Akarasa – Selamat
datang kerabat akarasa. Apakah kisanak adalah salah satu pemakai batu akik?
Jika iya, sampeyan membaca tulisan yang pas.
Tidak banyak yang tahu,
ternyata sejarah akik ini sudah digemari pria sebagai aksesoris tubuhnya sejak
lebih dari 15 ribu tahun yang lalu. Bahkan, batu akik ini dipercaya sebagai
pakaian raja, bagian dari kemuliaan, kemakmuran, keperkasaan pria, dan penguat
aura tubuh serta bisa mendatangkan banyak keajaiban.
Batuan akik atau yang
dalam istilah gemstone digolongkan sebagai batuan setengah mulia memiliki
kekerasan kurang dari 7 mohs. Berbeda dengan intan, batuan akik terbentuk saat
larutan hidrotermal semakin mendingin karena semakin dekat permukaan. Sambil
berjalan ke atas, dia mengisi rekahan dan pori-pori batuan, dan bahkan mengisi
fosil kayu sehingga membatu.
Ada banyak jenis batu
akik yang banyak diminati oleh para kolektor, beberapa diantaranya seperti mirah
delima ruby), safir, kecubung, giok, dan bacan. Warna-warna nya pun cantik
cantik, ada yang berwarna merah, biru, ungu lavender, biru, hijau dan masih
banyak lagi. Jenis batuan ini sangat diminati karena selain warna dan motif
yang menarik, banyak yang percaya bahwa batu akik memiliki beragam khasiat yang
mampu memberikan manfaat bagi pemakai atau pemiliknya. Nah, pada kesempatan ini
saya akan mengulas secara khusus tentang batu jenis kecubung. Kisanak tentu
tahu juga toh, bagaimana mitos yang menyungkupi si ungu ini.
Boleh di bilang batu
Kecubung, yang merupakan batu setengah permata ini adalah karib paling dekat
dari para pencinta batu akik, baik yang faham maupun yang tidak faham tentang
batu permata. Ibaratnya yang namanya kecubung ini sudah menusantara dikenal
masyarakat dalam pelukan mitos, bahwa kecubung memiliki khasiat yang berupa
pengasihan-asmara. Saking seringnya masyarakat ini tahu tentang kecubung,
sampai-sampai muncul pendapat bahwa batu ini hanya ada di Indonesia
(Kalimantan, Pacitan, dan Garut).
Sebenarnya tidak
demikian, Batu kecubung banyak ditemukan juga di manca negara seperti; Brazil,
Canada, India, Russia, Madagascar, Namibia, Sri Lanka dan Amerika. Di manca negara
atau di dunia internasional batu Kecubung disebut juga sebagai Amethyst.
Kecubung atau Amethyst
memiliki warna dasar ungu, dan merupakan batu mineral supercomposite yang terdiri daripada lamella seperti belang yang berselang diantara bagian kanan dengan
kiri. Struktur ini diakibatkan karena tekanan mekanikal dalam lapisan bumi selama
berjuta tahun. Hasilnya, Kecubung atau Amethyst mempunyai corak seakan-akan cap
jari (berbelang-belang).
Selain itu, corak di
dalam batu Amethyst juga terjadi karena hilangannya air (H2O) dalam mineralnya
karena tekanan dalam waktu yang sangat lama. Tapi ada juga kecubung yang tidak
bercorak dan membentuk kristal bening. Ditinjau dai kekerasannya, Kecubung atau
Amethyst mempunyai kekerasan 7 pada skala Mohs. Sehingga Kecubung atau Amethyst
sering disebut sebagai batu mulia atau permata kelas II.
Untuk di Indonesia,
Kecubung atau Amethyst sudah mendapatkan posisi dihati penggemarnya, karena
selain keindahannya, masyarakat kita meyakini bahwa Kecubung memiliki khasiat
pengasihan. Benar atau tidaknya dikembalikan pada pribadi masing-masing. Batu
Kecubung tidak sulit didapat, kisanak cukup datang ke Malioboro (perempatan
kantor pos Jogjakarta) jika kebetulan berkunjung ke Jogja. Dilokasi ini banyak
ditawarkan batu Kecubung dengan berbagai kualitas dan asalnya, ya tentu saja
kualitas berbanding lurus dengan harganya. Sebiji batu Kecubung berkisar antara
Rp 50.000 sampai diatas Rp 750.000,- tergantung kualitas dan ukurannya.
Di manca negara batu
Kecubung atau Amethyst yang dikenal ada dua jenis yaitu Amethyst Banded dan
Amethyst Flower. Sedangkan uniknya di Indonesia di kenal adanya Kecubung
Combong atau Kecubung yang memiliki lubang sampai bawah dan diyakini memiliki
kekuatan gaib tertentu. Masing-masing ada perbedaan dan khasiat yang berbeda.
Dari sisi jenis potongannya, dipasaran terdapat kecubung yang dipotong dalam
bentuk Pear Cut, Octagon Cut, Heart Cut, dan Round Brilliant Cut.
Seperti yang sudah saya
narasikan di atas, bisa dikatakan, Kecubung adalah batu yang mempunyai kesan
tersendiri bagi pecinta batuan yang ada di Indonesia ini. konon, disamping
sebagai penghias jari, Kecubung juga dianggap salah satu batu yang memiliki
tuah. Sebut saja di antaranya adalah Kecubung Asihan. Batu jenis ini di percaya
mempunyai khasiat untuk mendapatkan simpati dari orang lain dan juga orang
menjadi tidak ingin berbuat jahat kepada si pemakai batu tersebut.
Namun, untuk
memnjadikannya bertuah pun harus melalui beberapa tahapan tertentu, beberapa
diantaranya adalah saat mengilahnya tidak menggunakan peralatan modern, semisal
menggunakan gerindra atau obat pemoles lainnya. Umumnya, untuk menghaluskan
batu Kecubung yang bertuah, harus dengan menggunakan bambu.
Selain hal-hal yang
berbau supranatural, Kecubung juga dipercaya bisa meningkatkan kekuatan
bathin/spiritual serta kewaspadaan intuitif seseorang. Juga digunakan untuk
meredakan sakit kepala. Legenda mengatakan, menggunakan Amethyst atau minum
dari cawan yang terbuat darinya, akan mencegah terjadinya keracunan, karena
sifat mineral yang diyakini sebagai penawar racun. Ada kepercayaan lama
menunjukkan arak yang diminum di dalam gelas amethyst tidak akan menyebabkan
peminum menjadi mabuk.
0 on: "Kecubung : Keindahan dalam Balutan Mitos"