Akarasa – Selamat datang
kerabat akarasa. Kekaisaran Tiongkok punya sejarah panjang, hampir 4.000 tahun.
Tak kurang dari 209 kaisar dari berbagai dinasti tercatat pernah memerintah
Tiongkok. Diantara dua ratus lebih kaisar tersebut, hanya ada satu kaisar
perempuan, yakni Wu Zetian yang pemerintah pada Abad ke 7 Masehi.
Selain satu-satunya
kaisar Tiongkok perempuan, kaisar Wu adalah penguasa yang kontroversial dan memegang kekuasaan
sedemikian besar. Meski dalam cacatan sejarahnya ia memiliki segudang prestasi.
Namun karakter aslinya tetap misterius, diselubungi narasi bernada penghinaan. Ada
yang mengatakan ia adalah wanita berhati ular dan memiliki sifat seperti serigala.
Ia juga diyajini membunuh saudarinya sendiri, membantai kakak-kakak lelakinya,
membunuh para penguasa, dan meracuni ibunya. Pendek kata, dalam narasi hujatan
tersebut, ia dibenci para dewa juga manusia.
Selama berabad-abad, Wu
dicela oleh para sejarawan. Digambarkan sebagai sosok perampas yang kejam dan
perempuan 'nakal'. Sosoknya yang menonjol bahkan disebut-sebut karena
kesediaannya memenuhi selera seksual Kaisar Taizong yang tak biasa. Namun
seberapa akurat gambaran tersebut, masih jadi perdebatan sengit. Mungkin benar,
demikianlah kelakuan sang maharani. Atau jangan-jangan sejarah ditulis oleh
mereka yang berseberangan.
Yang jelas perjalanan
Wu menuju tahta diwarnai intrik kekuasaan. Lahir pada 624 Masehi, ia masuk ke
istana pada usia 14 tahun. Sebagai selir Kaisar Taizong, penguasa Dinasti Tang
yang lebih pantas jadi kakeknya. Ia tak hanya cantik. Orangtuanya yang kaya dan
dari kalangan darah biru memberinya bekal pengetahuan menulis, membaca sastra
klasik China. Wu juga pandai main musik. Seperti apa kisah hidupnya, berikut
ini saya ringkaskan dari buku Putri Langit karya Nigel Cawthrone yang sudah di
Indonesia-kan.
Wu Zetian saat masih
muda bernama Wu Chao, seorang gadis keturunan bangsawan yang dibawa masuk ke
istana untuk menjadi seorang selir. Wu Chao memiliki tabiat yang sangat keras,
dibuktikan dengan ucapannya yang sangat terkenal saat Kaisar Taizong tidak
mampu menjinakkan seekor kuda yang sangat liar.
“Aku
dapat menguasainya tetapi aku membutuhkan tiga hal, cambuk logam, topeng besi
dan sebilah pisau. Jika cambuk logam itu tidak dapat membuatnya menurut, aku
akan menggunakan topeng untuk memukul kepalanya, dan jika hal itu tidak
berhasil, aku akan menggunakan pisau untuk menggorok lehernya.”
Karena sifatnya yang
keras, Wu Chao tidak mampu naik level ke tingkat yang lebih tinggi. Hal ini diperparah
dengan meninggalnya Kaisar Taizong. Masa Taizong juga pernah muncul ramalan
bahwa dinastinya akan hancur ditangan seorang bernama Wu Wang. Namun tidak ada
yang menyadari kalau itu adalah Wu Chao.
Sesuai dengan adat
istana, maka seluruh selir menjadi biksuni. Sementara Li Chih naik tahta dengan
gelar Kao Tsung. Suatu ketika terjadi persaingan antara permaisuri Wang dan
Selir Suci Hsiao. Selir Suci yang sudah memiliki anak, menginginkan kedudukan
yang tinggi, sementara permaisuri Wang belum memiliki anak. Untuk menghadang
ambisi selir Hsiao, permaisuri Wang meminta Wu Chao untuk kembali ke Istana.
