Akarasa – Selamat datang
kerabat akarasa. Mumpung masih melek, masih sore juga ini, lha wong baru jam
02.04. Mumpung saya masih ingat, karena kebetulan beberapa saat yang lalu yang
punya cerita telpon saya. Ada cerita lucu namun agak seram dikit untuk saya
bagikan di sini.
Begini ceritanya
kisanak…
Saya lupa persisnya
kapan kejadian ini, mungkin awal tahun 90-an. Semua bermula pada satu
kecelakaan besar di Tuban, persisnya kalau saya tak salah ingat dekat dengan
kantor dinas sosial, jalan Pangsud. Sebuah bus dari Jakarta menuju Surabaya beradu
kuat dengan truk gandeng. Akibatnya jelas. Banyak korban jiwa, salah satunya
adalah sopir bus tersebut.
Sepupu saya yang punya
cerita, waktu itu adalah seorang kenek angkot, jurusan Tuban-Bulu. Singkat
cerita, setelah beberapa hari setelah kejadian tersebut dia mendapat job untuk
mengantarkan jenazah sopir bus tersebut ke garasi bus tersebut di Jakarta.
Mobil yang bisa
digunakan untuk mengangkut penumpang tersebut dimodifikasi sedemian rupa,
maksudnya dipreteli kursinya saja untuk memudahkan mengangkut peti jenazah. Bertiga,
salah satunya adalah pengurus PO bus tersebut, berangkatlah ke Jakarta
menjelang sore. Awalnya tidak ada hal istimewa dalam perjalanan. Semua berjalan
sebagaimana mestinya sebuah perjalanan. Tidak ada ganjil-ganjilnya.
Kejadian janggal
dimulai setelah makan di daerah Weleri, pertama-tama mobil seakan berat dan
sering selip. Namanya juga orang Jawa, mendapati kejadian ini biasanya
dijawab-jawabi (berbicara seakan-akan didengar) pada jenazah tersebut. Intinya tidak
usah ganggu wong mau diantar keluarganya. Setelah kejadian tersebut bukan malah
berhenti (mungkin karena tidak paham bahasanya, soalnya si jenazah terebut
adalah orang luar Jawa), malah nganeh-nganehi. Mulai dari bau wangi kenanga
hingga busuk sekali.
Karena antara peti
jenazah dengan bangku depan tidak ada sekat, dengan beragam kejadian yang
aneh-aneh tersebut, bahkan kaki kakak sepupu saya diangkringke ke kursi (saking
takutnya barangkali). Namun, semua masih diambang keberanian. Terlebih mereka
bertiga. Hingga kemudian sampailah di Pekalongan.
Setelah sempat mengisi
bensin, mereka ini kemudian berhenti sejenak sekedar untuk minum kopi disalah
satu warung. Pengurus PO yang mengenal jenazah sopir tersebut, dalam perjalanan
sempat sekilas melihat sosok orang duduk di belakang peti jenazah. Cuma dia
diam saja, karena disamping dirinya takut juga tidak ingin sopir merasa
terganggu.
Setelah minum kopi ini
yang gantian bawa mobil adalah kakak sepupu saya, entah karena belum mahir hingga
kemudian mobilnya tidak bisa menghindar dari lobang. Tak ayal hentakan mendadak
tersebut membuat mobil terhempas. Termasuk peti jenazah di dalamnya.
Mereka berhenti, karena
peti jenazah tali pengikatnya lepas. Namun apa yang terjadi kisanak. Tali tambang
tersebut tergulung rapi di pojokan. Seakan ada yang sengaja menggulungnya. Tidak
terucap apapun. Mereka bertiga saling pandang…
0 on: "Kisah Pengantar Jenazah : Ketika Mayat Menggulung Tali"