Akarasa – Tidak perlu
sungkan untuk mengakui, bahwa kita acapkali menjadi ‘'hakim' yang ulung bagi
orang lain, pada sisi yang lain akan berkebalikan tampil sebagai 'pembela'
termahsyur bagi dirinya sendiri.
Ya, kadang hanya dengan
bertemu sekali saja dengan seseorang kita sudah bisa mengira watak dari orang
tersebut yang kita nilai dari bentuk wajah dan ciri-ciri yang lain. Pernah toh
mengalami hal demikian. Dalam budaya Jawa hal seperti ini bisa dilihat di
primbon-primbon, yang dulunya berasal dari wejangan-wejangan cerdik pandai,
ahli tafisr dan pujangga keraton.
Pengetahuan yang
berdasarkan ilmu titen ini kemudian menyebar keluar istana ke masyarakat dan
di-amini. Salah satunya adalah ilmu titen meramal bentuk wajah seseorang dengan
tanda-tanda tertentu. Tanpa bermaksud mengajak sampeyan berprasangka buruk pada
seseorang, pada kesempatan minggu yang lumayan cerah ini saya akan sarikan bukan
dari primbon, namun dari sumber lain. Setidaknya sekedar untuk menambah wawasan
buat kita semua.
Wajah adalah salah satu
ciri manusia yang paling menonjol, paling dikenal, dan paling diingat. Seperti
juga kepribadian manusia, maka wajah manusia itu bersifat spesifik dan
individual yang berbeda antara masing-masing individu.
Seperti sekilas sudah
saya narasikan di awal tulisan ini. Secara sadar atau tidak, kita semua
seringkali menilai wajah orang-orang yang kita temui. Kesan wajah yang
mencerminkan kejujuran, wajah penipu, wajah licik, wajah penakut, wajah
pemberani, wajah penuh kasih sayang, wajah penuh kebengisan, dan kesan lainnya,
biasanya merupakan kesimpulan yang kita dapatkan dari kesan pertama perjumpaan
kita.
Akan tetapi, seringkali
pula kita ternyata salah dalam mengambil kesimpulan awal yang kita dapatkan
secara seketika berdasarkan naluri semata tanpa penelaahan lebih lanjut.
Dibalik wajah ada lebih dari seratus otot yang terletak dibawah permukaan
kulit, menyebar di sekitar empat belas tulang, dan otot-otot inilah yang
mengendalikan dan menggerakkan cerita tentang wajah manusia.
Membaca wajah atau
penafsiran karakter dan kepribadian seseorang dari ciri wajah sudah ada sejak
zaman dahulu. Sejak zaman Romawi, bahkan beberapa literatur menunjukkan bahwa
sejak jauh hari sebelumnya teknik ini telah berkembang pesat di Tiongkok. Saat
ini telaah mendalam untuk membaca sifat seseorang melalui pembacaan wajah
disebut ilmu Fisiognomi yang termasuk pencabangan didalam ilmu Psikologi.
Setiap wajah akan
memberikan sebuah cerita yang hampir setara dengan sebuah cerita novel. Ada
cinta, harapan, persahabatan, iri hati, kelicikan, ketamakan, ambisi,
kesombongan, dan tak ketinggalan juga dalam soal seks. Semua itu dapat terbaca
dan terangkum dalam wajah siapa saja setiap individu yang kita temui pada
setiap harinya.
Kita mungkin akan
terkejut jika melihat potret hasil gabungan potongan sisi kiri wajah kita yang
disambungkan dengan potongan sisi kiri wajah kita dibandingkan dengan potret
yang menggabungkan potongan sisi kanan wajah kita digabungkan dengan potongan
sisi kanan wajah kita.
Kita kemungkinan besar
akan mendapatkan satu wajah dari satu individu yang ternyata mempunyai dua
wajah yang sangat berbeda ekspresinya. Bisajadi kita akan mendapati potret
wajah gabungan sisi kiri-kiri yang menampilkan ekspresi bersahabat dan ceria,
sedangkan potret wajah gabungan sisi kanan-kanan yang menampilkan ekspresi
bengis dan culas.
