Akarasa – Selamat datang
kerabat akarasa. Pengalaman misteri, bagi yang mengalaminya tentu mempunyai
tempat tersendiri. Tak jarang manakala kita mengingat kejadian tersebut
seringkali membuat kita bukan ketakutan, malah sebaliknya. Tersenyum simpul
atau bahkan ngakak karenanya. Tulisan yang sedang kisanak baca ini adalah
pengalaman pribadi dari istri saya sendiri ketika dia masih kerja di Cikarang
beberapa tahun yang lalu.
Ketika itu, akhir
bulan, sebagaimana biasanya rutinitas pekerjaan di bidang pembukuan membuat
istri saya suka tidak suka harus lembur, tentu sampai pekerjaan itu kelar dan
biasanya hingga larut. Namun tidak seperti biasanya, ketika itu dia menjadi
yang terakhir keluar dari kantor. Suasana kantor yang sepi membuatnya tidak
nyaman, sedikit bergegas istri saya menuju lobi. Ketika melewati sebuah ruangan dia melihat ruangan masih tampak agak terang, mungkin ada karyawan lain yang
masih lembur juga sepertinya, padahal perkiraannya bahwa dialah orang terakhir di
kantor.
Kemudian ia pun mulai
berpikir bagaimana caranya untuk pulang, karena angkutan umum tengah malam
begini pasti sudah tidak beroperasi, pun langganan ojegnya juga sepertinya
kalau jam segini sudah tidak mangkal lagi. Sebagai perantau ia tinggal ngekost
di bilangan pinggiran kota Cikarang, alasannya karena kost di dekat kantornya
terbilang cukup mahal dengan gaji pegawai biasa seperti dirinya. Berkali-kali dia
mencoba order taksi melalui poselnya (belum ada online-online-an seperti
sekarang) sebagaimana biasanya, komplit armada taksi yang di pesannya kosong
alias sedang jalan semua.
Ketika menuju post
satpam, seorang satpam menyapanya.
“Baru pulang, Neng?” Suara
bariton bapak satpam yang pensiunan tentara itu sempat membuatnya tersentak
kaget.
“Duh, bapak saya kirain
ga ada orang di pos!”
“Sebentar lagi ini mau
keliling. Nunggu Jemputan?”
“Enggak! Oh iya bapak
punya kenalan ojek ga?” tanya istri saya.
“Ada Neng, tapi
sepertinya jam segini sudah tidur. Mau
saya cariin taksi aja?” Tawar si bapak satpam yang berkumis tebal tersebut.
“Ehmm..kalau ada ojek
motor aja Pak!”
Duh.. naik taksi,
berapa biaya argonya. Pasti mahal pikirnya,
“Jam segini udah susah
Neng, yang mangkal juga udah pada pulang kali”
Istri saya berpikir “Aah,
sudahlah daripada tidak ada sama sekali”. Kemudian ia pun menyetujui untuk
pulang dengan taksi pesenan si bapak satpam tersebut. Tidak berapa lama sebuah
taksi sudah tiba di hadapannya siap mengantarnya, tak lupa ia berterima kasih
untuk bantuan pak kumis yang baik hati tersebut.
Nah, dari sini kisah
ini di mulai. Pertama membuka pintu, aroma wangi semerbak menusuk hidung istri
saya. Pikiran paranoidnya mulai menguasai. Tapi dia sudah cukup lelah, dan
ingin segera kembali ke kostnya. Si bapak sopir amat sangat pendiam, sebagai
penumpang, cewek lagi, istri saya pun mencoba memecah keheningan.
“Pak..ini mobilnya ko
wangi banget ya?”
“Oh iya. Tadi sebelum ibu
ada penumpang yang tidak sengaja menumpahkan minyak wangi di jok belakang!”
Keheningan kembali,
perjalanan masih cukup lumayan jauh dan suasana semakin dingin hingga istri
saya meminta mematikan saja AC nya. Entah sudah berapa lama ia terlelap,
rasanya mobil bergerak amat sangat pelan. Perlahan dia membuka mata dan amat
sangat terkejut ketika mobil tetap bergerak tapi tak menemukan pengemudi di
depannya. Barang tentu mendapati hal ini ia menjadi panik dan ketakutan,
jangan- jangan ia menaiki taksi hantu sebagaimana kisah horor yang diceritakan
teman-temannya.
Dia mencoba membca doa
sebisanya, berteriak mencoba meminta pertolongan tapi jalanan teramat sepi. Naluriah,
ia mencoba membuka pintu taksi dan menggendor-gendor kaca taksi di tempat duduk
penumpang. Perlahan taksi berhenti dan pintu di buka dari luar.
“Ada apa ibu teriak-teriak?”
tanya sang sopir.
“Lho..bapak dari mana?
Ini orang atau hantu?” Tanya istri saya cemas.
“Saya orang, Bu!. Taksi
saya mogok kehabisan bensin, tadi saya sudah coba membangunkan ibu. Tapi karena
tampak kelelahan ibu tidak juga bangun. Ya sudah saya coba dorong taksinya
sampe ketemu SPBU”.
“Oh Gusti. Ya sudah saya
turun disini saja Pak. Sudah tidak terlalu jauh ko”. Antara masih lemas karena
kaget dan malu pada sopir taksi, istri saya memutuskan untuk melanjutkan dengan
ojek yang pangkalannya tidak terlalu jauh dari tempat taksi tersebut berhenti.
Sekian
0 on: "Kisah Sejati : Taksi Misterius"