Akarasa – Pangeran Guci
Alit, mungkin sampeyan mengira ini ada hubungannya dengan salah satu desa
wisata di Lumajang, Jawa Timur. Sama sekali bukan. Nama ini memang tidak akrab
di indera dengar kita, karena memang nama ini dekat dengan cerita legenda.
Konon, nama ini adalah
putera dari Roro Jongrang dari hasil perselingkuhan dengan Prabu Boko, yang
sebenarnya adalah saudaranya sendiri. namun berkat kesaktian yang dimiliki
Prabu Boko, janin yang ada dalam kandungan Roro Jongrang tersebut lalu
dialihkan (dipindah) ke emban kinasihnya, sehingga kemudian lahir dengan
selamat. Bayi tersebut ternyata lelaki yang tampan dan elok rupanya.
Ketika terjadi
peperangan sengit antara keraton Boko dengan Pengging dengan senopatinya
Bandung Bondowoso, bayi mungkin tersebut kemudian diajak mengungsi untuk
menyelamatkan diri. Dalam upaya penyelamatan ini, si emban melarikannya menuju
utara. Mungkin ke gunung sari sebagai kotaraja pada waktu itu.
Namun, karena dalam
kondisi panik, maka, perbekalan yang dibawa si emban tidak mencukupi. Singkat cerita
bayi tersebut meninggal dalam perjalanan. Dengan linangan air mata, si emban
terpaksa memasukkan jenazah bayi tersebut ke dalam sebuah guci, selanjutnya
kemudian dihanyutkan ke kali Opak. Akhirnya guci tersebut ditemukan oleh
seorang petani, yang kemudian menguburkannya di pinggir kali Opak.
Peristiwa ini terjadi
sekitar 1.200 tahun yang lalu kisanak. Munkin karena ada keinginan untuk tampil
dan keberadaannya diketahui keberadaannya oleh masyarakat saat ini, oleh
karenanya, seringkali terjadi peristiwa maut disekitar tempat tersebut. Masyarakat
setempat pun sudah lama mengetahui kewingitannya.
Tempat dimana konon
Pangeran Guci Alit dikuburkan oleh petani tersebut, kini masyarakat menyebutnya
Kedhung Jabang Bayi. Tempatnya tak begitu jauh dari Candi Prambanan, sekitar 2
km ke arah utara.
Dari cerita tutur
masyarakat setempat, hal ihkwal ditemukannya Kedhung Jabang Bayi tersebut
bermula dari seorang pendatang dari Jakarta yang bermaksud mengadu untung
ditempat tersebut dengan laku tirakat. Sayangnya saya lupa nanya tepatnya
kapan. Nah, pada suatu malam, sewaktu dia baru jajan di salah satu warung tak
jauh dari tempat tersebut, dia merasa digamit oleh seorang anak kecil.
Sambil mengamit
tangannya, anak tersebut berkata, “Pak, nanti saya bantu cari rejeki, tapi
tolong benahi dulu rumah saya!”.
“Lha memange rumahmu
dimana, nak!” jawab orang itu.
“Ayo, pak. Mari ikuti
saya!”. Kata si bocah sambil menyusuri pematang sawah.
Dengan diikuti oleh
orang tersebut, si anak sampai pada suatu tempat. Persisnya di pojokan sawah. Anehnya,
anak ini kemudian hlaaap! Tiba-tiba ilang bagai ditelan bumi.
Di kemudian hari,
setelah tirakatnya berhasil, orang tersebut kemudian memberikan sejumlah dana
guna membentuk sebuah kuburan. Dan itulah yang dapat kita saksikan kini. Yakni sebuah
kuburan dengan tanda batu kali dibagian atas dan bawahnya.
Terlepas dari cerita
legenda ini, tapi yang jelas Kedhung Jabang Bayi memang terkenal wingit. Banyak
korban berjatuhan hanya sebab sepele di tempat ini. Bagaimana, tertarik untuk
mengunjunginya? Monggo. Nuwun.
0 on: "Misteri Pangeran Guci Alit"