Bisa jadi potret wajah
hasil gabungan sisi kiri-kiri menyiratkan ekspresi sifat pemurung dimana hal
itu ditutupinya dengan mencoba menampilkan kepada sekelilingnya ekspresi wajah
gembira seperti yang terlihat dari potret wajah hasil gabungan sisi
kanan-kanan.
Lantas, apa yang bisa
kita pelajari dari ekspresi wajah yang asimetris atau ekspresi wajah yang
berbeda dari potret wajah gabungan sisi kiri-kiri dan potret wajah gabungan
sisi kanan-kanan itu?
Charles Dickens dalam
bukunya yang berjudul Martin Chuzzlewit, mengemukakan konsep konflik emosi yang
tampak di wajah seseorang. Kontradiksi atau konflik emosi ini akan semakin
jelas dan mudah terlihat dari citra kontras yang tercipta dari sisi kiri wajah
dan sisi kanan wajah seseorang.
Charles Dickens dalam
bukunya tersbut menyimpulkan setidaknya ada empat belas temuan tentang citra
wajah dan asimetris wajah. Satu temuan yang menyimpulkan bahwa sisi kiri sebuah
wajah jauh lebih ekspresif dibandingkan sisi kanannya.
Sisi kiri wajah yang dipengaruhi
oleh bagian hemisfer (dua sisi simetris yang membagi otak besar) kanan otak ini
merefleksikan emosi dan sikap dasar kepribadian seseorang. Beberapa kalangan
mengatakan, sisi kiri wajah yang disebut sisi aspek sinister ini merupakan sisi
pribadi yang paling mendasar dari seseorang.
Sedangkan sisi kanan
wajah yang dipengaruhi oleh bagian hemisfer kiri otak ini merefleksikan hasil
reaksi yang terkendali. Ibarat papan iklan, sisi kanan wajah adalah citra yang
ingin diperlihatkan seseorang kepada dunia sekitarnya. Sebuah topeng sosial
dimana seseorang berusaha menyembunyikan dirinya yang sesungguhnya.
Ketidakseimbangan antara sisi kanan wajah dengan sisi kiri wajah ini dapat
menampilkan tanda-tanda khusus yang memberikan informasi lebih lanjut bagi
pengenalan apek kepribadian seseorang.
Semakin simetris
ekspresi wajah seseorang akan semakin jujur dan semakin jelas emosi dan
perasaan yang diperlihatkannya. Sedangkan semakin asimetrik ekspresi wajah
seseorang akan semakin besar kemungkinan kepura-puraan dan semakin jelas adanya
pengendalian emosi dan perasaan dipaksakan yang ingin ditampilkan dan
diperlihatkannya kepada sekelilingnya.
Seperti juga halnya
dengan animasi singkat yang menampilkan ekspresi wajah yang berbeda dari potret
hasil gabungan sisi kiri-kiri dan potret hasil gabungan sisi kanan-kanan, yang
dapat mengungkapkan keadaan karakter dasar dan kepribadian seseorang.
Begitu pula jika dalam
bertatap muka langsung dengan seseorang, kita didapati perbedaan kebiasaan pada
kedua sisi ekspresi wajahnya itu maka dapat pula menunjukkan dasar kontradiksi
dalam kepribadian seseorang itu. Mungkin seseorang dapat menyesuaikan ekspresi
wajah untuk mengelabuhi atau untuk menarik simpati, namun hal itu cepat atau
lambat akan tampak yang sesungguhnya kendati sudah sedemikian keras berusaha
ditutup-tutupinya.
Bagi pembaca wajah yang
sudah panjang jam terbangnya serta melakukan upaya khusus dan kejelian untuk
menyadari asimetris wajah seseorang, maka tanda-tanda yang mampu bercerita itu
cepat atau lambat akan muncul walau hanya dalam beberapa detik saja.
Salah satu misal, jika
kita ingin mengetahui apakah sebuah hadiah yang kita berikan itu benar-benar
membuat dia bahagia, maka perhatikanlah sisi kiri wajah penerima hadiah itu.
