjam ke dalam permainan video RPG /
permainan peran Final Fantasy X asal Jepang tahun 2001. Dalam permainan video
ini Gandarewa adalah salah satu dari banyak makhluk monster musuh yang
mempunyai kekuatan magis. Jadi, genderuwo ini sudah meng-internasioanal lho. Bangga!
Hush, jangan begitu. Haaaalah, ternyata sudah panjang tulisan ini, sementara
sampai di sini dulu dan terima kasih sudah berkunjung di sini. Nuwun.
0 on: " Genderuwo : Mitos dan Kenyataan yang Tak Lekang di Makan Jaman"