Tidak dijelaskan dengan pasti seperti apa prosesnya, yang jelas, biara tempat
para selir itu lokasinya berdekatan dengan istana, dan saat Kao Tsung datang
untuk melakukan sembahyang, dia bertemu kembali dengan Wu Chao dan mengajaknya
untuk menjadi selir. Dikisahkan bahwa mereka sudah mengenal sebelumnya saat Wu
Chao masih menjadi selir ayahnya. Bahkan ada rumor, saat Li Chih ke kamar
mandi, dibantu oleh Wu Chao, dan apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu
masih menjadi suatu misteri bagi semua orang.
Dengan segera Wu Chao
menjadi seorang selir kesayangan. Tapi sukar baginya untuk bisa naik menjadi
selir suci. Pada masa itu , setiap tingkatan sudah harus pas jumlahnya, tidak
bisa diubah seenaknya, sehingga posisi dari Wu Chao hanya sampai selir
tertinggi dari tingkat dua. Posisi Wu Chao semakin mantap dengan memiliki anak
kaisar. Akhirnya Permaisuri Wang yang menyadari ambisi Wu Chao bersekutu dengan
Selir Hsiao untuk menyingkirkan Wu Chao. Namun Wu Chao dengan licik menjebak
permaisuri Wang dengan membunuh anaknya sendiri. Kao Tsung ingin menceraikan
Permaisuri Wang namun tidak didapati kesalahan yang besar, ditambah lagi dengan
klan Wang merupakan klan yang sangat kuat saat itu.
Perisitwa terbunuhnya
anak perempuan Wu Chao membuat permaisuri Wang dan Selir Hsiao diasingkan. Saat
Kaisar Kao Tsung menjenguk mereka, Wu Chao yang marah akhirnya memerintahkan
untuk memenggal tangan dan kaki kedua perempuan itu serta dimasukkan ke dalam
air. Permaisuri hanya pasrah , namun Selir Hsiao tidak terima dengan perlakuan
seperti itu dan bersumpah bahwa dia akan menjadi kucing serta Wu Chao menjadi
tikus yang akan selalu memburunya. Akibat takut dengan kutukan itu, maka selama
Wu Chao berkuasa, tidak diijinkan kucing ada di istana.
Wu Chao semakin kuat
dalam menjalankan perintah, hal ini diperparah dengan kaisar Kao Tsung yang
sangat lemah. Berbagai keputusan sangat dpengaruhi oleh Wu Chao. Untuk
melindungi dirinya, dia menyingkirkan kemenakannya Holan Kuo Chu yang masih
sangat muda dan mulai mampu memikat Kaisar Kao Tsung. Agar kedudukannya makin
kuat maka dilakukan upacara Fengshan dimana Wu Chao juga terlibat di dalamnya.
Untuk mendukung dirinya,
maka Wu Chao memeluk agama Budha, karena Budha tidak melakukan pembedaan antara
pria dan wanita, sangat berbeda dengan Kong hu chu yang tidak mengijinkan
seorang wanita untuk menjadi pemimpin. Hal ini mengakibatkan agama Budha
berkembang pesat, bahkan pada masanya, I Itsing melakukan perjalanan ke India
melewati Nusantara. Di Tiongkok mulai kedatangan paham maitreya dari Srilanka
yang percaya akan datangnya seorang pemimpin kuat serta berkembang di Tiongkok
dan Wu Chao menggunakan ajaran tersebut untuk kepentingan dirinya.
Ibukota baru juga
dibangun, yaitu Luo Yang, sehingga pada masa itu, ada dua ibukota. Namun saat
Kaisar Kao Tsung meninggal, maka ibukota yang digunakan adalah Lou Yang karena
kepentingan politik menjauhi orang orang pendukung kaisar Kao Tsung.