Tidak mudah memang, semua membutuhkan upaya khusus disertai latihan dan kejelian.
Kesulitan akan timbul
karena mata kiri amat dipengaruhi oleh hemisfer kanan otot, maka biasanya mata
kiri yang paling banyak menerima dan mencatat secara lebih tepat. Mata kiri
yang berlawanan arah dengan mata kanan orang yang didepannya akan memperhatikan
hampir segala sesuatu yang dikatakan sisi kanan wajah orang yang berada
didepannya. Padahal sisi kanan wajah seseorang adalah wajah yang akan
menampilkan ekspresi yang terkendali, bukan perasaan yang sesungguhnya.
Hal lainnya bagi
pengamat wajah yang sudah berpengalaman, ketidakseimbangan antara kanan dan
kiri juga dapat memberikan informasi lebih lanjut apabila sesorang diberikan
pertanyaan yang memerlukan pemikiran sejenak sebelum menjawab.
Telaah yang dilakukan
oleh beberapa pakar menunjukkan bahwa mereka yang cenderung memalingkan wajah
sebelum menjawab pertanyaan maka dari kebiasaannya itu akan dapat tersirat
aspek penting dari kepribadian dan kecerdasannya.
Mereka yang berpaling
ke arah kanan berpotensi besar untuk lebih berhasil di bidang Matematika dan
Ilmu Sains. Hal itu diperoleh dari kenyataan bahwa hemisfer kanan otak biasanya
lebih menonjol untuk konsep ruang dan musik serta proses pemikiran analogis.
Sedangkan mereka yang
berpaling ke arah kiri menyiratkan potensi untuk lebih berhasil di bidang Seni
dan Ilmu Sosial. Hal itu diperoleh dari kenyataan bahwa hemisfer kiri otak
biasanya lebih menonjol di bidang ekspresi verbal dan penalaran.
Ekspresi wajah yang
menyiratkan emosi terpendam yang ada didalamnya, salah satunya juga dapat
terlihat dari sebuah senyuman. Kendati senyuman kadang adalah sebuah upaya
berkomunikasi dengan orang lain untuk menunjukkan perasaan senang dan gembira,
namun senyuman juga dapat berarti sebuah sinyal yang dilontarkan bahwa
seseorang itu tidak ingin mengambil satu sikap tertentu.
Hal lain yang tak dapat
dikesampingkan bahwa senyuman itu erat katiannya dengan budaya. Di Indonesia
mungkin senyuman berarti perlambang rasa bahagia atau bisajadi ekspresi untuk
menutupi kemarahan, sementara itu di Jepang, Thailand, Cina Korea, tersenyum
juga sebuah ungkapan rasa bungung, malu, bahkan kesedihan.
Senyuman orang Jepang,
terutama wanitanya jika dikaitkan dengan budaya kaum Samurainya -seperti juga
wanita Sparta- mengungkapkan rasa sedih merupakan tindakan serius yang
melanggar kode kehormatan Samurai, mereka dituntut mengungkapkan rasa gembira
ketika mendengar pahlawan mereka gugur di medan perang.
Ciri khas senyuman
memang berbeda-beda antara budaya bangsa yang satunya dengan yang lainnya, dan
memang tidak semua senyuman itu hangat. Semisal senyuman dengan gigi yang
menyeringai, ini merupakan ekspresi khas kaum Yahudi yang sangat dikenal
diseluruh dunia. Mereka yang senang menyitir kata-kata Shakespeare akan
mengatakan, saya tersenyum dan membunuh secara bersamaan.
Lain ladang lain
belalang, pada beberapa budaya bangsa yang lainnya lagi, senyuman kepada lawan
jenis bahkan ada yang merupakan undangan dan ajakan untuk bermain cinta,
apalagi jika disertai tatapan mata mengundang dan ujung lidah bergerak menjilat
bibir atas secara perlahan.
