Akarasa – Selamat datang kerabat
akarasa. Jika mendengar kata "Karma", pada umumnya yang ada di
bayangan kita pasti suatu kejadian yang menakutkan sebagai akibat dari
perbuatan buruk yang kita lakukan, apalagi jika ditambah kata "Hukum"
di depannya. Nah, bagaimana jika persepsinya dibalik? "Karma" adalah
suatu kejadian baik sebagai akibat dari perbuatan baik yang kita lakukan. Dan salah satu perbuatan baik yang mudah kita
lakukan adalah sedekah. Sedekah?
Jika mendengar kata
"Sedekah", apa yang ada di bayangan sampeyan? Hampir pasti jawaban
sederhananya adalah "memberikan sebagian harta (uang) kita kepada mereka
yang membutuhkan alias kaum miskin". Jawaban tersebut memang benar, tapi
saya sendiri memperluasnya menjadi "sedekah senyum, sedekah tenaga, dan
sedekah harta". Dan karmanya, kita akan menerima kembali apa yang sudah kita
sedekahkan. Tidak percaya? Semoga tulisan saya kali cukup bisa menjelaskan hal
yang merupakan satu dari beberapa prinsip hidup saya.
Istilah karma kadang dibuat ribet
sehingga memahami karma seperti memahami sesuatu yang sangat asing. Sederhananya,
karma adalah tindakan. Setiap tindakan atau perbuatan kita ini adalah karma
yang kita buat. Ada tindakan yang dikatagorikan baik dan ada tindakan yang
dikatagorikan buruk. Itulah yang dimaksud dengan karma baik atau karma buruk.
Istilah ‘kita sedang menerima
karma’ sebenarnya kurang tepat, karena yang kita terima saat ini adalah hasil
dari tindakan masa lalu, hasil dari karma masa lalu. Saat ini kita tidak sedang
menerima karma, melainkan menerima hasil dari karma masa lalu (menerima hasil
dari tindakan masa lalu). Pada saat kita menerima hasil dari karma (tindakan)
masa lalu, kita otomatis membuat karma (tindakan) baru dalam merespon karma
masa lalu tersebut.
Tindakan yang dibalas dengan
tindakan akan menyebabkan roda yang berputar tak putus-putus. Roda dari
rangkaian karma inilah yang dinamakan Samsara. Jadi Samsara adalah serangkaian
karma yang tidak putus dalam kehidupan.
Seseorang yang dalam tindakan
(karma) masa lalunya adalah pemalas, otomatis akan menerima hasil dari karma
tersebut berupa kegagalan dan kemiskinan. Bila ia tidak menyadari bahwa ini
adalah hasil dari tindakan masa lalu, maka saat itu ia berusaha melakukan
respon yaitu melakukan karma baru dengan giat melakukan tindakan agar menjadi
kaya. Tindakan inilah yang menghasilkan karma baru sehingga tercipta rangkaian
karma yang berupa roda samsara.
Roda samsara inilah yang
menyebabkan manusia ada dibumi. Ia terjerat dengan rangkaian balas membalas
dari tindakan yang diterimanya sehingga ia bertahan ada dibumi.
Kita memang mempunyai kehendak
bebas untuk berkehendak melakukan karma baru atau memutus rantai karma yang
kita terima. Seseorang yang memutuskan untuk memutus rantai karma, ia akan menerima
semua karma, menjalaninya dan tidak membuat karma (tindakan) baru atasnya,
sehingga hasil dari karma masa lalu akan habis pada masa kini dan ia bebas dari
jerat roda samsara. Apabila ia bebas dari karma masa lalu maka ia tidak akan
mati dan abadi. Artinya setelah kematian raganya ia tidak akan lahir kembali
menggunakan raga dibumi sehingga dikatakan bebas dari kematian.
Menyadari bahwa semua yang kita
terima saat ini adalah hasil dari tindakan masa lalu (karma), kemudian dengan
tenang melihat pesan didalamnya, mengambil hikmahnya dan belajar dari karma
masa lalu tersebut sehingga kita menghabiskannya saat itu juga.
Ini akan menjadi hukum terbalik
dengan pemberdayaan diri dan motivasi. Dimana dalam hukum pemberdayaan diri dan
motivasi ketika seseorang terpuruk ia harus cepat-cepat bangkit, optimis dan
melakukan tindakan tanpa putus asa untuk mencapai sukses. Namun dalam hal ini,
respon cepat untuk bangkit tersebut dapat merupakan karma baru karena ia belum
menghabiskan karma-nya.
Dimata para motivator misalnya,
para ‘pemutus karma’ akan terlihat lamban bergerak dan lamban dalam kemajuan
kehidupan materi, karena ia sedang menyadari untuk menghabiskan karmanya dan
seminim mungkin melakukan karma baru yang akan menyebabkan ia berputar dalam
roda samsara. Bila saat ini kita memahami hukum karma dan perputaran roda
samsara, maka kita punya pilihan yang sepenuhnya tanggung jawab kita.
Kita bisa saja membuat karma baru
yang hasilnya akan kita nikmati di kemudian hari sebagai akibat dari hasil
karma kita saat ini atau Kita bisa juga memutus karma dengan menjalaninya tanpa
respon sampai habis. Yang jelas, saat ini kita memahami bahwa karma adalah
tindakan. Hasil yang kita terima saat ini adalah karena tindakan (karma) masa
lalu. Tindakan (karma) kita saat ini akan menghasilkan hasil karma di masa
depan. Perputaran balas membalas tindakan (karma) tersebut disebut sebagai roda
samsara yang menyebabkan kita masih berada di bumi ini. Nuwun. (Urd2210)
0 on: "Karma dan Samsara dan Hukum Kait Keterkaitan Semesta"