Akarasa – Selamat datang kerabat
akarasa. Anak Indigo, demikian kita sudah sering mendengarnya. Apa yang ada
dibenak sampeyan ketika mendengar istilah ini?
Mungkin sebagian besar akan
bilang bahwa anak Indigo adalah anak dengan kemampuan ‘indera keenam’ yang
dapat melihat, mendengar, dan merasakan sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh
orang umum kebanyakan. Serendah itukah definisi Indigo? Sesempit itukah makna
dari Indigo?
Pertengahan tahun 2015 yang lalu,
saya berkesempatan diundang khusus oleh kompas tv (via hangout) dalam acara
Urban Legend yang narasumbernya adalah Leo Lumanto, salah satu praktisi
pemerhati anak indigo. Dalam topik tersebut ada satu kasus yang diangkat
menjadi topik utama anak indogo yang dimasukkan ke kelas khusus. Ternyata,
mereka selalu mengeluh, “Apakah aku lahir
salah di keluarga yang salah yang tidak memahamiku?”
Mereka, karena kematangan
jiwanya. Saya katakan ‘kematangan’ walaupun tidak ada yang mentah atau matang
untuk jiwa mereka mempunyai visi jauh ke depan sehingga terlihat ‘tidak
nyambung’ untuk orang-orang sekitar yang masih berpikir konvensional.
Kesalahan terbesar yang ada saat
ini adalah, ketika seorang anak diduga Indigo kemudian dibimbing oleh orang
yang tidak tepat yang hanya meng-eksplore kepekaan intuisinya untuk sekedar
melihat, mendengar, atau merasakan hal-hal yang tidak tampak di dunia nyata.
Tindakan sempit seperti itu sungguh telah menguras energi mereka dan
menempatkan mereka didalam langkah yang tidak bermanfaat!
Saya menamakan Indigo sebagai
generasi biru. Dan Indigo bukanlah sesuatu yang special, bukan sesuatu yang
istimewa, dan bukan sesuatu yang harus ditakuti atau diisolasi. Siapapun dapat
menjadi Indigo!
Mereka yang lahir sebagai Indigo,
adalah mereka yang memang ‘turun’ untuk menyambung pesan perdamaian dan visi
cinta kasih yang telah luntur di lingkungannya. Seorang yang tumbuh sebagai
Indigo akan mengenali yang lainnya sebagai orang yang ber-visi sama. Jadi
apabila ada seorang anak Indigo yang hanya ‘ditumbuhkan’ sebagai orang yang
peka dengan ‘indera keenam, maka ia telah dikerdilkan dan dibonsai dari sifat
Indigo yang sebenarnya.
Kembali dengan nama Generasi
Biru. Biru adalah warna spiritualitas.
Namun bukan berarti generasi ini adalah seorang spiritualis. Generasi disini
adalah sebuah frekwensi! Bukanlah individu!
Jadi seorang anak yang lahir
dengan kondisi Indigo, adalah anak yang dari lahir masuk dalam frekwensi visi
yang luas tentang kehidupan itu sendiri. Dan seseorang yang lahir tidak dalam
frekwensi tersebut, melalui olah batin, ketekunan memahami diri, dan penempaan
perjalanan dapat masuk ke frekwensi tersebut dan menjadi bagian dari Indigo itu
sendiri. Untuk itulah maka para pembimbing anak Indigo bukan yang lahir Indigo,
namun mereka yang telah menempuh perjalanan terlebih dahulu dan memahami
frekwensi biru tersebut.
Untuk abad ini, memang banyak
sekali kelahiran yang langsung masuk kepada frekwensi biru. Hal ini disebabkan
karena memang pesan universalitas dari dimensi lain dari alam raya ini harus
turun ke Bumi untuk kelangsungan kehidupan bumi ini sendiri.
Bila saya mengatakan dimensi lain
dari alam raya ini bukanlah diartikan dimensi ghaib, namun kehidupan parallel
dari alam semesta lain yang berdampingan dengan alam semesta kita (multiverse).
Semakin banyak manusiayang melupakan visi cinta kasih dan universalitas
kehidupan yang luas, maka frekwensi ini akan semakin banyak hadir melalui
kelahiran-kelahiran di bumi ini. Namun sayangnya, apabila mereka tidak
dibimbing dengan tepat dan hanya di eksplore tentang indera keenam yang mereka
punyai, maka visi mereka ke bumi-pun akan terlupakan.
Ajak para generasi biru untuk
melihat visi dunia yang jauh kedepan, ajak mereka untuk berbicara tentang
wawasan universal dari kehidupan itu sendiri, dan tentunya tindakan nyata apa
yang dapat mereka lakukan untuk lingkungan sehingga tercipta kehidupan yang
lebih maju dari sebelumnya.
Bila mereka lahir di dalam
keluarga yang tidak memahami visinya, maka anak-anak generasi biru akan
mengalami stress, kemudian menutup diri, dan akhirnya terbelakang karena
dianggap ‘sakit’. Bukan saja keluarga, namun masyarakat, teman-teman sekolah
yang tidak dapat memahami pikirannya, visinya, idenya, maka ia akan tumbuh
menjadi orang yang merasa tertekan dan akhirnya mungkin saja bila sampai pada
titik tertekannya ia akan meledak menjadi pribadi yang memberontak.
Sekali lagi, Indigo bukanlah
keadaan yang istimewa! Ia juga bukan keadaan yang dianggap bahwa memiliki ‘indera keenam’ yang menonjol. Saya benar-benar menyayangkan dan kasihan apabila masih
ada siaran teve yang menampilkan anak Indigo dari sisi ‘kerdil’ ini.
Peradaban bumi sedang menuju
kepada perkembangan kesadaran yang lebih tinggi. Eksplorasi tentang mind,
quantum, dan dunia vibrasi semakin luas. Dan disinilah peran ‘generasi biru’
itu ada, yaitu menjadi pengantar pesan tentang visi universalitas kehidupan
yang semakin meningkat. Semoga tulisan kesembilan tentang indigo di akarasa ini
menambah wawasan buat kita semua. nuwun.
Bumi Para Nata, Ngayogyokarto
Hadiningrat, 03/06/2017
0 on: "Anak Indigo Tidak Selalu Tentang Indera Keenam!"