Namun demikian, dalam
senyuman ada beberapa dasar-dasar tertentu yang mungkin dapat dijadikan pedoman
yang berlaku universal. Senyuman tanda gembira yang tidak disertai dengan mata
yang tersenyum dan kadang-kadang bahkan justru disertai dengan tatapan mata
yang dingin dan keras, dapat dipastikan itu adalah sebuah senyuman yang palsu
atau yang pura-pura.
Seperti halnya senyuman
pura-pura, begitu pula ada tawa yang terpaksa. Tawa yang tidak diikuti oleh
otot mata yang bergeraksehingga mata tampak kosong dan tanpa ekspresi, maka
terimalah itu sebagai penghormatan dari seseorang yang ingin menjaga perasaan
anda dan menyenangkan anda serta tidak ingin anda tersinggung walaupun
sesungguhnya lelucon anda sama sekali tidak lucu.
Bangsa Korea dan Cina
mempunyai kata-kata peringatan tentang keterlibatan otot dalam tertawa,
berhati-hatilah terhadap seseorang yang otot perutnya tidak bergerak sewaktu
tertawa. Membaca wajah tak hanya membaca ekspresinya saja, ada banyak sekali
tanda-tanda lain di wajah yang dapat menyiratkan potensi yang dimilikinya. Alis
mata yang keriting misalnya, tanda ini biasanya menyiratkan potensi cara
berfikirnya yang kurang sistematis.
Bibir atas menyiratkan
potensi kemampuan untuk mencintai, sedangkan bibir bawah menyiratkan potensi
seberapa banyak ingin dicintai. Maka pemilik bibir atas yang lebih tebal dan
besar dibandingkan dengan bibir bawahnya, biasanya menyiratkan adanya potensi
untuk mencintai tetapi tidak terlalu butuh dicintai, gawatnya bisajadi
berpotensi untuk tertarik dengan sejumlah affair diluar perkawinannya.
Bibir atas yang sangat
menonjol kedepan, akan tetapi bukan dikarenakan giginya yang tongos,
menyiratkan potensi hasrat seksualnya yang membara. Bentuk mulut rupanya juga
menyiratkan hal lain yang berhubungan dengan seksualitas. Bentuk mulut yang
lebar menyiratkan potensi hasrat seks yang besar, namun sayangnya jarang
mendapatkan pasangan yang mampu mengimbanginya, sehingga sering kecewa karena
pasngannya telah klimaks mendahului dirinya.
Filtrum yaitu celah
vertikal yang menghubungkan dasar hidung dengan ujung bibir atas, tanda ini
menyiratkan potensi selera seksualnya. Rata-rata filtrum berukuran setengah
inchi, ukuran yang tak melebihi ukuran rata-rata menujukkan pemiliknya
mempunyai potensi selera seks yang wajar dan normal saja seperti ukuran
kebanyakan orang.
Sedangkan yang
mempunyai ukuran filtrum yang lebih lebar dari ukuran rata-rata, biasanya
menyiratkan potensi selera dan dorongan seksual yang cenderung besar atau
melebihi rata-rata kebanyakan orang.
Dagu juga menyiratkan
sesuatu, dagu yang ditengahnya terdapat lingkaran tebal berdimensi tiga
menyiratkan potensi kenikmatan seksual merupakan prioritas teratas dari dari
seluruh daftar hal-hal yang paling disukainya.
Tampilan mata juga
dapat menyiratkan potensi seksualnya, mata yang agak naik keatasjuga sering
dihubungkan dengan potensi sensualitasnya. Bisajadi karena ini maka banyak kaum
wanita yang dengan bantuan kosmetik, pensil alis dan pewarna mata, seringkali
suka merubah penampilan matanya.
Namun tak hanya soal
seks dan sensualitas saja, membaca wajah juga berarti mengungkap siratan
potensi kecerdasan pemikiran seseorang. Pada telinga umpamanya, zona atas
telinga menyediakan data potensi kecerdasannya, zona atas yang sangat besar
menyiratkan bakat untuk pemikiran logika dan abstrak.
Alis mata yang
bersambung, ciri ini kadangkala dihubungkan dengan potensi kemalasan dan
konsentrasi yang tidak merata serta kurang suka menggunakan bakat berfikirnya.