Meninggalnya Kaisar Kao Tsung membuat Jui Tsung naik tahta sebagai putra mahkota
setelah sebelumnya Chung Tsung sebagai putra mahkota diasingkan oleh Wu Chao.
Wu Chao juga mengasingkan dua anak Kao Tsung dari perempuan lain, dan pada
akhirnya menemui ajalnya. Satu-satunya penghalang adalah klan Li sebagai penerus
kaisar.
Wu Chao menyingkirkan
klan Li, dan Klan Wu keluarganya mendapatkan berbagai posisi penting. Putri
Cang Lo, bibi Kao Tsung, dan putrinya Rani Zhao disingkirkan walau Rani Zhao
menikah dengan Li Che alias Chung Tsung. Li Shien, putra Mahkota dari Rani
Holan, diasingkan bahkan akhirnya dipaksa bunuh diri, Bahkan pada suatu titik,
Wu mengeluarkan maklumat dengan mengganti nama Li menjadi Hui, yang dalam
aksara Tiongkok memiliki nama lain yang sangat menghina. Jui Tsung dan Chung
tsung untuk menyelamatkan dirinya akhirnya bersedia untuk mengganti marganya
menjadi Wu. Hanya saja dari klan Wu ada pihak yang sangat ambisius untuk menjadi
penerus kaisar yaitu Wu Sansu dan Wu Ceng Su.
Berbagai intrik
dilakukan untuk mendukung ambisi mereka. Wu Chao mengangkat seorang pria
menjadi selirnya, yaitu Hsueh Huai I. Agar tidak menimbulkan kecurigaan, maka
Hsueh diangkat menjadi pendeta Budha dan bisa masuk ke istana kapan saja. Hanya
karena sikapnya yang arogan dan merasa mendapatkan perlindungan dari Wu Chao, akhirnya
Hsueh bertindak semena-mena, termasuk berani angkuh di hadapan seorang pejabat
tinggi istana. Akhirnya Wu Chao merasa tidak ada gunanya melindungi Hsueh
akhirnya menyingkirkannya.
Wu Chao akhirnya
tertarik dengan dua Chang bersaudara yaitu Chang Chang Tsung dan Chang I Chih.
Mereka sangat disayangi oleh Wu Chao sehingga mereka menjadi sangat berkuasa.
Mereka juga mulai tertarik dalam kegiatan politik. Namun akhirnya mereka
disingkirkan oleh para pejabat yang tidak suka dengan mereka.
Pada masa Wu Chao juga
dibentuk semacam polisi rahasia yang berfungsi untuk menyingkirkan lawan lawan
politik Wu Chao. Penyiksaan penyiksaan yang dilakukan begitu kejam sehingga
setiap orang yang sebenarnya tidak bersalah akan mengaku bersalah apabila
disiksa dengan cara seperti itu walau cara penyiksaan ini kelak justru akan memakan
pemimpinnya sendiri yaitu Chou Hsing karena akan disingkirkan oleh Wu Chao.
Chou Hsing sendiri akhirnya diasingkan tapi dibunuh oleh penduduk yang dendam
terhadap kejahatannya.
Pada masa Wu Chao
banyak dibangun bangunan dan patung patung megah yang menghabiskan banyak
biaya. Hal yang cukup mengguncang, namun pada suatu sisi dia juga pernah
menurunkan pajak dengan tujuan memikat hati rakyat. Dia berusaha meningkatkan popularitasnya
dengan mengeluarkan rencana reformasi 12 point. Dia juga berusaha mendapatkan
dukungan dari kalangan cendekiawan karena itu sangat penting sehingga da
menjadi pelindung sastra. Dia sering menyelenggarakan festival-festival setiap
tahun yang mendatangkan banyak penghibur dari berbagai negeri asing. Wu Chao
juga membentuk dinasti baru Chou walau dinasti ini berumur pendek karena
keturunannya kembali lagi menggunakan dinasti Tang.
