Akarasa – Selamat datang kerabat
akarasa. Setelah Nabi Muhammad saw wafat, muncul secara silih berganti
kekaisaran Islam (daulah Islamiyah, khilafah Islamiyah) besar di ataranya
Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyah, dan Turki Utsmani. Sedangkan kekaisaran
Islam yang kecil yaitu: Dinasti Turki Seljuk, Dinasti Mamluk, Dinasti
Fathimiyah, Dinasti Ayyubiyah, Dinasti Safawiyah, Dinasti Murabithin, Dinasti
Muwahhidin, dan lain-lain.
Pada era Rasulullah saw dan
khulafaurrasyidin, khalifah dipilih berdasarkan syura (musyawarah mufakat).
Tapi sejak era Dinasti Umayyah, kekhalifahan berubah menjadi sebuah kerajaan
(kekaisaran), khalifah diangkat berdasarkan keturunan. Dinasti ini harus musnah
dengan cara yang sangat mengerikan, yaitu keluarga Umayyah dan seluruh
keturunannya dibantai habis oleh keluarga Abbas (salah satu paman Nabi saw),
yang kelak mendirikan Dinasti baru yaitu Dinasti Abbasiyah, dan memindahkan
ibukota kerajaan dari Damaskus ke Baghdad.
Pembantaian itu dilakukan
disebabkan oleh dendam lama, karena Dinasti Umayyah dulunya didirikan juga dengan
pertumpahan darah, keluarga Umayyah merebut kekuasaan dari Ali ra dan
memindahkan ibukota dari Madinah ke Damaskus. Selanjutnya, Dinasti Abbasiyah
mengalami hal yang lebih tragis lagi. Kerajaannya dibumihanguskan oleh bangsa
Mongol. Istana, perpustakaan, dan seluruh bangunan kota rata dengan tanah.
Tiada lagi kemegahan dan kemewahan Baghdad yang selama ini dikagumi di seluruh
dunia. Baghdad seakan telah lenyap dari permukaan bumi.
Dinasti Umayyah selain di
Damaskus, juga berada di kawasan Andalusia (Spanyol). Dinasti ini pun berakhir
dengan amat mengerikan dan memilukan. Lewat inkuisisi, terjadi pembantaian dan
pengusiran besar-besaran terhadap kaum Muslim. Mereka diberi dua pilihan:
pindah ke agama Kristen atau mati dibunuh. Umat Islam dan berbagai peninggalannya
di sana lenyap tanpa bekas. Masjid Agung Cordoba dan masjid-masjid lainnya
diubah menjadi katedral.
Ketragisan menimpa pula
kekaisaran Turki Utsmani (Ottoman). Lembaga kekhalifahan dicampakkan oleh para
“pembaharu” yang dikomandoi oleh Kemal Mustafa Attaturk. Nilai-nilai dan
simbol-simbol Islam dikikis habis hingga ke akar-akarnya. Turki diubah dari
negara Islam menjadi negara sekuler. Turki Utsmani yang merupakan kekaisaran
Islam terluas, terlama, sekaligus terakhir harus harus punah dengan menyedihkan.
Dengan berakhirnya Turki Utsmani, maka tamat pula seluruh daulah Islamiyah di
dunia.
Banyak sekali faktor yang
menyebabkan runtuhnya sebuah daulah Islamiyah, di antaranya faktor politik,
ekonomi, maupun sosial. Ada faktor yang bersifat internal, dan ada pula yang
bersifat ekstern. Namun, faktor internal-lah yang lebih dominan. Beberapa
faktor internal, di antaranya: Perebutan kekuasaan di antara keluarga kerajaan.
Hal ini sangat kentara terjadi pada Dinasti Turki Seljuk, Dinasti Ayyubiyah,
dan Umayyah Andalusia. Dalam perebutan kekuasaan, sering terjadi pembunuhan
antar saudara kandung, paman membunuh keponakan atau sebaliknya, bahkan anak
membunuh orang tuanya, atau istri membunuh suaminya, dll.