Tak habis-habisnya orang berspekulasi tentang detail pembahasan tanda-tanda
potensi seseorang itu. Demikian pula tiada habis-habisnya orang berspekulasi
tentang sosok Monalisa yang sangat kesohor dengan senyumannya itu, siapakah dia
sebenarnya dan bagaimanakah kepribadiannya.
Senyum Monalisa yang
sudut kiri mulutnya sedikit melengkung keatas menyiratkan potensi suka
melecehkan bilamana dia marah. Oleh Sigmund Freud, senyumannya ini diartikan
sebagai kombinasi yang kontras antara kelembutan yang tiada banding dengan
sensualitas yang tanpa ampun. Bibir atasnya yang menutupi bibir bawahnya
menyiratkan potensi seperti yang dikatakan
Sigmund Freud tadi,
potensi dorongan nafsu seksualitas yang kuat. Namun, ditambah dengan lekukan
kecil berbentuk huruf V diujung bawah bibir atasnya, sekaligus juga peringatan
buat pasangannya, ada potensi kuat -bisajadi- sulit untuk selalu tetap setia.
Bentuk rahang yang
turun lurus dan panjang membulat menyiratkan karakter yang kuat dan optimisme
yang tinggi, suatu kombinasi yang cocok untuk berkarier dibidang sales dan
marketing. Akan tetapi, lubang hidungnya yang jelas sewaktu wajahnya dipandang
dari depan, justru menyiratkan adanya potensi kurang menghargai uang alias
boros. Garis batas rambutnya yang mulus dan bulat melengkung, menyiratkan tanda
adanya potensi bukan sebagai teman yang dapat diandalkan alias plin-plan.
Hidungnya yang lurus
dan panjang disertai pangkal hidung yang tinggi, meyiratkan kecerdasannya dan
teman bicara yang memukau.
Namun ada yang
mengerikan, dua matanya yang persis sama namun sipit dan berbentuk lonjong, menyiratkan
potensi cemburunya yang amat besar, seakan ingin mengatakan ia akan tak
segan-segan berbuat apapun terhadap wanita lain yang berani-berani mencoba
merebut kekasihnya dari dekapannya.
Sungguh suatu perpaduan
dan kombinasi yang unik sekaligus misterius. Pantaslah jika banyak orang yang
justru terpesona karena kemisteriusan si Monalisa.
Akhirulkalam, sungguh
bukan sikap yang bijaksana jika kita memvonis seseorang hanya karena wajahnya
dan ekspresinya saja. Penghakiman yang adil dan bijaksana tak cukup hanya
berdasarkan itu saja, tentunya harus berdasarkan fakta nyata dari tindakan
nyata yang telah dilakukannya.
Potensi yang ada tak
akan mewujud jika tanpa disertai niat, motivasi, dan kemauan, serta peluang dan
kesempatan yang memungkinkan untuk mewujudkannya. Demikian pula sebaliknya,
tanpa potensi jika timbul niat, didorong motivasi, diikuti kemauan yang besar,
disertai tersedianya peluang dan kesempatan yang memungkinkan untuk
mewujudkannya, maka bukan hal yang tak mungkin untuk dicapainya.
Diatas semua itu Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, adalah Maha Berkehendak, oleh sebab itu ikhtiar tak
akan sempurna tanpa disertai lantunan doa serta sikap ikhlas dan tawakal.
Namun demikian, bekal
pengetahuan dan kemampuan dalam membaca wajah dan ekspresi wajah akan
memberikan kepada kita panduan tentang potensi yang tersirat yang mungkin dapat
muncul dari balik ‘topeng’ yang dikenakannya. Sehingga kita mempunyai ruang dan
waktu yang memadai untuk mengantisipasinya serta untuk menjaga keberlangsungan
suatu jalinan persahabatan dan hubungan relasi dimasa mendatang dapat
dipertahankan dan ditingkatkan lagi demi kemaslahatan kedua belah pihak. Sekian.
Nuwun.
0 on: "Ilmu Membaca Kepribadian dan Karakter Seseorang dari Wajah"