Akarasa – Selamat datang
kerabat akarasa. Sebenarnya pengalaman misteri ini adalah pengalaman istri saya
beberapa tahun yang lalu. Saat dia masih kerja di salah satu dealer terbesar di
kota Banjar, Jawa Barat. Untuk lebih mudah membahasakan pengalaman seramnya
ini, tulisan ini saya memakai gaya bahasa dalam bentuk pengakuan.
Ini pengalaman beberapa
tahun lalu, ketika saya masih bekerja dan ada pelatihan dari Astra di kota
Bandung. Pelatihan tersebut diadakan di sebuah hotel yang berkonsep bungalow yang
sekaligus tempat kami menginap di dekat danau Cileunca, Pengalengan, Bandung. Saya
bersama seorang rekan cowok satu dealer berangkat dari pagi, dengan tujuan bisa
menikmati kuliner kota Bandung dan ada beberapa sahabat di bandung yang sudah
tak sabar melepas rindu.
Lumayan sepanjang siang
sampai malam bisa melepas rindu dengan sahabat-sahabat, karena keesokan harinya
jelas tidak mungkin karena acara pelatihan selama tiga hari itu tentu sudah
menguras tenaga.
Tak disangka itu adalah
kisah satu malam yang sungguh tak terlupakan. Hotel tempat saya menginap adalah
sebuah hotel yang terbilang cukup besar, dan memiliki beberapa villa dalam satu
kompleks tersebut. Begitu checked in, reception mengatakan bahwa kamar saya terletak
cukup jauh terpisah dengan vila yang
lainnya.
Dasar berjiwa
petualang, saya meminta pergantian kamar lumayan agak deket dengan reception. Sebenarnya
dalam satu kamar dipakai dua orang, sayangnya malam itu saya harus sendiri
karena yang lain belum banyak yang datang. Sedangkan teman satu dealer adalah
cowok. Berani tidak berani, malam itu saya harus sendiri.
Berhubung beberapa
sahabat sudah menunggu untuk menikmati kopi sore hari dan dilanjutkan dengan
jalan-jalan, saya hanya sebentar saja masuk ke dalam kamar menaruh koper kecil,
dan segera keluar lagi. Malam itu saya diajak keliling dan menikmati kota Bandung.
Sekitar jam 11 malam, setelah jalan-jalan yang memuaskan dan obrolan panjang
lebar, saya terpaksa ngotot minta diantar kembali ke hotel mengingat
pelatihannya dimulai jam 9 pagi besoknya.
Setibanya di hotel,
baru saya perhatikan bahwa antara main building ke lokasi kamar saya itu cukup
jauh. Ada taman yang cukup luas memisahkan, dan banyak sekali pohon rindang
besar memenuhi taman. Begitu masuk kamar saya memutuskan untuk langsung mandi
lagi. Lampu kamar mandi rasanya tidak seterang yang saya harapkan, tapi karena
sudah letih, saya hanya shower sebentar dan membersihkan wajah. Perasaan hati
saya entah kenapa terasa sangat tidak enak.
Yang namanya mandi
bebek, benar benar saya lakukan malam itu. Tidak sampai lima menit sudah
selesai. Selesai mandi saya mau membuka beberapa catatan penting untuk
persiapan pelatihan esok harinya. Di pojokan kamar ada sebuah kursi dan lampu
baca. Saya duduk disitu dan menyalakan lampunya, tidak menyala. Mau menghubungi
house keeping, jam sudah tengah malam, rasanya kok tidak enak juga jadi tamu
yang rewel. Saya memutuskan untuk menonton televisi saja sebentar. Toh
dokumennya bisa dilihat pagi pagi ketika breakfast.
Kira kira lima menit
saya menonton berita di televisi, tiba tiba TV-nya padam. Duh, perasaan saya
tambah tidak enak. Bulu kuduk sepertinya mulai meremang menandakan seperti ada
makhluk halus di kamar saya. Televisi saya nyalakan lagi, mungkin tadi
remote-nya kepencet, begitu pikir saya. Eh, dua menit kemudian mati lagi
TV-nya. Kali ini saya sangat yakin tidak menyentuh tombol remote, karena saya
taruh di meja kecil samping kursi.
