Akarasa – Selamat datang kerabat
akarasa. Di lingkungan masyarakat Jawa tradisional, mengenal ungkapan
othak-athik gathuk. Maknanya adalah sikap menganalisa suatu kata atau huruf
sehingga menghasilkan makna kata atau makna huruf menjadi lebih luas dan jelas.
Dalam sastra Jawa kita mengenal
jarwadhosok, yaitu analisa sastra yang menjelaskan asal-usul suatu kata.
Contoh: piring artinya yen sepi miring. Mata artinya ngemot barang sing nyata.
Bathuk artinya ngembat barang sing mathuk dan lain sebagainya. Demikian pula Aksara
Jawa juga diothak-athik (dianalisa) dan kemudian menemukan kesimpulan yang
“menakjubkan”! Aksara Jawa berjumlah 20 huruf sebagai berikut ;
ha, na, ca, ra,ka, (huruf ke 1 s/d ke
5)
da, ta, sa, wa, la,(huruf ke 6 s/d ke
10)
pa, da, ja, ya, nya, (huruf ke 11 s/d
ke 15)
ma, ga, ba, tha, nga (huruf ke 16 s/d
ke 20)
Aksara Jawa terkait dengan suatu
legenda. Hanacaraka (huruf 1-5) bermakna ana utusan atau ada utusan, datasawala
(huruf 6-10) bermakna saling adu mulut atau cekcok, yang berakhir perang,
padajayanya (huruf 11-15) berarti sama-sama adidaya (sama-sama kuat),
magabathanga, berarti (akhirnya) sama-sama meninggal dunia akibat berperang.
Lalu huruf-huruf yang mana yang
berkaitan dengan perang dunia? Nah, mari kita fokus ke huruf ke-6 sampai ke-10,
yaitu yang berbunyi datasawala (huruf ke 6,7,8,9, dan 10) yang berarti cekcok
dan mereka berperang!
Perang Dunia I dimulai tahun 1914 s/d
1918. Sekarang jumlahkan angka 1914 (1+9+1+4=15). Lalu angka 15 dijumlahkan
lagi (1+5=6). Jika tahun 1915, 1916, 1917, 1918, angka-angkanya dijumlahkan
hasil akhirnya akan menemukan angka 7,8,9,10. Maka Perang Dunia Pertama
1914-1918 jika angkanya dijumlahkan menghasilkan angka 6,7,8,9,10. Ini sama
dengan angka pada huruf datasawala (6,7,8,9,10) yang berarti cekcok atau perang!
Demikian pula Perang Dunia II (tahun
1941 – 1945), jika angka 1941, 1942, 1943, 1944, 1945 dijumlahkan maka akan
menghasilkan angka akhir 6,7,8,9,10! Aneh bin ajaib! Angka-angka tersebut jika
dicocokkan dengan angka-angka pada abjad huruf Jawa berbunyi datasawala, yang
berarti cecok atau perang!
Othak-athik tapi gathuk. Diothak-athik
tapi cocok! Namun jangan membuat analisa lanjutan! Misalnya, kalau begitu tahun
2013, 2014, 2015, 2016, 2017, akan terjadi Perang Dunia III? (Urd2210)
0 on: "Ramalan Perang dalam Aksara Jawa"