Pada masa
pemerintahannya, sistem perekrutan pegawai dilakukan dengan benar, dan ada
banyak kemungkinan orang biasa yang bisa masuk menjadi pegawai kerajaan asalkan
dia kompeten. Hal ini ditunjang karena banyak lawan lawan politiknya yang
disingkirkan sehingga menimbulkan kekosongan tenaga yang harus diisi baru. Wu Chao
sangat memerhatikan bidang sastra dan dijadikan salah satu ujian kenegaraan.
Pejabat pejabat yang tidak berkualitas langsung digantikan oleh pejabat yang
baru.
Hanya saja setelah Wu
Chao tidak lagi menjadi kaisar, perebutan kekuasaan terus terjadi oleh
keturunannya dan itu dilakukan terutama oleh para wanita yang ambisius,
misalnya oleh Rani Wei. Chung Tsung sama seperti ayahnya, tidak bakat untuk
menjadi pemimpin dan para wanita berlomba untuk mendapatkan kekuasaan. Chung
Tsung sangat mengandalkan Rani Wei sama halnya Kau Tsung mengandalkan Wu Chao. Sementara
itu Wu San Su terus memupuk ambisinya dengan bersekutu Shang KuanWan Erh, cucu
Shang Kuan I, negarawan kepercayaan Wu Chao.Wan Erh merupakan selir utama Chung
Tsung yang sangat cerdas. Pada masa Wu Chao dia merupakan usat jarring jarring
intrik seksual di Istana.
Dia membujuk permaisuri
Wei untuk menikahkan putrid An lo dengan putra Wu San Su yaitu Wu cheng hsun.
Hal ini agar tahta kembali ada di tangan klan Wu. Sementara 6 desember 706 Wu
Chao akhirnya meninggal . Li Chung Chun berusaha untuk melepaskan status putra
mahkota karena singkat usia orang yang menjadi putra mahkota akibat perebutan
kekuasaan.putra mahkota akhirnya menyingkirkan Wu Sansu dan Wu Ceng Hsun.
Kematian Wu Ceng Hsun tidakk memupus ambisi putri An Lo, dia akhirnya menikahi
Wu Yen Hsiu dari klan Wu. Putri An Lo berusaha untuk memperkaya diri dengan
melakukan tindakan korupsi dan jual kursi jabatan. Rani Wei sendiri dan Wan Erh
semua terlibat dalam korupsi jual kuris jabatan. Namun masih ada satu orang
lagi yang punya ambisius, yaitu putri Tai Ping, anak Wu Chao. Putri Tay Ping
belajar banyak dari ibunya dan akhirnya bersekutu dengan Li Lung Chi, putra
ketiga Jui Tsung.
Dengan kemampuannya dia
menyingkirkan Ratu Wei, dan Putri An Lo. Wan Erh berusaha melepaskan tuduhan
sebagai sekutu Ratu Wei tapi akhirnya dibunuh oleh Li Lung Chi. Putra mahkota
Li Chung Mao yang masih anak anak segera digantikan oleh Jui Tsung kembali.
Namun permasalahan tidak sampai disini. Putri Tay Ping ingin agar putra mahkota
adalah orang yang lemah. Li Lung Chi walaupun bukan anak pertama permaisuri
namun dia berjasa bagi kerajaan sehingga Li Cheng Chi yang merupakan anak
permaisuri Liu merelakan kedudukan diambil Li Lung Chi. Begitu juga Li Hui,
anak dari selir Senior dan lebih tua dari Li lung Chi.
Li Lung Chi akhirnya
bergelar Huang Tsung sebagai kaisar dan diberikan tugas administrasi sehari
hari sementara Jui Tsung menggunakan gelar Kaisar Besar. Hanya saja usaha ini
tidak meredam ambisi Putri Tay Ping. Menjatuhkan seorang kaisar lebih sukar
daripada menyingkirkan seorang putra Mahkota. Putri Tay Ping akhirnya berusaha
melakukan kudeta namun digagalkan dan Putri Tay Ping melarikan diri namun
akhirnya gagal dan diijinkan bunuh diri.