Suasana di kamar benar
benar sudah terasa sangat tidak enak, saya memutuskan untuk tidur. Sebelum naik
tempat tidur, saya masuk lagi ke kamar mandi buang air kecil. Ketika keluar
dari kamar mandi, betapa terkejutnya saya melihat remote control yang ditaruh
diatas meja kecil sudah berpindah diatas ranjang. Masih mencoba menghibur diri,
saya berpikir mungkin tadi saya pindahkan....
Bulu kuduk saya
meremang dan hawa di dalam kamar terasa sangat dingin menusuk. Tidak, ini bukan
dingin AC, hawa dinginnya lain sekali. Cepat-cepat saya menarik selimut sambil
berdoa dan menutup mata berbalik samping kanan. Gelisah sekali rasanya, dan bahkan
ketika mata saya tertutup, saya bisa merasakan seperti ada kehadiran orang lain
di kamar. Tiba-tiba badan saya terasa seperti ada yang menindih. Berat sekali,
dan dada saya ditekan begitu kuatnya sampai sesak. Sekuat tenaga saya mendorong
sambil berdoa menyebut nama Tuhan berulang kali.
Manusia kalau sudah
ketemu hantu otomatis langsung ingat Tuhan. Jangan ketawa lho.... ini bener..
Saya tidak melihat bayangan apapun, tapi desahan napas perempuan sepertinya
berpindah pindah di sudut-sudut kamar. Insting saya mengatakan untuk jangan
menutup mata. Lagian juga rasa kantuk sudah menguap entah kemana. Begitu saya
diam hening, terasa sekali desahan napas perempuan menyentuh kuping saya dan
mencoba menindih saya kembali.
Entah kenapa dari rasa
takut yang luar biasa, saya justru berubah menjadi marah. Benar-benar marah.
Sambil berdiri menantang, dengan suara lantang saya bicara..." kamu ini
siapa dan apa maumu? Jangan pengecut hanya bisa menakut-nakuti saya dengan
berpindah pindah ke semua sudut ruangan. Ayo kalau mau, tunjukkan siapa kamu
dan apa maumu!".
Rasa takut saya lenyap
dalam sekejap, yang ada malah sudah seperti preman menantang orang berantem
dengan tangan terkepal. Saya kemudian ingat ada buku Yasin kecil yang
diselipkan mama saya di dalam tas tangan. Sambil duduk diatas tempat tidur,
saya komat-kamit berdoa memegang buku Yasin tersebut. Perasaan saya jauh lebih
tenang, meskipun tetap merasa ada kehadiran si makhluk halus perempuan itu.
Alangkah leganya saya
ketika saya mendengar suara Adzan berkumandang. Saya tahu pasti ini sudah
waktunya dia pergi. Lima menit setalah adzan berkumandang, jendela kamar saya
terdengar seperti ada yang membuka dan membantingnya keras-keras. Saya tahu
hantu itu sudah meninggalkan kamar. Ruangan kamar terasa sangat melegakan, dan
perasaan saya langsung enak.
Hingga ketika
menceritakan ini dengan berapi api kepada suami yang akhirnya menjadi tulisan
yang Anda baca ini, dan menekankan betapa pemberaninya saya melawan si makhluk
halus, suami menyimak sambil bertanya,
"kok Unda bisa
tahu itu perempuan?"
"Iya, jelaslah
dengusannya berbeda dan perasaan saya memang sangat kuat bahwa itu seorang
hantu wanita." Sambil memeluk saya erat erat suami hanya berbisik,"
syukurlah Unda tidak apa apa, dan saya lega sekali mengetahui bahwa hantu itu
perempuan, dan bukan laki laki...". !!
0 on: "Semalaman Bersama Hantu Bungalow"