Akarasa –
Dua tahun lebih saya tidak memposting apapun di website ini. Sebelumnya saya
ucapkan terima kasih atas kunjungannya. Kemarin saat saya sedang bersih-bersih
halaman belakang untuk tempat kerja dadakan, saat sedang menyiram rumput yang
sudah mulai mengering akibat kemarau. Saya melihat ada bagian yang masih hijau.
Di atasnya ada kotoran yang mulai kering.
Saya panggil
rekan kerja yang menyapu tak jauh posisinya. Saya memintanya melihat bagian
rumput yang masih hijau itu. "Lihat. Apa yang ada di atasnya?"
Bingung.
Mungkin tidak begitu memerhatikan. Tanpa sungkan lagi saya menunjukkan kotoran
yang ada. Bahwa kotoran itulah yang
membuat rumput itu masih terlihat subur.
"Makanya,
jangan meremehkan kotoran. Karena ia bisa membuat tanaman subur dan berbunga
indah. Sayur yang segar yang kita makan juga karena ada bantuan dari kotoran
itu."
Bengong.
Saya masih lanjut. "Begitu juga, jangan meremehkan orang dan diri sendiri.
Bagaimanapun kondisinya. Kotoran saja masih berguna."
Maaf.
Kebetulan lagi benar pikirannya. Kalau dipikir-pikir memang ada benernya, toh?
Yang namanya
kotoran apapun, pasti identik dengan bau dan menjijikkan. Bikin mual. Namun apa
yang terlihat jorok itu memiliki sesuatu yang bisa membuat tanaman menjadi
subur. Pupuk-pupuk untuk tanaman hias biasanya ada campuran kotoran kambing. Kalau untuk sayuran dari kotoran
ayam.
Dari
pengalaman sendiri menanam sayuran bayam sekira sepuluhan tahun lalu, tanah
yang sudah dicampur dengan kotoran ayam dengan takaran yang pas jadi sangat
subur. Ketika dimasak, sungguh mengundang selera.
Beginilah
dalam kehidupan kita sehari-hari, sejatinya diri ini tidak alergi atau jijik
dengan dengan kotoran-kotoran yang lalu-lalang. Menghadapi perilaku kotor
orang-orang di sekitar. Mendapat perlakuan kotor dan menjijikkan, semestinya
tidak membuat diri ini marah dan lari dari kenyataan hidup ini. Tetapi menjadikan semua kotoran yang ada itu
untuk menyuburkan taman hati, sehingga di kemudian hari menjadi taman yang
indah penuh bunga-bunga kebaikan dan kebijaksanaan. #urd2210
0 on: "Mengais Makna Dari Seonggok Kotoran"