Huang Tsung akhirnya
berkuasa selama 44 tahun dan Jui Tsung meninggal tahun 716. Langkah yang
dilakukan Huang Tsung adalah memecat ribuan pejabat yang mendapatkan
kedudukannya kaena koneksi atau suap, memindahkan kembali ibukota ke Chang An.
Selain itu dia menghilangkan hukuman mati, meningkatkan usia wajib kerja paksa.
Dia juga mendorong perkembangan seni. Perjalanan selanjutnya tetap terjadi
intrik politik yang melibatkan para wanita, yaitu Rani Wu yang merupakan selir
kelas satu alias Hui Fei sementara permaisuri Wang yang kalang kabut akan diceraikan
karena tidak memiliki anak sehingga meminta saudaranya untuk membeli jimat dan
meminta saudaranya untuk upacara sihir agar punya anak. Permaisuri Wang
akhirnya diturunkan jabatannya menjadi warga biasa. Rani Wu sendiri berambisi
agar anaknya Li Mao yang menjadi putra mahkota sementara putra mahkota yang ada
merupakan Li Ying anak dari Rani Chao, seorang selir kelas satu.
Rani Wu akhirnya
menyingkirkan ketiga pangeran termasuk Li Ying dengan memfitnah mereka
melakukan penghianatan. Setelah itu muncul YangYu Huan, seorang selir Li Mao
yang kemudian di jadikan selir hsuan Tsung. Dengan jalan meniru langkah Wu Chao, Rani Yang akhirnya meminta mengundurkan diri sejenak menjadi biksuni yang
kemudian dibawa masuk ke Hsuan Tsung. Pemerintahan Hsuan Tsung akhirnya
berakhir dengan adanya pemberontakan An Lu Shan. An Lu Shan sendiri adalah
kekasih Rani Yang.
Dan mulai dari Wu Chao
hingga keruntuhan Hsuan Tsung saya menyimpulkan bahwa para wanita wanita di istana
sangat ambisius dengan kekuasaan. Sementara itu para kaisar digambarkan tidak
kuat. Saya jadi teringat lagu yang mungkin sampeyan juga mengenalnya, . “wanita
dijajah oleh pria, dijadikan perhiasan sangkar madu, namun apalah daya pria tak
berdaya, bertekuk lutut di sudut kening wanita”.
Saya juga memahami
bahwa untuk bisa masuk istana, para calon selir harus diperiksa dengan ketat
tubuhnya, bahkan harus mempelajari berbagai teknik bercinta agar dapat
menyenangkan kaisar. Sementara itu saya baru menyadari bahwa kaisar punya
banyak wanita tidak secara otomatis memiliki banyak anak.
Dalam tradisi Tiongkok
kuno, salah satu resep panjang umur adalah dengan bercinta para wanita muda
terutama perawan. Dimana mereka harus menghisap energi Yin dari para wanita,
tapi mereka (kaisar) tidak boleh orgasme agar energy yang tetap terjaga sementara
mereka mengmpulkan energi yin dari para selir. Benih kaisar hanya khusus untuk
permaisuri walau secara teori di lapangan bisa berbeda. Seperti kasus Wu Chao
yang dianggap tahu rahasia ini sehingga dia justru membuat sang kaisar untuk
selalu orgasme dan dia menyimpan energi Yin nya, dengan jalan tidak orgasme,
akibatnya dari rahimnya lahir anak anak yang kelak digunakannya untuk
kepentingan politiknya. Sekian. Nuwun
0 on: "Tapak Tilas Ambisi dan Kenakalan Wu Zetian Sang Kaisar Perempuan Tiongkok"