Raja yang lemah dan tidak cakap
memimpin. Ada raja yang pemabuk, tergoda banyak wanita, tidak memiliki
keterampilan dan kecakapan tertentu, otoriter dan zalim. Demi ambisi kekuasaan,
rela bekerjasama dengan pihak musuh. Mereka rela bersekutu dengan bangsa
Mongol, Pasukan Salib, kaum Syiah, atau negara Kristen demi mengalahkan saingan
sesama Muslim. Lupa diri karena terlena dengan kejayaan, kebesaran, dan
kemewahan; sehingga lupa akan bahaya dari luar yang sewaktu-waktu dapat
mengancam.
Hingga kini masih terus
berlangsung pro dan kontra, apakah Indonesia akan memakai sistem demokrasi atau
menggunakan sistem khilafah. Menurut saya pribadi, sistem demokrasi tidak
seluruhnya jelek. Demikian halnya, jika diberlakukan sistem khilafah juga tidak
menjamin akan terwujudnya kehidupan yang lebih baik. Pengalaman sejarah dengan
adanya berpuluh-puluh khilafah Islamiyah yang pernah berdiri di muka bumi
selama berabad-abad lamanya, semuanya runtuh dengan amat tragis dan pilu.
Khulafaurrasyidin pada zaman
pasca Nabi pun penuh dengan konflik hingga terbunuhnya tiga khalifah setelah
Nabi. Dan kita meyakini bersama bahwa tiada yang abadi di dunia ini. Kekuasaan
dan kejayaan tidak akan berlangsung selamanya. Akan dipergilirkan di antara
bangsa-bangsa. Yang satu mengalahkan yang lainnya, yang satu dikalahkan yang
lainnya. Bahkan, ketika kekuatan Islam runtuh, maka kekuatan pindah kepada
agama lain. Dan mungkin saja, suatu saat nanti Negara Vatikan atau Amerika
Serikat akan dikalahkan (tidak harus oleh orang Islam), tapi oleh Negara atau
kaum/kelompok lainnya.
Toh pada kenyataannya saat ini,
mayoritas negara-negara berpenduduk Muslim malah tunduk dan menjadi “abdi” dari
bangsa-bangsa asing dan bangsa-bangsa berbeda agama. Lebih dari itu, negara
berpenduduk Muslim memiliki ketergantungan yang amat tinggi kepada negara adikuasa.
Kita begitu lemah, ringkih, dan kurang dalam banyak hal. Sebenarnya kita
berjumlah amat banyak, tapi tidak memiliki kekuatan, pilihan, dan posisi tawar.
Untuk saat ini, sistem demokrasi
atau sistem khilafah tidaklah terlalu penting. Yang terpenting bagi kita, mari
kita berintropeksi diri, mari memperbaiki diri, mari meningkatkan kualitas
diri. Daripada hendak meraih sistem khilafah yang hampir mustahil kita
wujudkan, lebih baik kita melakukan hal-hal untuk kemajuan dan perubahan. Dan
semua itu, haruslah dimulai dari yang kecil dan dari diri kita sendiri. Dan
kalau sudah begitu, aku yakin, di suatu saat nanti, kita akan menjadi pemenang.
Urd2210
Ulasannya mudah di pahami dan bagus mas, Negara kita sangat tergantung dengan negara lain, padahal kita bisa belajar dari Iran atau Korea Utara mereka bisa berkembang di tengah sangsi negara lain namun tetap kuat dan selelu berinovasi
BalasHapusKuba, salah satu negara yang tidak tergantung pada fluktuasi Dollar senyatanya masih bisa eksis hingga kini. tentu dalam hal ini terlepas dari oreientasi mahzb poliknya. Justru, dengan tidak tergantungnya pada adikuasa itulah masyarakatnya semaakin survive ditengah embargo dan segala keterbasannya. Serupa dengan negara Iran dan Korut yang mas maksud. Mereka punya nilai tawar tinggi ditengah kancah politik global. Secara pribadi, itulah negara yang sebebarnya..
HapusMakasih kunjungannya mas..
epi blogging..